Tuesday, 31 July 2018

Touring Trip to Trip de Sumatera Menuju Ranah Minang Part 1 (Jogja-Jakarta-Bengkulu)

Bismillahirrahmanirrahim...
 Jogja-Jakarta-Bengkulu-Padang-Bukittinggi. Yak itulah sepenggal nama-nama kota yg hadir mengisi daftar KPS utama sya dalam mengarungi Pulau Sumatera kembali untuk ke sekian kalinya. Touring menuju ranah Minang yg pada awalnya hanya menjadi wacana di pikiran sya saja akhirnya terealisasi juga. Perjalanan lintas Sumatera kali ini merupakan perjalanan terpanjang sya sementara ini pasca sebelumnya juga sempat merasakan perjalanan serupa menuju Pekanbaru yg menurut sya hampir sama jauhnya. 
     Ranah Minang menjadi target destinasi touring yg wajib sya kunjungi karena setidaknya ada tiga alasan yg mendasarinya. Pertama, pengalaman touring sya sebelumnya mengunjungi beberapa kota di Sumatera menjadi pemicu utama untuk lebih mengeksplore wilayah kota lain di Sumatera yg belum sempat terjamah oleh kaki ini, apalagi ranah Minang yg sangat kental dengan kearifan lokal khasnya serta spot-spot legend yg menarik perhatian  para busmania seperti Sitinjau Lauik dan Danau Singkarak. Kedua, adanya spesies bus tronton milik SAN yg mengisi trayek Bengkulu-Padang seakan menghipnotis sya untuk ikut merasakan sensasinya. Ketiga, pemesanan tiket SAN yg rencananya akan sya naiki nanti untuk mengarungi indahnya pulau Sumatera dari Jakarta udah bisa dipesan secara online melalui aplikasi redBus sehingga bisa meminimalisir biaya perjalanan hehe... (ini alasan paling utama hohoho). 
   Pada awalnya, sya hanya merencanakan buat touring tektok Jogja-Padang saja namun akhirnya diteruskan hingga Bukittinggi sekalian karena pertimbangan udah jauh-jauh ke Padang kenapa ga sekalian ke Bukittinggi mengingat kata orang belum lengkap rasanya kalo belum menyempatkan selfi di depan jam Gadang saat mengunjungi ranah Minang hehehe... Setelah ijin orang tua dikantongi, sya pun nekat buat terus melanjutkan misi ini walaupun ga ada persiapan khusus dan ga ada kenalan satu pun di Padang maupun Bukittinggi. Semua info tentang Padang-Bukittinggi dan gambaran perjalanan menuju ke sana hanya sya dapatkan via googling dan FB saja, sing penting yakin bae lah mangkat mulih selamet.
   Rencananya, perjalanan ini dilaksanakan selama kurang lebih seminggu mulai tanggal 13 Juli hingga 20 Juli 2018 dan akan dibagi menjadi 8 etape utama yaitu Jogja-Jakarta ; Jakarta-Bengkulu ; Bengkulu-Padang ; Padang-Bukittinggi ; Bukittinggi-Bengkulu ; Bengkulu-Jakarta ; Jakarta-Solo ; dan Solo-Jogja. Kali ini etape yg sya lakukan memang cukup banyak mengingat perjalanan menuju Bukittinggi ini harus sya jalani via Bengkulu dulu karena di redBus hanya ada SAN saja yg melayani trayek menuju Padang transit Bengkulu. Dan untuk part 1 kali ini hanya akan sya bahas perjalanan dari Jogja hingga Bengkulu dulu.   
 Perjalanan Jogja-Jakarta (Pulogebang) ini sya awali dengan menggunakan armada yg tak terlalu dilirik oleh mania jaman now namun masih recomended dari segi larinya bagi sya yaitu Pahala Kencana dengan memanfaatkan sisa poin redBus yg sya miliki. Selain itu, alasan agar bisa tiba di Pulogebang sebelum subuh merupakan pertimbangan lain dipilihnya PK ini. Hanya dengan 83rb saja, tiket PK tujuan Jogja-Pulogebang ini sudah bisa sya amankan saat H-15, padahal harga aslinya 160rb. Namun seminggu sebelum keberangkatan, permasalahan seat yg tak biasa terjadi pada saat pembelian tiket PK pun tiba-tiba mengancam kelangsungan hotseat yg udah sya pesan. Kok bisa? Jadi gini, pada saat pembelian tiket PK via redBus, sya telah memesan tiket tujuan Pulogebang dari pool Janti dan didapatkanlah PK dengan kode rute 222 yg mana rute ini adalah tujuan Pulogebang via selatan yg udah jarang beroperasi. Pada saat sya cek di website resmi PK ternyata bus tujuan Jogja-Pulogebang hanya dilayani dengan kode rute 226 saja yg biasa via utara sehingga seat 1B yg sya pilih tak muncul pada manifest PK 226 tsb. Panik? Jelaslah...karena di sistem PK, sya tetap terdaftar sebagai penumpang pada PK 222 sedangkan kenyataannya PK 222 tak ada dalam pilihan (anehnya di pilihan redBus kok ada dan setelah sya pesan malah udah ga ada lagi hmmm). Bagaimana kelanjutannya? Simak terus di bagian inti ceritanya ya...
   Selanjutnya untuk menuju Bengkulu dari Jakarta, sya masih mempercayakan redBus untuk memesan tiket SAN seharga 400rb. Pengalaman touring menuju Bengkulu sebelumnya naik SAN juga menjadi bahan pertimbangan sya untuk memilih rute Lintas Barat via Manna saja karena relatif lebih cepat jika dibandingkan Lintas Tengah via Lubuk Linggau terlebih sya harus mengejar jam keberangkatan bus tujuan Bengkulu-Padang keesokan harinya. Singkat cerita, dengan kembali memanfaatkan poin redBus yg telah sya kumpulkan akhirnya seat no 2 saat H-15 juga dengan mudah sehingga perjalanan Jakarta-Bengkulu ini dapat sya nikmati secara cuma-cuma.
  Kalo teman2 pengen seperti sya juga bisa touring GRATISan kaya gini bisa dimulai dengan cara menginstal aplikasi Redbus di HP teman2 dengan menggunakan kode referensi RED0X1C17D7 saat login nantinya (Promosi=berbagi ilmu itu indah hehe), langsung deh nanti dapat bonus 80rb buat modal awal biar nanti bisa mencapai poin sesuai yg ditargetkan teman2 sendiri.
 Caper pada Part 1 ini menceritakan perjalanan sya dari Jogja menuju Jakarta serta dari Jakarta menuju Bengkulu via lintas barat dengan berbagai drama yg mewarnainya. Nyatanya, perjuangan touring trip to trip dari kota AB menuju kota BA tak semudah yg dibayangkan seperti membalikkan kode nomor kendaraan dua daerah tsb. Bagaimana kisah perjalanan panjang melewati 'horornya' pantura dan extremnya lintas barat Sumatera ini? Mari kita simak bersama Check it out ....  


HARI 1
12.50 : Menuju agen PK Janti dianter oleh babang Grab karena pihak agen Janti menyuruh untuk datang di agen pukul 13.00 saat sehari sebelumnya sya konfirmasi ke agen PK Janti. Niat awalnya kmaren sih ingin memastikan nasib hotseat sya sekaligus mencetak tiketnya tapi malah disuruh besok saja sekalian saat keberangkatan sehingga rasa galau akan keberlangsungan hotseat sya pun masih berlanjut huffttt...
13.05 : Tiba di agen sekaligus pool PK Janti sudah ramai sekali dengan penumpang yg akan berangkat hari ini efek momen penghujung akhir liburan sekolah.  Lanjut laporan sama pihak agen dulu untuk mengambil tiket sambil harap2 cemas akan tergesernya singgasana dambaan para busmania ini. Alhamdulillah ternyata keberuntungan masih berpihak pada sya saat tertulis nomor seat 1D di tiket sya walaupun emang harus tergeser dari seat 1B setidaknya masih dapat seat depan. Benar kan dugaan sya klo PK kode rute 222 emang ga ada dan sekarang tinggal harap2 cemas dapat armada apaan untuk PK kode rute 226 ini secara armada PK tujuan Jogja-Jakarta ini selalu rolling tiap harinya jadi sangat sulit dikeker. Hanya berharap bisa dapat armada MB OH 1626 nya saja. Karena tujuan sya adalah Pulogebang, maka bus yg bakalan sya naiki adalah bus jatah Bogor via utara yg hingga saat ini belum terlihat hilalnya di pool PK Janti. Infonya sih bus tsb start awalnya dari Klaten sedangkan bus yg start dari pool Janti hari ini adalah bus jatah Merak (via utara), Pasar Kemis (via selatan), Denpasar dan Bandung (via selatan) yg sudah pada siap di pool belakang.
Suasana Pool PK Janti
Tiket PK
13.55 : Bus PK bernomor lambung HT 004 dengan body Jetbus non HD facelift Jetbus 2 berlivery nano-nano telah tiba dan merapat ke agen PK Janti. Ternyata PK HT 004 lah yg hari itu menjadi bus jatah Bogor setelah krunya menempelkan kode rute 226 di kaca depan bus. Alhamdulillah sesuai harapan lagi dapat armada yg mentul-mentul berchasis MB OH 1626.
PK HT 004 Tiba di Pool Janti
PK HT 004
14.05 : Pihak agen langsung mempersilakan penumpang tujuan Klari, Bekasi, Pulogebang, Kampung Rambutan, Bogor dsk untuk naik ke dalam bus kemudian mengabsennya. Bus ini termasuk dalam kelas VIP yg memiliki konfigurasi seat 2-2 sejumlah 34 seats+legrest by Aldilla lawas. Masing2 seat telah dilengkapi dg selimut dan bantal. Syangnya, legroom armada ini cukup sempit apalagi di bagian hotseatnya sehingga adanya legrest tak ada artinya bagi penumpang hotseat, tetapi saat sya nengok seat baris kedua ke belakang tenyata cukup longgar malahan. Walaupun interiornya terlihat lawas dan usang namun tetap bersih dan wangi serta fasilitas audio dan TV dalam bus masih berfungsi dengan baik.
Kemudi PK HT 004
Interior PK HT 004
Seat PK HT 004
Legroom PK HT 004 yang Sempit
14.15 : Bus diberangkatkan dari agen PK Janti sebagai armada pertama yg angkat jangkar dari sini dengan kendali driver pertama yg kece gayanya (kelihatannya sosss bawanya). Bus harus mengambil arah memutar dulu di kolong flyover Janti baru menuju arah terminal Giwangan. Sensasi mosak-masik langsung terasa saat bus digeber dengan kencangnya menyusuri ringroad timur Jogja. Benar saja, mulai dari sini udah terasa klo driver bus ini memiliki style pelari. Suspensi MB OH 1626 yg mentul-mentul menambah kenyamanan selama perjalanan ini.
Berangkat dari Pool PK Janti
Menyusuri Ringroad Timur
14.27 : Mengisi solar di SPBU Singosaren dulu. 
Mengisi Solar di SPBU Singosaren
14.38 : Memasuki terminal Giwangan untuk menaikkan penumpang dari agen Giwangan. Mayoritas penumpang bus ini ternyata pada naik dari sini dan hotseat 1ABC pun mulai dihuni oleh rombongan keluarga yg bertujuan Bogor.
Mengambil Penumpang di Terminal Giwangan
14.45 : Hanya sebentar saja PK HT 004 ini memasuki terminal Giwangan karena sekedar menaikkan penumpang saja langsung digass keluar terminal lagi.
Meninggalkan Terminal Giwangan
15.02 : Melintas Gamping setelah bermosak-masik ria menyusuri ringroad selatan Jogja bareng Mustika bumel, Murni Jaya dan Santoso "Al-Fathier". Aksi kejar-kejaran ketiga bus ini hanya bertahan hingga pertigaan Gamping karena Murni Jaya belok kiri menuju arah Wates sedangkan Mustika dan Santoso "Al-Fathier" berhasil menerjang lampu bangjo di detik-detik terakhirnya.
Melintas Gamping
15.18 : Memasuki terminal Jombor, kembali menaikkan penumpang dari agen resmi PK yg berada di dalam terminal Jombor. Saat itu kebetulan lagi ada kopdar BMC Jogja di terminal Jombor dengan teman sya Andreas sbg salah satu punggawanya. Syangnya, sya ga bisa turun untuk sekedar menyapanya karena bus ini hanya mampir sebentar saja sehingga ta suruh motoin aja penampakan bus ini dari luar hohoho...
Memasuki Terminal Jombor
Kopdar BMC Jogja
PK HT 004 di Terminal Jombor
15.25 : Bus diberangkatkan dari terminal Jombor menyisakan beberapa seat saja yg akan dilengkapi saat mampir di agen Ambarawa dan Banyumanik nanti.
Berangkat dari Terminal Jombor
15.30 : Melintas Denggung, PK HT 004 memilih belok kiri via jalan alternatif untuk menghindari kepadatan kendaraan di ruas jalan utama. Eka dan Ramayana Patas pun terpantau melintas jalur ini juga dari arah Magelang.
Melintas Demggung
Melintas Jalan Alternatif
15.36 : Kembali ke ruas jalan utama Jogja-Magelang yg masih ramai lancar.
Melintas Jalan Utama Jogja-Magelang
15.40 : Mulai deh kena macet akibat antrian kendaraan di bangjo Tempel yg udah mengular sangat panjang. Pemandangan macetnya jalanan yg selalu menghiasi jalur Jogja-Magelang dikala malem Sabtu, malem Senin dan libur panjang akhirnya kembali sya rasakan. Hanya berharap pling tidak masih bisa mengucapkan selamat Subuh saat mendarat di Pulogebang nanti.
Macet di Bangjo Tempel
15.56 : Melintas perbatasan DIY-Jateng di kawasan Tempel-Salam. 
Melintas Perbatasan DIY-Jaten
16.00 : Baru lancar sebentar udah disambut kemacetan lagi di kawasan Sucen masih karena adanya bangjo sbg penyebab utamanya huffftt...
Macet di Sucen
16.12 : Memasuki kawasan Muntilan agak tersendat saat melintas depan pasar Muntilan akibat aktivitas pasar dan padatnya kendaraan. Lepas Muntilan barulah kembali aksi mosak-masiknya ditunjukkan hingga Magelang.
Melintas Muntilan
16.35 : Melintas Artos kembali harus berjibaku dengan kemacetan akibat antrian kendaraan yg mengular lagi di bangjo namun tak sehoror di Tempel tadi.
Melintas Artos
16.40 : Melintas depan Terminal Magelang karena ga ada penumpang yg naik dari terminal ini.
Melintas Depan Terminal Magelang
16.55 : Lepas area Magelang dan memasuki jalan Magelang-Secang kawasan Payaman yg cukup padat, langsung miyak-miyak goyang kanan kiri terus melibas kendaraan yg berada di depannya hohoho mantap... Penampakan Santoso "Josephira" yg terlihat miyak-miyak di depan tentu membuat PK HT 004 terpycu untuk mengejarnya hingga aksi kejar-kejaran yg cukup sengit terjadi antara dua armada pelari ini. PK HT 004 yg sempat berhasil menggoyang kanan Santoso "Josephira" ternyata tak mampu mempertahankan posisinya untuk waktu yg lama karena serangan balik berupa sesetan kiri tipis-tipis dari Santoso "Josephira" langsung menerjang PK HT 004 hingga berhasil memperlebar jarak dengannya.
Melintas Payaman
Mengejar Santoso "Josephira"
17.10 : Melintas Secang. Lepas Secang mulai beraksi kembali goyang kanan kiri di lintasan meliuk-liuk naik turun Pringsurat-Bedono yg ditunggu-tunggu. Hal ini tak menyurutkan nyali sang driver untuk memacu busnya lebih cepat dan tetep mosak-masik sekaligus memacu adrenalin para penumpangnya hihihi...
Melintas Secang
Melintas Jalur Pringsurat-Bedono
Melintas Jalur Pringsurat-Bedono
17.27 : Melintas Pingit tetap melaju di ruas jalan utama tanpa memotong jalan via pasar Pingit.
Melintas Pingit
17.32 : Melintas Bedono masih terus ngejoss meliuk-liuk sambil sesekali goyang kanan di jalanan yg berliku dan ramai kendaraan ini.
Melintas Bedono
Melintas Bedono
17.50 : Melintas Jambu terpaksa harus berjalan merayap akibat bertemu dg pasukan kendaraan yg dipimpin oleh truk muatan yg berada jauh di depan sehingga kendaraan2 di belakang truk tsb mau gak mau harus ikutan gremet2 juga.
Melintas Jambu
Video aksi mosak-masik PK HT 004 dalam pemanasan melintasi jalur Jogja-Semarang ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

18.00 : Melintas pertigaan lingkar Ambarawa lanjut lurus via kota Ambarawa karena harus mengambil penumpang di agen terminal Ambarawa.
Melintas Pertigaan Lingkar Ambarawa
18.05 : Memasuki terminal Ambarawa untuk mengambil penumpang sebentar dan langsung angkat jangkar lagi.
Memasuki Terminal Ambarawa
18.13 : Melintas depan terminal Bawen langsung ambil arah kanan menuju tol Bawen walaupun hanya sampai Ungaran saja karena harus mampir agen Banyumanik. Tak terlihat satu pun bus-bus malam dari arah Solo tujuan Jakarta yg biasanya mulai menampakkan dirinya memasuki tol Bawen pula sehingga sepi sekali teman perjalanan kali ini.
Melintas Bawen
18.17 : Memasuki GT. Bawen. Sepanjang tol bawen-banyumanik, bus terus dipacu dg kecepatan tinggi di atas 100 kpj jika dilihat dari aplikasi ulysse Speedometer walaupun tak ada lawan satu pun selama melaju di tol yg hanya sejenak ini.
Memasuki GT. Bawen
18.28 : Exit tol via GT. Ungaran kemudian kembali menyusuri jalan utama Solo-Semarang menuju Banyumanik.
Exit Tol via GT. Ungaran
18.50 : Melintas Ungaran via kota.
Melintas Ungaran
19.00 : Menaikkan penumpang dari agen Banyumanik sebentar kemudian lanjut bermacet-macetan lagi sepanjang Banyumanik-Sukun sebelum memasuki tol Tembalang.
Macet di Banyumanik
19.16 : Memasuki tol Tembalang dan melaju kencang hingga Krapyak.
Memasuki Tol Tembalang
19.30 : Memasuki Krapyak tak ada kepadatan kendaraan berarti. Para pasukan muriaan pun belum nampak terlihat mengisi jalanan pantura ini.
Melintas Krapyak
19.32 : Mengisi solar lagi di SPBU Mangkang disusul oleh PK SHD Lasem-Bandung dan PK Bojonegoro. 
Mengisi Solar di SPBU Mangkang
19.43 : Melintas depan terminal Mangkang sempat tersendat padatnya kendaraan.
Melintas Depan Terminal Mangkang
19.50 : Melintas lingkar Kaliwungu mulai beraksi dengan goyang kanan kiri mendahului kendaraan di depannya. Syangnya, sepanjang lingkar Kaliwungu ini hanya bertemu dengan Madu Kismo parwis yg cukup mudah ditaklukkan dan Bandung Express Legacy SR1 yg lumayan gesit larinya sehingga butuh waktu lama untuk bisa menggeser posisinya.
Melintas Lingkar Kaliwungu
Mengejar Bandung Express
20.00 : Melintas Kendal sempat tersendat kembali namun kelihaian sang driver pertama ini dalam mencari celah jalan berhasil mencentang PK Bojonegoro livery lawas yg tak ikut mampir di SPBU Mangkang. Lanjut selap-selip lagi mengasapi Harapan Jaya dan Kramat Djati seri 2. 
Melintas Kendal
Mengejar KD seri 2
20.12 : Melintas Cepiring terlihat Ramayana seri B yg lagi geal geol berlari dengan mosak-masik kemudian terus diikuti PK HT 004. 
Melintas Cepiring
Konvoi dengan Ramayana seri B
20.25 : Melintas depan RM. Sari Rasa. Konvoi antara PK HT 004 dan Ramayana seri B masih terus bergulir walaupun sempat tertinggal, namun akhirnya bisa terkejar kembali sebelum akhirnya sang pemanah harus menghentikan lajunya buat servis makan di RM. Gerbang Elok.
Melintas Depan RM. Sari Rasa
20.36 : Memasuki RM. Sendang Wungu, sudah ada PK Nusgem team Madurace yg telah terparkir sendirian di sini. Beberapa menit kmudian barulah duo PK Bojonegoro dan PK SHD Lasem-Bandung mulai merapat memasuki RM. Sendang Wungu. Sya langsung turun duluan menuju tempat servis makan khusus penumpang Pahala Kencana yg berada di ruangan tersendiri. Kupon makan model scan barcode yg tertera di tiket pun langsung sya tukarkan dengan menu prasmanan yg terdiri dari nasi, sop, bihun goreng, ayam goreng, krupuk dan teh manis hangat. Kali ini sya beruntung karena mengambil servis makan paling awal sehingga 'aman' dari pantauan petugas RM, padahal para penumpang yg mengambil servis makan setelah sya udah mulai diambilin jatah lauk ayam gorengnya hihihi...Rasa masakannya lumayan enak dan masih hangat semua.
Istirahat di RM. Sendang Wungu
Menu Servis Makan di RM. Sendang Wungu
20.50 : Setelah selesai makan lanjut shalat jamak Magrib dan Isya dulu biar tenang di perjalanan selanjutnya nanti. PK Wonogiri-Bandung dan PK Ponorogo mulai terlihat memasuki area RM juga saat sya akan menuju mushola.
21.30 : Bus akhirnya diberangkatkan kembali dari RM. Sendang Wungu dengan kendali driver kedua setelah hampir 1 jam bertahan di sini. Ada senengnya, ada juga enggaknya. Senengnya bisa bareng sama bus-bus muriaan pastinya, enggaknya karena takut ga keburu nyampe Jakarta sebelum Subuh secara kondisi jalannya lagi kurang bersahabat malam itu. 
Berangkat dari RM. Sendang Wungu
21.35 : Mulai menanjak di tanjakan alas roban jalan baru konvoi dengan Handoyo seri C. Kedua armada yg udah sama2 mengambil ancang-ancang dari kejauhan ini harus kandas di tengah tanjakan akibat OBL yg sedang terengah2 dan melaju pelan diikuti GH seri G sehingga para pasukan di belakangnya pun pada kagol dan terpaksa hanya bisa mengikutinya dari belakang. Namun, hal sebaliknya dilakukan oleh Harapan Jaya SHD Scania yg tiba-tiba muncul kemudian nekat melenggang di kanan jalan dengan tenaga scanianya yg tak perlu diragukan lagi sehingga berhasil membawanya berada di depan Handoyo seri C.
Melintas Tanjakan Alas Roban
Melintas Tanjakan Alas Roban
21.42 : Kemelut alas roban masih berlanjut pasca melewati tanjakan curam ini karena adanya kemacetan di pertigaan lingkar Plelen. Semua kendaraan dari arah barat dialihkan via lingkar Plelen semua karena denger2 ada insiden laka di jalan alas roban lama sehingga penumpukan kendaraan pun terjadi di sini.
Macet Selepas Alas Roban
21.47 : Lepas kemelut alas roban, PK HT 004 masih belum menunjukkan kemampuan yg sesungguhnya dan cenderung santai larinya. Handoyo seri C, Harapan Jaya SHD scania, GH seri G, dan OBL pun semakin berlari menjauh dari jangkauan PK HT 004. Kondisi ini hanya berlangsung sementara karena hanya dengan hitungan detik, keadaan pun dengan mudah berbalik. Diawali dengan aksi seset kiri Handoyo seri C kemudian lanjut mengejar GH seri G dan OBL yg lagi konvoi, terus membayang-bayanginya hingga  akhirnya keduanya mampu tercentang satu per satu masih dengan aksi sesetan kirinya.
Menyeset Kiri Handoyo seri C
Mengejar GH seri G dan OBL
22.07 : Melintas Banyuputih, belum berhasil mengejar Harapan Jaya SHD scania yg ternyata lumayan licin juga larinya di pantura sehingga udah ngacir cukup jauh dari pandangan PK HT 004. Yang ada malahan ketemu saudaranya lagi si Harapan Jaya HDD yg tak perlu waktu lama untuk mengasapinya.  
Melintas Banyuputih
22.23 : Melintas Batang kembali tersendat akibat kepadatan kendaraan yg melintas bangjo Batang. Akibatnya, New Shantika "United Tokyo" dengan jurus selap-selipnya udah berhasil aja menyelinap dan berada barisan depan sebagai pasukan muriaan pertama yg terlihat mendahului PK HT 004. Lepas Batang, Harapan Jaya SHD scania yg udah mampu ditempel PK HT 004 ini pun tak mampu berbuat apa-apa saat armada pelari Pulogebang ini mulai datang menyerang dan memimpin konvoi singkat antara ketiga armada ini hingga sebelum masuk kota Pekalongan.
Melintas Batang
Macet di Batang
22.30 : Sebelum memasuki kota Pekalongan mulai disambut lagi dengan kemacetan yg udah mengular cukup panjang. Pantes aja tadi New Shantika "United Tokyo" memilih belok kanan mencari jalan alternatif entah lewat mana diikuti Harapan Jaya SHD scania karena udah tahu kondisi macet yg terjadi di jalan utama. Syangnya, PK HT 004 tak mengikuti jejaknya dan memilih tetap lewat jalan utama bersama Selamet. Jurus mlipir kiri pelan-pelan hanya bisa dilakukan keduanya hingga benar-benar terlepas dari kemacetan.
Macet di Pekalongan
22.50 : Lepas perempatan bangjo Pekalongan, lalu lintas mulai lancar via pinggir kota. Saat kembali ke jalan utama, udah nampak rombongan pasukan muriaan yg melaju kencang dari arah kota, bahkan OBL yg udah tercentang tadi udah nyampe sini aja. Mungkin armada2 ini pada lewat jalur alternatif seperti New Shantika "United Tokyo" tadi.
Lepas Pekalongan
22.56 : Melintas Wiradesa, OBL terus digempur kembali pertahanannya namun kali ini cukup tangguh dan terus mengekor di belakang New Shantika "Rolls Royce".
Melintas Wiradesa
23.06 : Melintas Comal kembali terseset oleh HR 50 disusul New Shantika Red Maroon yg begitu licin memiyak jalanan sehingga PK HT 004 pun makin tertinggal. Harus diakui PK HT 004 ini emang kurang lihai dalam memecah kepadatan jalanan.
Melintas Comal
23.11 : Kemacetan membuat kendaraan nyaris tak bergerak kembali menghantui kawasan Comal ini. Melihat kondisi ini, para pasukan muriaan terlihat berbondong2 melakukan aksi buka jalur dipimpin oleh STJ "Archiles",  namun PK HT 004 tak terpycu untuk ikut buka jalur dg mereka karena nyatanya lalu lintas di jalan yg benar mulai berangsur lancar dan justru para pasukan buka jalur ini tersendat di tengah jalan akibat ga dikasih jalan oleh kendaraan dari arah Jakarta hoho...
Macet di Comal
23.22 : Melintas Ampelgading gantian berduel dg New Shantika "Jango" namun lagi-lagi kurang lihainya driver kedua dalam memainkan kemudi membuat New Shantika "Jango" semakin ngacir melesat.
Melintas Ampelgading
23.32 : Melintas Petarukan berhasil menyeset Garuda Mas yg menghalangi proses pengejaran terhadap New Shantika " Jango".
Melintas Petarukan
23.36 : Memasuki lingkar Pemalang. Terlihat penampakan HR 23 yg lagi terjebak lampu merah di belakang, pasti bentar lagi juga auto tersalip nih PK HT 004.
Memasuki Lingkar Pemalang
23.47 : Bangjo di penghujung lingkar Pemalang kembali mengakibatkan penumpukan kendaraan. Hal ini kembali memicu pasukan muriaan untuk melakukan aksi buka jalur. New Shantika "Mc Laren", Agra Mas BM 87, NS 99 terlihat sebagai di barisan terdepan diikuti bus-bus lain di bekakangnya. Aksi ndusel-ndusel pun kemudian terjadi saat ketiga armada tsb meminta jalan untuk kembali ke jalurnya. New Shantika "Mc Laren" dan Agra Mas BM 87 sukses menyelinap masuk jalur lagi tepat di depan PK HT 004 sedangkan NS 99 baru bisa masuk di belakangnya. Akhirnya konvoi mosak-masik pun terjadi antara ketiga armada berwarna dominan putih, merah, dan kuning ini.
Macet di Lingkar Pemalang

HARI 2
00.00 : Melintas Surodadi, duel sengit antara ketiga armada berdapur pacu MB OH 1626 ini semakin memanas. New Shantika "Mc Laren" yg memimpin urutan konvoi terus digempur pertahanannya oleh si semut merah BM 87 namun tak kunjung mampu menggeser posisinya sedangkan PK HT 004 terus mengimbangi kedua pemain muriaan ini dari belakang. 
Konvoi Bareng Muriaan
Konvoi Bareng Muriaan
00.14 : Memasuki Tegal, Agra Mas BM 87 akhirnya berhasil mengubah posisi New Shantika "Mc Laren" menjadi di belakangnya. Saat ketiganya sama2 berhenti di bangjo sebelum masuk Tegal, kedatangan HR 23 yg tiba-tiba menggoyang kanan buka jalur di bangjo kemudian langsung ngewok kiri di depan New Shantika "Mc Laren" ini membuat suasana opera vantura ini semakin memanas. Nah kan akhirnya tersalip juga oleh HR 23. Upaya mengejar HR 23 pun dilakukan namun geliatnya yg begitu licin emang sangat susah untuk diimbangi.
Menempel New Shantika "Mc Laren"
Mengejar HR 23
00.17 : Aksi kejar-kejaran antar pemain muriaan ini pun akhirnya terpecah. HR 23 beserta New Shantika "Mc Laren" yg memilih lewat jalan utama ternyata tak diikuti oleh PK HT 004 yg lebih memilih mengikuti jejak Agra Mas BM 87 yg terus lurus via lingkar utara Tegal.
Melintas Lingkar Utara Tegal
00.24 : Kemelut kembali terjadi di penghujung lingkar utara Tegal tepat di samping Terminal Tegal akibat penumpukan kendaraan yg menanti pergantian warna bangjo. Agra Mas BM 87 yg tak sabar menanti langsung berinisiatif buka jalur hingga tepat berada di depan bangjo. HR 24 tak disangka-sangka tiba-tiba muncul dari arah belakang langsung mengisi jalur 4 berdampingan dengan si semut merah. Ternyata HR 23 dan HR 24 malem itu lagi jalan bareng ke barat. PK HT 004 yg awalnya ragu ikut buka jalur pun akhirnya ngintil juga di belakang Agra Mas BM 87. Lanjut maraton kembali di pantura mengejar HR 24 yg udah ngacir tak terlihat menyusul HR 23 yg justru melesat lebih dulu via jalan utama.
Persiapan Buka Jalur
Buka Jalur di Tegal
00.31 : Memasuki GT. Brexit barengan sama Agra Mas BM 87 dan sempat menyeset kiri Harapan Jaya sebelum buka gerbang. Sepanjang tol brebes pejagan ini, bus mulai dipacu kenceng. Dapur pacu MB OH 1626 terus meraung-raung melintasi track lurus tol sambil mulai mengasapi kendaraan lain di depannya.
Memasuki Brexit
Melintas Tol Brebes-Pejagan
00.42 : Memasuki tol Pejagan-Kanci harus rela memberikan jalan pada Bejeu B59 yg bertenaga scania tsb. Sepertinya PK HT 004 ini masih belum 'panas' untuk beradu skill dan speed di tol bersama pemain muriaan lain.
Melintas Tol Pejagan
MengOT Harapan Jaya
01.26 : Memasuki GT. Palimanan. Sepanjang tol Cipali ini, aksi PK HT 004 mulai semakin menggila pasca diseset kiri dengan sadis oleh New Shantika SE. Kesabaran memang berbuah manis. Semakin lama RPM mesin terasa semakin meningkat, namun agak ngeri juga karena rasanya lumayan limbung saat lari kenceng kya gini. Setiap kendaraan yg melintas di depannya berhasil diasapi dengan mudah baik dari sisi kanan maupun kiri namun belum mampu mengejar ketertinggalannya dari New Shantika SE walaupun beberapa kali sempat nempel tipis-tipis. Sinar Jaya, Handoyo, Rosalia Indah, Gunung Harta, Agra Mas BM 84, Agra Mas BM 109, Selamet, dll merupakan beberapa armada yg berhasil dicentang oleh PK HT 004 seingat sya sebelum akhirnya tewas tertidur hehe... 
Memasuki GT. Palimanan
Video aksi PK HT 004 saat melintas tol Brexit hingga Cipali ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

02.50 : Memasuki ruas tol Jakarta-Cikampek masih terus digeber kencang.
Memasuki Tol Jakarta-Cikampek
03.05 : Baru melesat sebentar di ruas tol Jakarta-Cikampek, PK HT 004 harus sein kiri menuju GT. Karawang Timur untuk menurunkan penumpang tujuan Klari, tepatnya di depan SPBU Klari. Proses pergantian driver pun kembali terjadi. Kali ini PK HT 004 tak diarahkan puter balik kembali masuk tol namun lebih memilih via jalan arteri saja untuk menghindari kemacetan di tol sekalian juga menurunkan penumpang di Bulak Kapal. Ini merupakan pengalaman pertama sya menuju Jakarta via arteri.
Memasuki GT. Karawang Timur
03.15 : Melintas depan terminal Klari kemudian lanjut menyusuri lingkar Tanjungpura Karawang.
Melintas Depan Terminal Klari
03.25 : Melintas depan terminal angkot Tanjungpura Karawang lanjut menyusuri jalan arteri non tol ini hingga Cikarang. Sepanjang melintas jalan arteri ini, PK HT 004 terus dipacu kencang layaknya melaju di tol karena kondisi jalan yg masih sepi. 
Melintas Arteri Karawang-Cikarang
03.45 : Melintas SGC Cikarang. Handoyo seri B yg juga melintas di jalur ini sejak ketemu selepas lingkar Tanjungpura tadi masih menjadi teman konvoi yg handal karena sama-sama kenceng larinya. 
Melintas SGC Cikarang
03.55 : Melintas pertigaan jalan akses tol Cibitung, masih terus berlanjut menyusuri jalan arteri hingga Bulak Kapal.
Melintas Cibitung
04.12 : Menurunkan penumpang di Bulak Kapal tepat di samping SPBU Bulak Kapal yg legend itu. Lanjut mengarah ke tol kembali untuk menuju Pulogebang. Agra Mas BM 84 yg sempat berhasil diasapi di tol Cipali tadi nampak baru lepas dari GT. Bekasi Timur menuju arah Bulak Kapal.
Menurunkan Penumpang di Bulak Kapal
04.20 : Memasuki GT. Bekasi Timur menuju tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta dan langsung disambut dengan kemacetan parah hingga GT. Cikunir. Harap-harap cemas pun kembali menggelayut di benak sya karena udah hampir menjelang Subuh, berharap tak terlalu lama berjibaku di sini agar jam sya tak semakin mepet. Berkat kelihaian sang driver pertama dalam mencari celah jalan dengan mecok kanan-kiri dan kemampuan ndusel-ndusel di antara antrian kendaraan membuat PK HT 004 pun bisa lebih cepat terbebas dari siksaan kemacetan ini.
Memasuki Tol Jakarta-Cikampek Lagi
04.55 : Alhamdulillah sampai juga di Terminal Pulogebang dengan sisa waktu yg tak banyak lagi buat sya untuk melanjutkan perjalanan menuju Pademangan PP. Overall naik PK HT 004 ini cukup nyaman dan recomended dari segi kecepatannya yg ga kalah sama bus muriaan. Hanya saja kondisi lalu lintas yg kurang mendukung perjalanan dengan banyaknya macet di mana-mana membuat bus ini telat tiba di Jakarta. Lanjut menuju masjid terminal Pulogebang untuk shalat Subuh dulu.
Tiba di Terminal Pulogebang
05.10 : Usai shalat Subuh lanjut menuju shelter busway untuk melanjutkan perjalanan ke Pademangan. Di shelter busway sudah tersedia armada PPD tujuan Kampung Melayu dengan chasis Hino RK8nya yg baru terisi beberapa penumpang saja. Sepanjang perjalanan dari Pulogebang menuju Kampung Melayu ini sya habiskan hanya untuk tidur saja di seat pojok paling belakang.
Menuju Kampung Melayu
05.50 : Transit di halte Kampung Melayu langsung menuju shelter keberangkatan busway tujuan Ancol yg saat itu telah standby juga bus PPD serupa dengan yg tadi. 
06.25 : Sesampainya di halte busway Pademangan kemudian langsung order grabbike menuju Pademangan timur.
06.35 : Tiba di rumah Pademangan udah ga ada waktu lagi buat bersantai-santai. Waktu yg hanya tersisa sekitar setengah jam ini sya manfaatkan buat langsung mandi, sarapan,  dan packing2 lagi karena harus puter balik menuju Pulogebang lagi mengejar jam keberangkatan SAN tujuan Bengkulu jam 9 pagi ini.
07.15 : Berangkat menuju halte busway Pademangan naik Grabbike dengan membawa perbekalan sendiri dari rumah biar ngirit di jalan hehe... Tak lupa pamit sama orang tua biar touringnya lancar hehe...
07.25 : Tiba di halte busway Pademangan langsung dapat armada bus gandeng oldnya seri DMR by Ino Bus menuju Kampung Melayu.
Menuju Kampung Melayu
08.10 : Demi mengejar waktu, sya memutuskan untuk tidak turun di tujuan akhir halte Kampung Melayu dan memilih turun di halte Pasar Jatinegara saja sehingga bisa langsung lari menuju halte Stasiun Jatinegara 2 via jembatan penghubung yg lumayan panjang untuk menunggu busway arah Pulogebang. Alhamdulillah yg datang pertama kali menghampiri sya adalah armada Volvo B11R terbaru dari Trans Jakarta trayek Pulogebang-Kampung Melayu. Akhirnya berkesempatan juga untuk mencoba kenyamanannya.
Menuju Pulogebang
08.40 : Alhamdulillah sampai juga di Terminal Pulogebang lagi. Lanjut turun ke lantai dua menuju deretan agen bus malam dan menuju loket perwakilan SAN yg berada jadi satu dengan agen bus-bus tujuan Sumatera lainnya. FYI untuk tarif bus SAN tujuan Jakarta-Bengkulu ini dibandrol seharga 400rb non servis makan untuk kelas executive. Cukup mahal memang harga tiket buat menikmati perjalanan ke Bengkulu yg hanya kurang lebih selama 24 jam ini hampir setara dengan harga tiket Jakarta-Padang/Pekanbaru dengan waktu perjalanan kurang lebih 36 jam. Saat mengkonfirmasi sama loket SAN pulgeb, sya sedikit bingung karena disuruh menemui orang kantor dulu di area keberangkatan lantai 3 untuk menanyakan dapat bus yg mana sya hari ini (mungkin hari ini bus yg berangkat lebih dari satu). 
08.50 : Saat naik ke lantai 3 di area keberangkatan, terlihat sesosok SAN Golden Dragon BD 7157 AN berbody HDD rombakan All New Legacy SR1 yg memasuki jalur keberangkatan. "Duh ngalamat dapat gogon lagi nih kyaknya huffft", gumam sya. Namun, setelah ketemu orang kantor di area keberangkatan ternyata bukan itu armada yg menjadi jatah sya melainkan BD 7165 AN. Mendengar hal tsb, tentu hati ini sangatlah senang bukan kepalang karena tahu bakalan mendapat jatah armada avante HDD berchasis scania K360ib Comfort Shif yg tak lama kemudian bersanding dengan SAN BD 7157 AN di jalur keberangkatan.
SAN BD 7157 AN
SAN BD 7165 AN
09.00 : Kembali ke lantai 2 untuk menukarkan m-tiket dari redBus ini dg tiket SAN yg asli secara cuma2 hohoho... Setelah urusan reservasi tiket beres lanjut balik lagi menuju area keberangkatan di lantai 3 untuk nungguin waktu keberangkatan yg tak lama lagi di depan armada Siliwangi Antar Nusa (SAN) bernopol BD 7165 AN a.k.a New Sang Idola dengan body Avante HDD hasil reinkarnasi dari body Scorpion X lamanya. Hari itu SAN tujuan Bengkulu via Manna ini memang memberangkatkan dua armada sekaligus saking banyaknya penumpang.
SAN BD 7165 AN
SAN BD 7165 AN
Tiket SAN
09.10 : Penumpang mulai dipersilakan masuk ke dalam bus. Dari segi eksterior, SAN BD 7165 AN ini nampak begitu mewah. Interiornya pun ga kalah mewah untuk sekelas executive rasa VIP ini. Bus dengan konfigurasi seat 2-2 sejumlah 40 seats usungan Aldilla terbaru ini telah dilengkapi selimut tipis dan bantal pada masing2 seatnya ditambah fasilitas toilet di tengah dan smoking room di belakang. Jarak antarseatnya menurut sya masih lumayan sempit sehingga kurang nyaman untuk perjalanan jarak jauh dan itu saja minusnya dari armada ini. Ramainya kondisi penumpang saat itu sempat membuat pihak loket dan pengurus SAN agak kewalahan mengatur penumpang, maklum aja karena udah memasuki penghujung akhir liburan sekolah. Tak sedikit penumpang yg salah masuk bus, harusnya naik BD 7157 AN malah naik BD 7165 AN atau sebaliknya.
Interior SAN BD 7165 AN
Interior SAN BD 7165 AN
Interior SAN BD 7165 AN
Interior SAN BD 7165 AN
Legroom yang Masih Sempit
09.42 : Bus diberangkatkan dengan membawa penumpang full seat pagi itu dengan bang Bayu sebagai driver pertamanya. Kesan pertama saat bus telah berjalan meninggalkan terminal Pulogebang yaitu nyaman sekali rasanya dengan dukungan air suspension ala Scania yg mentul2 dan cara bawa busnya yg alus namun 'topi' yg terpasang dalam bus ini emang sungguh menyiksa pandangan ke depan. FYI, rute yg akan dilalui oleh bus SAN ini menuju Bengkulu adalah via Merak-Bakauheni-Lintas Timur (Kalianda-Tarahan-Bandar Lampung)-Lintas Barat (Pringsewu-Kota Agung-Krui-Manna)-Bengkulu. Rute Bengkulu via Manna (Lintas Barat) ini relatif lebih cepat jika dibandingkan via Lubuk Linggau (Lintas Tengah), namun rute lintas barat ini hanya dilayani untuk trayek Jakarta-Bengkulu PP saja oleh SAN.
Berangkat dari Pulogebang
09.48 : Kali ini bus tidak langsung keluar menuju tol lingkar timur lanjut tol dalam kota namun diarahkan menyusuri jalan arteri arah Pulogadung menuju Cakung kemudian baru masuk tol via GT. Cakung untuk menghindari kemacetan yg terjadi di tol dalam kota. Baru pertama kali juga sya dilewatkan jalur ini yg cukup asing rasanya buat sya.
Menuju Arah Cakung
09.53 : Memasuki GT. Cakung kemudian menyusuri tol lingkar timur, tol pelabuhan hingga kembali ke tol Jakarta-Merak. Kondisi tol memang cukup lengang sehingga tak salah jika bang Bayu memilih lewat jalur ini walaupun jaraknya lebih jauh. Sepanjang perjalanan menuju Merak ini banyak sya gunakan buat tidur akibat buaian air suspension dari Scania K360ib yg empuk banget ini, berharap juga biar nanti ga ndledek saat melintas jalinsum hihihi...
Memasuki GT. Cakung
Melintas Tol Lingkar Timur
10.40 : Memasuki tol Jakarta-Merak mulai disambut kemacetan panjang di kawasan Karang Tengah sehingga hanya bisa merayap-rayap manjah saja. Lepas Karang Tengah udah kembali lancar jaya dan sepanjang melintasi tol Jakarta-Merak ini, jarum spedometer hanya bermain aman di angka 80-100 kpj saja dan cenderung nyantai.  
Melintas Karang Tengah
12.05 : Memasuki GT. Merak bebarengan dengan SAN Bisnis AC BD 7120 LE yg angkat jangkar dari Pulogebang duluan tadi namun ia mampir nyolar dulu di salah satu SPBU di kawasan Merak sebelum masuk area pelabuhan.
Memasuki GT. Merak
12.11 :  Memasuki area pelabuhan Merak, SAN 7165 harus menepi dulu sebentar sebelum masuk loket untuk melengkapi administrasi pelabuhan yg harus dipenuhi dibantu oleh pengawal pelabuhannya. Denger2, ketatnya kebijakan ini muncul akibat maraknya kasus tenggelamnya kapal di berbagai daerah.
Memasuki Area Pelabuhan Merak
Berhenti Sebentar Sebelum Masuk Loket Pelabuhan Merak
12.20 : Setelah urusan administrasi pelabuhan selesai, SAN 7165 bersama pengawal pelabuhannya kemudian memasuki loket pelabuhan Merak dan diarahkan menuju dermaga 4 yg kapalnya udah standby akan diberangkatkan. 
Memasuki Dermaga Pelabuhan Merak
12.40 : Akhirnya sampai juga di dalam kapal KM. Caitlyn disusul oleh SAN 7120 kembali dan dua unit armada Damri. Seluruh penumpang bus diminta untuk turun dan menuju ke dalam ruang penumpang kapal di atas yg disediakan. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan kembali oleh Allah SWT untuk menikmati indahnya pulau Sumatera untuk kelima kalinya ini. Lanjut shalat Dhuhur dulu di mushola dalam kapal.
Di Dalam Deck Kapal Caitlyn
13.00 : Suara klakson kapal mulai terdengar membahana sebagai pertanda kapal segera akan diberangkatkan dari pelabuhan Merak menuju pelabuhan Bakauheni. Cuaca dan kondisi ombak siang itu yg tenang cukup mendukung perjalanan menyusuri selat Sunda kali ini. 
Meninggalkan Pelabuhan Merak
13.10 : Selama berlayar mengarungi selat Sunda, sya memilih duduk di dalam ruang kelas ekonomi kapal yg disediakan serta berusaha untuk makan siang sekaligus memejamkan mata sejenak biar ga terlalu capek menanti berakhirnya perjalanan naik kapal selama 2 jam an yg membosankan ini. Sebenarnya ada juga fasilitas ruang bisnis dan ruang lesehan di dalam kapal ini yg menyediakan tempat duduk maupun tempat tidur lesehan yg cukup nyaman dan full AC untuk beristirahat dengan membayar 10rb. Namun sya memilih yg ruang ekonomi aja untuk sekedar tidur2an sembari menikmati orkes dangdut electone yg lagi disuguhkan dan sekalian ngeces HP yg udah nyaris sekarat akibat ga sempet ngeces lama tadi di rumah. 
Suasana Ruang Ekonomi Kapal
15.15 : Pemandangan menara Siger yg mulai terlihat dari kapal menandakan bahwa kita sudah hampir sampai di pelabuhan Bakauheni. Sebelum kapal bener2 bersandar di pelabuhan Bakauheni Lampung, seluruh penumpang udah mulai kembali menuju ke dalam bus.
Pemandangan Menara Siger dari Kapal
Penumpang Masuk ke Dalam Bus Kembali
15.45 : Setelah kapal bersandar di dermaga 3 pelabuhan Bakauheni, satu per satu kendaraan mulai keluar dari dalam kapal. Masih di bawah kendali bang Bayu, SAN 7165 ini langsung digas keluar dari area pelabuhan kemudian langsung menuju arah tol Bakauheni-Sidomulyo.
Melintas Tol Bakauheni-Sidomulyo
15.50 : Memasuki GT. Bakauheni Selatan. Kendaraan yg melintasi tol ini masih harus berjibaku dengan tanjakan namun tak securam tanjakan Bakauheni pada jalur biasa dan tentunya tenaga scania K360ib ini sangatlah mumpuni untuk melibasnya dengan mudah.
Memasuki GT. Bakauheni Selatan
15.57 : Memasuki GT. Bakauheni Utara sebagai akhir dari perjalanan melintasi tol yg cukup singkat ini. Lanjut mosak-masik melewati jalur biasa lagi dengan tanjakan dan turunan yg khas hingga memasuki RM. Siang Malam Kalianda. 
Memasuki GT. Bakauheni Utara
Menyusuri Jalan Lintas Timur Sumatera
16.10 : Melintas Penengahan. Satu per satu kendaraan di depannya dengan mudah diasapi oleh bus ini. Jalan yg relatif sudah mengalami banyak perbaikan alias hampir mulus semua ini mmbuat perjalanan makin nyaman walaupun harus menantang sinar matahari sore yg lumayan menyengat.
Melintas Penengahan
Melintas Penengahan
16.20 : Mampir di RM. Siang Malam Kalianda untuk istirahat sekaligus makan siang kelewat sore bagi yg membutuhkan hehe...Sya memanfaatkan waktu ini untuk shalat Ashar dulu kemudian kembali makan bekal yg sya bawa sebagai makan malam sekalian daripada ribet makan di dalam bus hoho...Pemandangan bus lintas Sumatera lain juga nampak merapatkan barisannya di parkiran rumah makan ini seperti SAN 7120 tujuan Bengkulu via Lubuk Linggau, Damri tujuan Jakarta-Bandar Lampung, Damri tujuan Bengkulu-Wonosobo dan SAN S-Liner Volvo 7086 yg lagi perpal karena rusak.
Memasuki RM. Siang Malam Kalianda
Istirahat di RM. Siang Malam Kalianda
Suasana RM. Siang Malam Kalianda
16.55 : Bus kembali diberangkatkan bersama pasangan driver dan kernet yg kedua, jadi jumlah kru bus SAN selama perjalanan ini totalnya ada 4 dg masing-masing driver punya kernet sendiri yg menemani sehingga ga ada ceritanya kernet SAN molor saat menjalankan tugasnya. Baru lepas dari RM sejenak, bus langsung dibelokkan pada SPBU yg tak jauh dari RM. Siang Malam Kalianda untuk mengisi solar.
Berangkat dari RM. Siang Malam
Mengisi Solar di SPBU Dekat RM. Siang Malam
17.14 : Melintas Kalianda. Style driver kedua kali ini lebih soss bawanya. Goyangan demi goyangan dalam memiyak jalinsum yg cukup padat begitu lihai ditunjukkan.
Melintas Kalianda
18.08 : Melintas kawasan turunan extrem Tarahan masih terus dipacu mosak-masik. Pemandangan indah pantai dipadu dengan terbenamnya sang surya tepat di tikungan tajam turunan yg biasanya menjadi objek foto para busmania setempat bisa kita nikmati di sini.
Melintas Tarahan
18.20 : Memasuki gerbang perbatasan kabupaten Lampung Selatan dan kota Bandar Lampung masih terus ngejoss. Suara cetok-cetok ala sein milik scania ini tak henti-hentinya menghiasi perjalanan menjelang malam ini. 
Mosak-Masik di Jalinsum
Memasuki Bandar Lampung
18.30 : Melintas Panjang, penampakan SAN 7120 yg berangkat dari RM. Siang Malam duluan tadi mulai terlihat. Lalu lintas yg memadat dan dipenuhi truk-truk muatan membuat kedua armada ini hanya bisa merayap manjah saja. Kondisi ini diperparah saat memasuki bypass Panjang yg sedang ada proyek perbaikan jalan sehingga hanya tinggal satu lajur yg digunakan untuk masing2 arah. Truk-truk muatan besar yg tak berdaya untuk melaju lebih kencang memaksa kendaraan yg berada di belakangnya untuk berbaris rapi dan bersabar.
Melintas Panjang
19.05 : Mampir sebentar di perwakilan SAN Way Halim untuk menaikkan paketan bersama SAN 7120. Lepas Way Halim, kondisi jalan masih ramai lancar dan mulai merayap saat memasuki perempatan terminal Rajabasa.
Mampir di Perwakilan SAN Way Halim
19.20 : Memasuki terminal Rajabasa untuk kontrolan saja di sini bareng SAN 7120 dan SAN Bisnis AC dari Pekanbaru. Suasana terminal Rajabasa udah mulai sepi dg aktivitas bus lokalan yg beroperasi, tinggal bus AKAP lintasan dari dan menuju Jawa yg meramaikan suasana terminal ini.
Memasuki Terminal Rajabasa
Terminal Rajabasa
19.30 : Meninggalkan terminal Rajabasa masih bersama SAN 7120 yg memimpin di depan.
Meninggalkan Terminal Rajabasa
19.35 : Melintas bunderan Tugu Raden Inten Rajabasa kemudian belok kiri menuju jalur lintas barat Sumatera arah Pringsewu. Di sini SAN 7165 mulai berpisah dengan SAN 7120 yg mengambil arah lurus terus menyusuri jalan lintas timur lanjut lintas tengah menuju Bengkulu via Kotabumi-Baturaja-Lubuk Linggau sedangkan SAN 7165 mulai melewati jalan lintas barat Sumatera yg menghubungkan kawasan Bandar Lampung-Pringsewu-Kota Agung setelah meninggalkan kawasan Rajabasa menuju Bengkulu.
Melintas Bunderan Tugu Raden Inten
Melintas Jalan Lintas Barat
19.45 : Kondisi jalanan lintas barat ini walaupun sempit tetapi cenderung lebih mulus dibandingkan lintas timur. Keadaan gelap dan minim penerangan jalan mulai menghiasi perjalanan saat memasuki kawasan Kabupaten Pesawaran. Kendaraan yg melintas juga masih cukup ramai, baik arah Bandar Lampung maupun Kota Agung.
Memasuki Kabupaten Pesawaran
20.00 : Melintas Gedong Tataan yg merupakan ibukota kabupaten Pesawaran.
Melintas Gedong Tataan
Melintas Gedong Tataan
20.14 : Melintas Gadingrejo, sekitar 15 menit sebelum memasuki Pringsewu namun justru sya kembali terlelap tidur zzzzz...
Melintas Gadingrejo
21.28 :  Melintas Gisting Atas kress dengan SAN S-Liner 7224 dan disusul SAN 7169 yg sama-sama menuju Jakarta.
Melintas Gisting Atas
21.36 : Mulai melintas jalur Pringsewu-Kota Agung yg sempit dan didominasi oleh turunan serta banyak tikungan mesranya di kawasan batu keramat hingga memasuki kabupaten Tanggamus. Hujan tipis-tipis pun tiba-tiba mengguyur kawasan ini namun aksi driver kedua saat meliuk2 di turunan curam saat kondisi hujan ini perlu diacungi jempol skill handalnya.
Jalur Pringsewu-Kota Agung
21.55 : Melintas Kota Agung yg merupakan ibukota kabupaten Tanggamus dengan suasana kota yg sudah sepi ini.
Melintas Kota Agung
Melintas Kota Agung
22.12 : Menyusuri jalur Kota Agung-Bengkunat kawasan Sedayu, Semaka yg terkenal dengan turunan curam dan tikungan extremnya sehingga masih berhasil bikin sya senam jantung lagi.
Melintas Jalur Kota Agung-Bengkunat
Melintas Jalur Kota Agung-Bengkunat


HARI 3
00.20 : Mampir istirahat kedua di RM. Prambanan, Ngambur, Pesisir Barat. Tak ada bus lain yg juga singgah di sini, hanya ada pemandangan pasukan truk muatan yg lagi perpal menanti esok pagi buat berangkat. Sya hanya memanfaatkan waktu ini untuk pergi ke toilet dan melaksanakan shalat jamak Magrib dan Isya saja sedangkan penumpang lain ada juga yg menikmati makan malamnya di RM ini, sekedar ngopi2 maupun makan pop mie.
Istirahat di RM. Prambanan
01.10 : 50 menit berlalu ternyata tak ada tanda-tanda bus akan segera diberangkatkan, padahal Bengkulu masih jauh dan sya masih dikejar waktu. Bahkan, SAN 7157 yg diberangkatkan jauh di belakang SAN 7165 udah mulai merapat bersama di RM ini.
Suasana RM. Prambanan
01.25 : Setelah kurang lebih 1 jam menghabiskan waktu istirahat di sini, bus kembali diberangkatkan dengan formasi pasangan driver dan kernet yg pertama yaitu bang Bayu dan kernetnya. Kondisi jalanan yg gelap gulita dan sempit masih menghiasi perjalanan menuju Bengkulu menyusuri pinggir pesisir barat Sumatera ini. Syangnya, kondisi gelap ini membuat pemandangan pantai pesisir barat yg dilewati menjadi tak terlihat sama sekali.
Berangkat dari RM. Prambanan
02.08 : Melintas jalan darurat yg dilewatkan menuruni tepian pantai di Pekon Mandiri akibat rusaknya jembatan yg menghubungkan jalan lintas barat ini. Ga bisa bayangkan klo ombak pantai lagi pasang pasti auto ga bisa dilewati kendaraan sehingga membuat jalur lintas barat ini jadi lumpuh.
Melintas Jalan Darurat di Pekon Mandiri
02.25 : Melintas Krui yg merupakan ibukota kabupaten Pesisir Barat. 
Melintas Krui
02.34 : Melintas pertigaan yg memisahkan jalur lintas barat menuju Bengkulu dan Liwa. Perjalanan menyusuri pesisir pantai barat Lampung yg penuh kegelapan dan rasa dingin yg makin lama makin merasuk ke dalam tubuh ini membuat sya tak sanggup lagi bertahan untuk tidak memejamkan mata ini...Padahal dari lubuk hati yg paling dalam, pengen banget menikmati goyangan scania ini saat melewati jalur berkelok-kelok yg lumayan extreem ini.
Melintas Pertigaan Arah Bengkulu dan Liwa
04.10 : Bangun-bangun ternyata lagi melintas kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan kondisi jalan berliku naik turun, sepi dan gelap gulita. Turunan panjang tebing batu yg extrem juga akan menyambut SAN 7165 sebelum memasuki wilayah Bengkulu. Cukup deg-degan rasanya melintasi turunan yg nyaris tegak dengan kondisi gelap gulita ini namun aksi bang Bayu beserta kernetnya yg kompak memberi aba-aba saat melintasi jalur maut ini membawa SAN 7165 sukses melewatinya. Setelah melewati kawasan ini, maka sampailah kita di kabupaten Kaur yg merupakan kabupaten paling selatan dari provinsi Bengkulu yg berbatasan langsung dg provinsi Lampung.  
Melintas Kawasan TNBBS
05.20 : Melintas Bintuhan yg merupakan ibukota Kabupaten Kaur. Sempat mampir sebentar di perwakilan SAN Bintuhan untuk menurunkan penumpang dan paketan.
Melintas Bintuhan
05.33 : Menurunkan rombongan penumpang, termasuk penumpang di samping sya ini masih di daerah Bintuhan sehingga mulai dari sini hingga Bengkulu, double hotseat pun bisa sya kuasai sendirian hohoho...Mantap dah jadi lega rasanya bisa selonjoran. Namun sedihnya, kali ini Shalat Subuh sepertinya terpaksa harus sya lakukan di dalam bus karena tak ada tanda-tanda bus ini akan dimampirkan pada masjid terdekat.
Menurunkan Penumpang di Bintuhan
05.52 : Masih menyusuri jalur pesisir barat kabupaten Kaur yg mulai nampak sayup-sayup pemandangan pantai seiring dengan datangnya sang fajar.
Pemandangan Pesisir Pantai
06.10 : Melintas Tanjung Kemuning. Perubahan kondisi jalan lintas barat di daerah ini menurut sya sangatlah signifikan karena dulu kondisi jalannya masih sempit, rusak parah dan banyak sekali zonknya apalagi kondisinya hujan deras bagaikan offroad aja jalanannya. Namun sekarang jalanannya udah mulus dan nampak lebih lebar.
Melintas Tanjung Kemuning
06.40 : Melintas simpang tiga Kedurang dan menurunkan penumpang di sini.
Melintas Simpang Tiga Kedurang
Kondisi Jalan Lintas Barat
06.50 : Mampir istirahat lagi untuk ketiga kalinya di RM. Denai Taragak, Bunga Mas. Sya kira udah tak ada lagi acara mampir-mampir kya gini karena dulu saat naik SAN 7169 langsung ngejoss Bengkulu. Hufffttt... di saat harus mengejar waktu ternyata ada aja halangannya, semoga aja masih nuntut ngejar jamnya SAN tujuan Padang nnti. Sya manfaatkan untuk mengulang shalat Subuh dan sarapan dengan bekal yg sya bawa biar kuat menghadapi kenyataan hoho... Selang 10 menit kemudian, terlihat SAN 7157 udah ngacir duluan melintas tanpa mampir RM ini (tuh kan).
Istirahat di RM. Denai Taragak
07.27 : Bus diberangkatkan kembali setelah hampir 40 menit beristirahat dengan kendali driver kedua. Nah ini yg sya tunggu-tunggu karena menurut sya driver kedua ini bawanya lebih kenceng.
Berangkat dari RM. Denai Taragak
07.37 : Melintas simpang tiga Kayu Kunyit artinya sebentar lagi akan memasuki kota Manna.
Melintas Simpang Tiga Kayu Kunyit
07.40 : Memasuki kota Manna yg merupakan ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan kemudian mampir di depan perwakilan SAN Manna untuk menurunkan penumpang dan paketan.
Memasuki Kota Manna
08.00 : Melintas Pinoraya. Pemandangan khas pesisir yg didominasi pohon kelapa dan tumbuhan bakau mulai kita jumpai saat melintas kawasan ini.
Melintas Pinoraya
08.18 : Memasuki Kabupaten Seluma. Pemandangan pesisir pantai barat dengan ombaknya yg cukup besar mulai terlihat jelas menemani sisa perjalanan menuju Bengkulu ini.
Pemandangan Pesisir Pantai Barat Seluma
Memasuki Kabupaten Seluma
08.50 : Masih menyusuri jalur lintas barat Sumatera kawasan Manna-Bengkulu. Jalanan sepanjang jalur ini masih didominasi jalan berliku yg mayoritas masih cukup mulus dan cukup lebar, hanya sekitar 30% saja jalan yg relatif rusak parah dan banyak lubangnya serta beberapa perbaikan jembatan yg rusak. Sepanjang jalur ini mungkin kita jarang menemui truk-truk muatan seperti pada lintas timur maupun lintas tengah dan kita juga akan banyak menemukan hamparan kebun sawit yg berada di kanan kiri jalan hingga kota Tais.
Perbaikan Jembatan
Jalur Manna-Bengkulu
09.57 : Memasuki kawasan kota Tais yg merupakan ibukota kabupaten Seluma. Ada satu icon yg cukup terkenal di Tais ini yaitu tugu simpang 6 Tais yg menjadi pemandangan tersendiri saat melintasi jalur Bengkulu-Manna ini. 
Melintas Kota Tais
10.21 : Kress dengan SAN BD 7171 AN yg menuju arah Jakarta di Air Periukan. Aksi saling sapa pun terjadi antara dua armada Scania ini.
Kress dengan SAN BD 7171 AN
10.36 : Melintas Sukaraja.
Melintas Sukaraja
11.00 : Melintas Betungan yg menjadi gerbang selamat datang di kota Bengkulu. Jalan yg mulai melebar membuat driver kedua ini memacu armadanya lebih kencang hingga pusat kota.
Melintas Betungan
11.17 : Alhamdulillah telah memasuki kota Bengkulu, ibukota dari provinsi Bengkulu sendiri dengan suasana kota yg tak terlalu ramai layaknya ibukota provinsi pada umumnya. Rutinitas pengisian solar di SPBU langganannya sebelum memasuki pool pun nampaknya tak jadi dilakukan akibat kehabisan stok solar sehingga langsung gas menuju pool dulu saja.
Memasuki Kota Bengkulu
11.45 : Alhamdulillah mendarat dengan selamat di tempat tujuan akhir bus ini yaitu di pool SAN kawasan Jl. MT. Haryono Bengkulu setelah menempuh perjalanan selama 26 jam ini. Rasa panik dan khawatir tak bisa mengejar jam keberangkatan SAN tujuan Padang alhamdulillah tak terjadi walaupun hanya tersisa waktu 1 jam an saja untuk prepare sebelum otw lagi. Seharusnya perjalanan ini bisa jadi lebih cepat apabila tak terlalu lama berhenti di setiap RM yg disinggahi. 
Memasuki Pool SAN Bengkulu
Tiba di Pool SAN Bengkulu
Video singkat perjalanan Jakarta-Bengkulu via Lintas Barat bersama SAN 7165 ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

Nah sampai di sini dulu ya gan kisah perjalanan sya dari Jogja menuju Bengkulu via lintas barat Sumatera ini, semoga menjadi gambaran bagi teman-teman semua yg  berencana mengadakan perjalanan menuju Bengkulu ini. Kisah perjalanan sya selanjutnya dari Bengkulu menuju Padang-Bukittinggi bisa disimak pada part 2 DI SINI. Terima kasih ^_^.


Tarif :
Jogja-Pulogebang : 83k, tarif asli : 160k (Po. Pahala Kencana VIP)
Pulogebang-Kampung Melayu-Pademangan : 2k (Trans Jakarta)
Pademangan-Kampung Melayu-Pulogebang : 3,5k (Trans Jakarta)
Pulogebang-Bengkulu : Free of Charge, tarif asli : 400k (Po. SAN Executive Class)