Tuesday 12 June 2018

Touring Mbolang Bareng ke Pulau Dewata by Trip to Trip

   Sebuah rencana dadakan kembali membawa sya menuju pulau Dewata Bali untuk ke sekian kalinya. Bermula dari sekedar iseng-iseng komen-komenan di fb sama temen sya Insan dan Surya akhirnya berlanjut menjadi sebuah rencana yg lebih serius buat mengadakan acara mbolang bareng lagi kaya dulu yg pernah kita lakukan menuju Muncar, Banyuwangi. Kenangan kebersamaan saat mbolang bareng 2 tahun yg lalu ini tentunya masih membekas di hati dan ingin rasanya mengulanginya kembali. Kesibukan kami yg berbeda-beda tentunya tak semudah itu mendapatkan jadwal yg pas sehingga baru kali inilah kesempatan itu datang saat kami bertiga sama-sama lagi selo dan lagi pengen piknik sejenak merefresh otak yg penat. 
    Pulau Bali menjadi pilihan kami untuk ngetrip bareng karena ingin melanjutkan misi sebelumnya yg hanya baru sempat lewat pelabuhan Ketapang aja saat menuju Muncar sehingga ga ada salahnya klo kini saatnya nyebrang 'kali' hoho... Mungkin bukan sesuatu yg baru lagi buat sya untuk ngetrip ke pulau Bali karena baru saja seminggu yg lalu habis dari Bali naik PK dan GH, kemudian harus kembali lagi ngetrip ke Bali. It's never mind karena beda hari beda juga ceritanya apalagi bus yg akan kami gunakan. Rencana perjalanan yg biasa sya beri nama 'KPS' ini langsung sya siapkan untuk tanggal 4-7 Mei 2018 agar touring kali ini lebih berwarna yg diawali dengan mbumel trip to trip kemudian baru menikmati nyamannya naik bus malam executive. Mbumel trip to trip dilakukan dari Jogja hingga Malang dengan berbagai PO kemudian naik Patas Menggala dengan chasis Golden Dragonnya menuju Surabaya dan diakhiri naik bus Gunung Harta jatah Surabaya-Denpasar yg biasa diisi oleh armada chasis premium MB O500R 1836 sebagai penutup etape keberangkatan menuju Denpasar ini. Pembelian tiket Gunung Harta dan Menggala ini masih sya percayakan pada aplikasi redBus biar menghemat pengeluaran karena alhamdulillah lagi-lagi bisa GRATIS buat sya dan dapat diskon berlimpah buat kedua teman sya hehe...
  Singkat cerita, hotseat 1B, C, D untuk keberangkatan GH Surabaya-Denpasar tanggal 5 Mei 2018 langsung sya amankan seminggu sebelum hari H setelah melewati fase harap-harap cemas karena nyaris gagal dapat hotseat buat ketiganya. Tiket yg diperoleh dari pembelian secara online ini hanya berupa print-printan saja tetapi kalo beli di agen dapat tiket sampulan dengan harga asli 200rb. Demikian pula untuk Menggala Patas Malang-Surabaya seharga 25rb ini. Klo teman2 pengen touring secara GRATIS seperti ini, bisa dimulai dengan cara instal aplikasi redBus di HP teman2 dengan menggunakan kode referensi RED0X1C17D7 saat login nantinya (Promosi=berbagi ilmu itu indah hehe), langsung deh nanti dapat bonus 80rb buat modal awal biar nanti bisa mencapai poin sesuai yg ditargetkan teman2 sendiri.

    Selama perjalanan, banyak kejadian menarik dan hal-hal tak terduga yg kami alami. Canda, tawa, panik, was-was, kecewa, ndledek dan jam mepet selalu menghiasi perjalanan ini. Perjalanan ini dimulai dari tempat yg berbeda, sya start dari Janti kemudian surya start dari Maguwo dan Insan start dari Solo yg selanjutnya kami bertemu di terminal Tirtonadi untuk melanjutkan perjalanan bersama menuju Denpasar. Bagaimana kisah perjalanan seru kami bertiga dan segala drama yg mewarnainya? Mari kita simak bersama Check it out ....

HARI 1
WIB Style
20.50 : Menuju Janti diantar sama abang Grab untuk menunggu bus tujuan Solo. Setelah sekian lama selalu mengawali perjalanan dari terminal Jombor buat naik Nusantara patas, kini sya berkesempatan lagi buat naik bus ATBan lagi. Rencana sih pengen naik Mira 7310 aja biar nanti bisa ikut TTC dulu bareng temen-temen SGL dan menunggu SS 7206 buat lanjut menuju Braan, semoga aja pas jatahnya mas Wawan nanti yg bawa hoho.
21.05 : Sesaat setelah sampai di Janti, datanglah SR 7100 yg tak biasa baru lewat jam segini namun sya hanya membiarkannya lewat di depan sya dan berlalu begitu saja.
21.12 : Hanya berselang 3 menit, kembali membiarkan SR 7802 yg lewat di depan sya berlalu begitu saja.
21.25 : Akhirnya datang juga bus yg dinanti-nanti yaitu Mira 7310 dengan body scorpion king. Kebetulan penumpangnya saat itu lagi sepi sehingga masih kebagian hotseat sebelah kanan dan alhamdulillah masih jatahnya mas Fendi Hara juga saat itu hoho... Lanjut Mira 7310 ngetem dulu sebentar di halte Janti ini dan langsung diberangkatkan lagi dengan kalem sambil terus menyeser penumpang di sepanjang jalan. Lepas Maguwo, Mira 7310 mulai menampakkan aksinya yg terus mosak-masik memiyak jalanan yg cukup padat malam itu ditemani Rosin SHD 462 dari Purwokerto. Suara mesin Hino AK8 bus ini tak henti-hentinya meraung-raung namun cukup halus dan terasa enteng larinya. Rosin SHD 462 pun tak butuh waktu lama untuk dikejar dan diambil alih posisinya.
Mira 7310 Datang
Mira 7310 Ngetem Janti
21.37 : Memasuki kawasan proliman bogem, langsung goyang kanan aja pas lampu bangjo udah ijo. 
Melintas Proliman Bogem
21.40 : Melintas Prambanan, Rosin SHD 462 kembali ngacir duluan saat Mira 7310 menaikkan penumpang sebentar. Lepas Prambanan, tarikan bus yg terasa ringan membuat Mira 7310 ini cukup mudah meliuk-liuk di tengah keramaian truk pasir malam ituKejar2an dengan Rosin SHD 462 pun kembali terulang dan menjadi pemandangan menarik yg mewarnai perjalanan menuju Solo ini. Rosin SHD 462 yg kalah lincah dalam memiyak2 jalan harus kembali tercentang oleh Mira 7310 yg bisa ngacir duluan dan berhasil lolos dari beberapa lampu bangjo meninggalkannya.
Mengejar Rosin SHD 462
Mengejar Rosin SHD 462
21.55 : Memasuki bypass Klaten langsung bergoyang untuk mendahului kawanan truk pasir yg berjalan pelan di jalurnya. Nyaris saja palang KA Krapyak menghentikan laju Mira 7310 ini karena klo telat dikit aja bakalan tertahan di sini bersama pasukan truk yg telah diasapi.
Melintas Bypass Klaten
21.58 : Memasuki terminal Klaten untuk sekedar absen jumlah penumpang sama Pak Dishub dan menaikkan beberapa penumpang juga kemudian digeber lagi keluar terminal. 
Memasuki Terminal Klaten
22.00 : Lepas terminal Klaten, Mira 7310 ini memilih memotong jalan via depan stasiun Klaten yg tembus di dekat Masjid Agung Klaten demi menghindari kemelut saat melintas palang KA dekat Polres Klaten dengan adanya KA yg baru saja lewat.
Melintas Jalur Alternatif
22.06 : Mira 7310 kembali ke jalur utama bypass Klaten setelah berjibaku melewati jalan pintas yg sempit dan tak biasa dilalui bus besar ini. Aksi goyang kanan saat melihat warna hijau telah menyala di bangjo Masjid Agung kembali dilakukan Mira 7310 agar segera lolos dari antian kendaraan yg lumayan panjang.
Goyang Kanan di Akhir Bypass Klaten
22.20 : Melintas Delanggu, penampakan SR 7802 yg mulai terlihat hilalnya sejak Karangwuni tadi sedikit demi sedikit mulai mampu dikejar oleh Mira 7310. Sadar akan kedatangan Mira 7310, SR 7802 mendadak agresif dan mosak-masik ga karuan demi memperlebar jarak dengan Mira 7310. Namun Mira 7310 juga ga menyerah begitu saja dan terus mengimbangi perangai SR 7802. Kejar-kejaran dengan SR 7802 yg cukup alot untuk diasapi dan cenderung tak mau kalah untuk memberikan jalan pada Mira 7310 ini berlangsung hingga Kartosuro.
Melintas Delanggu
Mengejar SR 7802
22.30 : Melintas Kartosuro, kedua pemain utama Surabaya-Jogja di kelas ekonomi ini masih menampakkan rivalitasnya yg sengit. Namun semua itu berubah seketika saat Mira 7310 berhenti di bangjo Kartosuro bersandingan dengan SR 7802. Mas Fendi dan driver SR 7802 nampak saling menyapa sambil guyonan sejenak sebelum kembali melaju. Dan akhirnya, kedua armada ini melaju beriringan dari Kartosuro hingga Solo tanpa ada bumbu2 persaingan sengit.
Melintas Kartosuro
Mas Fendi Menyapa Driver SR 7802
22.45 : Alhamdulillah sampai di Terminal Tirtonadi. SR 7802 langsung diparkirkan di belakang shelter yg masih ditempati SR 7100 sedangkan Mira 7310 masih menunggu gilirannya parkir nanti. Lanjut menuju toilet dulu dan gabung ikutan TTC bersama teman2 SGL sebelum melanjutkan perjalanan berikutnya. Surya yg udah berangkat duluan tadi naik Eka 7338 juga nampak udah hadir duluan di sana.
Tiba di Terminal Tirtonadi


HARI 2
00.20 : Waktu udah menunjukkan hampir jam setengah 1 dini hari, saatnya sya, Insan dan Surya berpamitan untuk mengawali perjalanan fullteam kami. Bimo yg mau mudik ke Tulung Agung juga turut serta sekalian barengan kami. SS 7106 sempat membuat sya terpycu karena masuk Terminal Tirtonadi udah berhasil mengasapi Mira 7228 yg beberapa menit kmudian baru nampak di belakangnya, apalagi melihat deretan hotseatnya masih pada kosong. Namun Insan tetep kekeuh buat nungguin SS 7206 walaupun belum yakin 100% kalo saat itu jatahnya mas Wawan. Okelah akhirnya tetap sepakat nunggu SS 7206 saja dan merelakan SS 7106 meluncur duluan meninggalkan terminal.
00.35 : SS 7206 yg biasanya masuk Tirto gandeng dengan SS 7106, malam itu tak biasanya selisihnya cukup lama, bahkan saat SS 7106 udah angkat jangkar lagi, SS 7206 belum juga nampak hilalnya. Tentu saja hal tsb mmbuat sya makin pesimis klo malam ini SS 7206 masih dipegang oleh mas Wawan. 
00.40 : SS 7206 akhirnya datang juga dan langsung diparkirkan di belakang SR 7174 yg sejak kedatangannya tadi udah langsung digeruduk oleh para manianya hihihi... Melihat mas Wawan yg turun dari singgasananya tentu saja membuat kami kembali tersenyum lebar karena penantian ini tidaklah sia-sia. 
SS 7206 Tiba di Terminal Tirtonadi
Saat sya masuk ke dalam bus, eh ternyata dikejutkan dengan sosok Geo yg udah nangkring di deretan hotseat belakang driver bersama seorang temannya buat TTMan Pilangsari kembali.  Sya masih kebagian hotseat di samping Geo sedangkan Insan dan Surya terpaksa duduk di baris kedua dulu sementara hingga Pilangsari. Lain halnya dg Bimo yg langsung menuju kursi deretan belakang buat molor hoho...
SS 7206 Tiba di Terminal Tirtonadi
00.44 : SS 7206 mulai diparkirkan di shelter bersandingan dengan SR 7324 di jalur patas setelah SR 7174 diberangkatkan. Cukup lama juga menunggu SS 7206 ini hingga lepas landas.
SS 7206 Parkir Shelter
Parkir Shelter Bersama SR 7324
00.58 : Bus diberangkatkan meninggalkan terminal Tirtonadi. Kesan pertama naik SS 7206 ini adalah cukup nyaman karena memang termasuk bus baru, suspensinya empuk, ga gemblodak saat lewat jalan yg ga rata serta pastinya aluss banget bawanya mas Wawan.
Berangkat dari Terminal Tirtonadi
01.01 : Sossnya armada ini udah terasa sejak digeber meninggalkan terminal dan berlanjut dengan sajian aksi buka jalur di bangjo Panggung menggoyang para barisan bus malam yg sedang tertib mengantri kemudian hal yg sama juga kembali dilakukan di bangjo Sekarpace hohoho...Jam malam mah bebas pokokmen yg penting tetap safety.
Buka Jalur di Bangjo Panggung
01.11 : Melintas Kebakkramat udah berhasil menyeset kiri saudaranya SR 7324 yg udah start duluan tadi dari terminal. Sempat tersendat sebentar akibat perbaikan jalan, namun selepas itu, SS 7206 terus dipacu mosak masik dengan keadaan lalu lintas yg masih relatif sepi ini. Mandala 1450 menjadi korban keganasan SS 7206 berikutnya tanpa perlawanan sedikitpun.
Melintas Kebakkramat
01.16 : Melintas Masaran. Jalan yg lurus dan mulai lengang membuat SR 7206 mampu digeber dengan maksimal di jalan Solo-Sragen ini. Goyangan tipis-tipis yg bikin jantung deg-deg serr pun menjadi suguhan tengah malam selepas Masaran yg sayang untuk dilewatkan. Mesin Hino AK8 baru yg udah terasa ga begitu berat ini emang sangat handal dibuat lari kenceng dan meliuk-liuk.
Mosak-Masik Selepas Masaran
Mosak-Masik Selepas Masaran
01.24 : Melintas Pungkruk lanjut belok kiri melewati ringroad Sragen yg ga kalah digeber maksimal.
Melintas Pungkruk
01.33 : Melintas Pilangsari. Geo dkk yg hanya mampu Pilangsari kembali pun pada turun di sini sehingga ketiga kursi panas belakang driver akhirnya dihuni oleh kami bertiga. Lanjut SS 7206 menunjukkan aksi mosak-masiknya bergoyang kanan tak henti-hentinya di jalur Sragen-Mantingan ini hingga Sambungmacan.
Melintas Sambungmacan
Goyang Kanan di Jalur Sragen-Mantingan
01.45 : Memasuki Mantingan dibuka dengan aksi goyang kanan di jalan menyempit tepat pada batas provinsi Jateng-Jatim dan berlanjut nganan terus hingga bangjo Mantingan. Lepas Mantingan, kmbali mosak-masik di kawasan Gontor Putri hingga memasuki alas Mantingan.
Melintas Mantingan
01.51 : Memasuki kawasan alas Mantingan disambut antrian kendaraan dua arah akibat adanya mobil mogok di pinggir jalan. Mobil yg posisinya memakan sebagian badan jalan ini tentu saja menghalangi kendaraan yg sedang melintas sehingga sistem buka tutup pun dilakukan.
Memasuki Alas Mantingan
Macet di Alas Mantingan
01.56 : Melintas Gendingan, menaik-turunkan penumpang sebentar lanjut tancap gas lagi.
Melintas Gendingan
02.00 : Memasuki alas Banjarejo, bus masih terus digeber mosak-masik melahap smua kendaraan yg ada di depannya. Kondisi padat merayap sepanjang alas Banjarejo yg didominasi beberapa bus parwis, truk dan kendaraan kecil ini digoyang kanan semuanya ini dengan penuh keyakinan klo tak ada kendaraan yg melaju dari arah berlawanan, bikin merem melek rasanya. SR 7174 yg mulai terlihat hilalnya berada di tengah-tengah antrian kendaraan ini tak luput dari aksi nekat SS 7206 yg terus mengisi lajur kanan ini. Selanjutnya, sosok Eka 7016 yg masih bertahan di jalurnya juga bernasib sama seperti SR 7174.
Mosak-Masik di Alas Banjarejo
Mengejar SR 7174
Mosak-Masik di Alas Banjarejo
02.10 : SS 7206 yg menurunkan penumpang di Sidowayah membuat Eka 7016 berhasil ngacir duluan lagi. Duel sengit pun terjadi saat SS 7206 berhasil memperkecil jarak dg Eka 7016 namun tak berlangsung lama karena Eka 7016 harus sein kiri memasuki RM. Duta.
02.22 : Memasuki dan muterin terminal Kertonegoro Ngawi dulu yg sepi ini walaupun udah malem kaya gini. Lepas terminal lanjut kembali menyusuri ringroad menuju arah Ngawi lama.
Memasuki Terminal Ngawi
02.25 : Lepas terminal Kertonegoro, penampakan Mira 7228 yg juga baru saja lepas terminal ini membuat SS 7206 langsung tancap gas mengejarnya. Tak perlu waktu lama, Mira 7228 yg berhasil ditempel ketat sebentar langsung digoyang kanan dengan kencangnya oleh SS 7206. Melihat bangjo yg berwarna merah di Perempatan Paron, seketika mas Wawan memilih mlipir belok kiri dulu kmudian langsung mbanting kanan agar bisa tetap melaju demi mempertahankan posisi di depan Mira 7228 yg ternyata berbalik mengejarnya.
Mengejar Mira 7228
02.28 : Melintas Ngawi Lama langsung belok kanan ngejoss menuju arah Maospati. Sepanjang jalur Ngawi-Maospati yg lengang ini, bus dipacu kenceng terus yg mampu digeber tak pernah kurang dari 100 kpj jika dipantau dari spedometernya. Namun syang, adanya penumpang yg turun di Geneng mmbuat Mira 7228 kembali melenggang duluan. 
Melintas Ngawi Lama
Melintas Jalur Ngawi-Maospati
02.38 : Perebutan poin Maospati dan Madiun membuat SS 7206 terus digeber maksimal untuk bisa kembali mendahului Mira 7228. Namun kali ini Mira 7228 nmpak ga mau kalah dan sama-sama dipacu dengan kencang sehingga adu speed pun terjadi antara kedua armada ini. Saat SS 7206 mencoba menggoyang Mira 7228 ternyata Mira 7228 masih tetap ngeyel tak mau mnurunkan kecepatannya sehingga kedua armada ini sempat lari berjejeran alias ngedrag bareng hingga akhirnya Mira 7228 harus kembali menerima kenyataan diblong SS 7206 untuk kedua kalinya. 
Mengejar Mira 7228
02.42 : Melintas Maospati hanya menaik-turunkan penumpang di depan terminal sebentar lanjut digeber lagi menuju Madiun.
Melintas Maospati
02.50 : Memasuki Ringroad Madiun.
Memasuki Ringroad Madiun
02.55 : Memasuki terminal Madiun, SS 7206 hanya menurunkan penumpang saja kemudian langsung digeber keluar terminal lagi. SS 7106 yg terpantau masih ngetem di depan terminal mmbuat SS 7206 yg awalnya pengen ngetem Madiun dulu akhirnya memilih labas duluan saja. Untung aja ga jadi naik SS 7106 tadi hehe...
Memasuki Terminal Madiun
03.15 : Mengasapi Mira 7262 tanpa perlawanan selepas RM. Utama.
03.20 : Mulai meliuk-liuk di kawasan Alas Saradan dengan manufer-manufer cantiknya yg ga bisa lepas dari lajur kanan dan tentunya bikin deg-degan.
Melintas Saradan
Melintas Saradan
03.26 : Melintas Wilangan, kembali aksi goyang kanan tipis-tipis ditunjukkan saat kepadatan kendaraan terlihat di kawasan Wilangan hingga Bagor ini. SS 7017 yg mulai nampak hilalnya di depan dan juga lg asyik bergoyang pun akhirnya dikejar pula oleh SS 7206. Kedua saudara yg saling kejar-kejaran ini pun terkadang harus memaksa kendaraan dari arah Nganjuk untuk minggir teratur. SS 7017 yg kurang sportif dalam mmberikan sein membuat SS 7206 agak ragu untuk menempelnya terlalu ketat.
Melintas Wilangan
03.35 : Belum usai duel sengit antara SS 7206 dan SS 7017, SR 7174 kembali terlihat hilalnya di depan SS 7017 sedang sibuk mencari celah jalan pula. Hal ini tentu membuat SS 7017 makin beringas mengejar SR 7174 demi memperebutkan poin Nganjuk. Manufer-manufer berbahaya di padatnya lalu lintas Bagor-Nganjuk, beberapa kali dilakukan SS 7017 yg tak sabar buat memperoleh posisi terdepan. Posisi kepalang tanggung saat menggoyang kanan pun nekat dimasuki oleh SS 7017 hingga SR 7174 akhirnya berhasil didahului. Kami yg berada di belakang mereka hanya dibuat geleng2 melihat kelakuan SS 7017 yg cukup ngeri itu. 
Mengejar SS 7017
SS 7017 yg udah ngacir duluan membuat SR 7174 kembali menjadi teman duel bagi SS 7206 untuk kedua kalinya. SR 7174 yg kali ini sepertinya tak mau terasapi lagi oleh SS 7206 mendadak mengikuti jejak SS 7017 melakukan manufer-manufer berbahaya pula sampai-sampai truk tanki pun dipapak oleh SR 7174 sampai berhenti kwkwkw. Namun SR 7174 ini masih cukup sportif dalam mencarikan jalan bagi saudaranya di belakang yg terus menempelnya. Dan akhirnya saat melintas Guyangan, SS 7206 kembali berhasil menggoyang SR 7174 untuk kedua kalinya bonus Eka 7358 juga hoho...
Mengejar SR 7174
Mengejar SR 7174
Mengejar SR 7174
03.40 : Memasuki Nganjuk, hanya berhenti sebentar di depan terminal Nganjuk untuk menurunkan penumpang bareng SS 7017 sebagai pemenang perebutan poin Nganjuk lebih dulu kmudian SS 7206 memilih langsung tancap gas duluan sebelum tersusul SR 7174 sedangkan SS 7017 sepertinya akan ngetem dulu di sini. 
Menurunkan Penumpang di Depan Terminal Nganjuk
03.43 : Belum juga meninggalkan kota Nganjuk, penampakan SS 7107 yg lagi melenggang santai menambah deretan armada yg berhasil diasapi oleh SS 7206 ini.
MengOT SS 7107
03.52 : Melintas Bagor. Sepanjang jalur Nganjuk-Braan ini, SS 7206 kembali menunjukkan aksi mosak-masiknya dalam menggoyang kanan kendaraan yg pada berjejer di jalurnya sambil terus digeber kencang.
Melintas Jalur Nganjuk-Braan
03.54 : Memasuki Baron kembali disambut dengan antrian panjang di palang KA Baron akibat adanya KA yg sedang lewat. Keadaan ini membuat SS 7206 nekat melakukan aksi goyang kanan dengan yakinnya agar bisa mendahului SR 7274 dan Eka 7500 yg lagi antri dengan tertib di jalurnya sampai mentok pada barisan terdepan, tepat berada di depan palang KA yg lagi tertutup sambil ndusel-ndusel untuk kembali ke jalurnya.  
Melintas Palang KA Klinter
04.05 : Alhamdulillah mendarat di Braan, Kertosono dengan selamat hanya dengan waktu 3 jam 7 mnit saja serta berhasil mengasapi 6 bus ATB dan 5 bus Patas setrayek. Mungkin klo bareng hingga Surabaya bisa gandeng sama Mira 7829 kali ya hoho... Saat itu tak biasanya belum ada hilalnya bus Harapan Jaya ataupun Pelita Indah yg terparkir di depan halte Braan. Hal itu tentu berpengaruh pada kelancaran touring kali ini karena etape selanjutnya adalah menuju Surabaya via Kediri-Blitar-Malang walaupun masih nunggu shalat Subuh sekalian.
Tiba di Braan
04.30 : Shalat Subuh berjamaah dulu di mushola dekat halte Braan sebelum melanjutkan etape berikutnya.
04.40 : Usai shalat, terlihat Harapan Jaya Max baru saja merapat di halte Braan dan langsung diserbu oleh para penumpang yg udah lama nungguin. Dalam hitungan detik, kondisi bus langsung auto moyong2 sehingga kami memilih menunggu bus belakangnya saja walaupun ga bisa jamin bisa dapat seat juga nanti. Hal ini tentunya membuat kepanikan tersendiri buat kami yg harus mengejar jam keberangkatan bus patas Menggala jam 12.40 dari Malang yg udah dipesan via redBus. Mulai etape inilah efek jam mepet mulai membayangi perjalanan ini.
05.25 : Setelah menunggu hampir 1 jam, akhirnya datang juga Pelita Indah ATB 7274 "Widowati Malam" dengan body discovery yg udah terlihat penuh sesak. Kami dan para penumpang yg udah lama nungguin bus ini pun langsung pada berebut masuk ke dalam bus karena inilah sensasinya naik bus bumel arah Tulung Agung di pagi hari kaya gini pasti penumpangnya selalu moyong2 hingga upacara termasuk kami yg terpaksa harus upacara juga karena ga ada pilihan lain dan udah dilanda jam mepet. Walaupun udah full moyong2 sampe pintunya hampir ga bisa ditutup, jangan harap bus ini akan segera langsung berangkat karena masih harus nungguin lama lagi.
Upacara di Dalam Pelita Indah 7274
05.45 : Akhirnya bus diberangkatkan dg kondisi penumpang yg udah membludak ini menyusuri jalanan menuju Kediri lumayan kencang padahal biasanya klo naik Harjay jam2 subuh kaya gini arah Tulung Agung ga ada yg kenceng larinya, tapi ini beda.
06.05 : Melintas Papar, Insan patut merasa lega karena telah mendapatkan seat yg kosong sedangkan kami berdua masih bertahan upacara.
06.15 : Melintas Semampir yg menandakan sebentar lagi udah hampir tiba di kota Kediri. Mayoritas penumpang yg biasanya banyak yg turun di sini ternyata tak berlaku pada bus ini, yg ada malah jumlah penumpang makin bertambah.
06.35 : Memasuki terminal Kediri. Tak biasanya bus dari arah Surabaya jam segini udah diharuskan masuk terminal. Sempat galau mau turun di sini saja atau turun di perempatan Alun-Alun karena melihat udah ada bus Kawan Kita tujuan Blitar yg sedang parkir. Namun kembali ke niat awal pengen mengejar bus tujuan Blitar yg masih ngetem di perempatan Alun-Alun sehingga penderitaan ini masih berlanjut kembali sedangkan Bimo udah bisa bernafas lega karena telah mendapatkan seat kosong.
06.43 : Alhamdulillah sampai juga di perempatan alun-alun Kediri namun syang sekali tak ada penampakan bus Kawan Kita tujuan Blitar yg ngetem di sini sehingga sama aja nungguin bus yg berangkat dari terminal Kediri tadi. Sya, Insan dan Surya akhirnya berpisah dengan Bimo masih melanjutkan perjalanannya menuju Tulung Agung bersama Pelita Indah 7274 ini.
Tiba di Perempatan Alun-Alun Kediri
06.50 : Menunggu bus Kawan Kita di perempatan Alun-Alun Kediri dengan perasaan was-was bisa ga nanti mengejar jamnya Harapan Baru di Blitar sekitar setengah 9 nnti.
Menunggu Bus di Perempatan Alun-Alun Kediri
06.55 : Akhirnya datang juga bus Kawan Kita 83 berbody Custom dengan dapur pacu Mitsubishi lawasnya. Kami pun langsung naik bersama penumpang lain yg juga sudah menunggu. Alhamdulillah masih dapat hotseat walaupun dapat armada yg udah renta seperti ini. Lumayan sempit juga sih jarak antar seatnya namanya juga bus medium ekonomi. Ga perlu waktu lama untuk ngetem, bus langsung berangkat sambil menyeser penumpang hingga lepas kota Kediri.
Onboard Kawan Kita 83
07.03 : Melintas batas kota Kediri. Naik bus bumel medium yg sumilir dan suspensinya aduhai ini ternyata tak menghalangi kedua sahabat sya ini untuk melanjukan mimpi indah dengan nyamannya bahkan Insan langsung tepar setelah membayar karcis dan baru bangun saat udah sampai di Blitar.
Melintas Batas Kota Kediri
07.11 : Melewati Ngadiluwih, bus masih dipacu santai tapi anti ngetem-ngetem club.
Melintas Ngadiluwih
07.36 : Melewati Ngantru lanjut belok kiri menuju arah Blitar via Srengat sedangkan klo tetap lurus menuju arah Tulungagung.
Melintas Ngantru
Jalur Ngantru-Srengat
07.50 : Melintas perbatasan Kabupaten Tulung Agung dan Blitar. Jalan penghubung dua Kabupaten  yg lurus, mulus dan sepi ini membuat bus mampu dipacu kenceng sepanjang jalur Ngantru-Srengat ini.
Melintas Perbatasan Kab. Tulung Agung dan Blitar
07.55 : Melintas pertigaan Nglempung yg memisahkan antara jalur utama Kediri-Blitar via Srengat-Poluhan dengan jalur Kediri-Blitar via Kandangan. Bus ini memilih lurus via Kandangan yg berujung di pertigaan Tugurante entah karena emang ini jalurnya atau sengaja nyari jalan yg lebih cepat. Jalur via Kandangan ini memang lebih cepat dan sepi daripada memutar via Srengat-Poluhan. Sepanjang jalur ini ternyata beberapa kali sempat kress dengan Kawan Kita yg menuju arah Kediri.
Melintas Pertigaan Nglempung
08.08 : Melintas pasar Tugurante kemudian kembali ke jalur utama Kediri-Blitar.
Melintas Pasar Tugurante
08.12 : Memasuki kota Blitar yg mulai ramai setelah melintas gapura selamat datang kota Blitar.
Memasuki Kota Blitar
08.25 : Alhamdulillah sampai juga di Terminal Patria Blitar tepat selama 1,5 jam sesuai perkiraan. Bus Kawan Kita yg kami naiki langsung parkir di shelter tujuan Kediri/Nganjuk setelah menurunkan penumpang di tempat penurunan.
Tiba di Terminal Blitar
08.30 : Sepertinya kami belum bisa bernapas lega saat bus Harapan Baru yg kami cari ternyata belum nampak memasuki terminal atau memang perpal ga jalan karena shelter tujuan Malang kala itu masih diisi oleh Dhana Dhasih bumel yg disusul Bagong belakangnya. Walaupun lagi jam mepet, males juga klo disuruh naik bus setoran kya gitu mending menunggu bus selanjutnya saja sembari istirahat dan hunting di sekitar terminal, siapa tahu ada ATB pada jam berikutnya. Namun sepertinya antara Restu atau Zena bumel yg terparkir di belakang shelter inilah yg selanjutnya akan parkir, semoga aja Restu.
Suasana Terminal Blitar
Suasana Terminal Blitar
Suasana Terminal Blitar
08.40 : 10 menit berlalu dan benar adanya jika Harapan Baru yg ditunggu-tunggu hanya jadi harapan palsu saja. Untung aja tertolong oleh Restu bumel 7493 dengan julukan "Alexis" ini yg akan mengisi shelter Malang selanjutnya. Tampang sangarnya yg dibalut dengan body nucleus 3 rombakan lampu Jetbus ini sepertinya sosss larinya, semoga bisa nyampe Malang kurang dari jam 12 sehingga bisa mengejar jam Menggala Patas.
Restu "Alexis"
08.48 : Saat mesin mulai dinyalakan, kami pun langsung masuk ke dalam bus yg belum saatnya parkir ini dan mengamankan hotseat belakang driver.
Onboard Restu "Alexis"
08.50 : Jadwal keberangkatan bus tujuan Malang ini memang termasuk rapat-rapat karena antara bus yg bertujuan akhir terminal Arjosari maupun Gadang digabung jadi satu shelter. Terbukti, hanya sekitar 2 menit saja parkir di shelter, Restu "Alexis" ini langsung diberangkatkan meninggalkan terminal Patria Blitar ini hanya membawa 4 orang penumpang saja.
Restu "Alexis" Parkir Shelter
Berangkat dari Terminal Blitar
09.10 : Selepas dari terminal hingga pertigaan patung Bung Karno, bis masih dipacu santai dan terus menyeser penumpang, berharap bisa menambah okupansi penumpang yg baru beberapa saja.
Melintas Pertigaan Patung Bung Karno
09.17 : Melintas Garum.
Melintas Garum
09.30 : Melintas Talun. Lepas Talun hingga Wlingi sesekali bus dipacu mosak-masik hingga terkadang harus memaksa kendaraan arah sebaliknya minggir teratur namun lebih banyak nyantainya setelah itu.
Melintas Talun
09.43 : Melintas Wlingi. Lepas Wlingi hingga Kesamben juga menunjukkan perangai yg tak konsisten, sok banter sok ora. Klo lagi dipacu kenceng sih suosss banget larinya namun tak bertahan lama.
Melintas Wlingi
10.07 : Memasuki terminal Kesamben. Sedikit video mosak-masik ala Restu "Alexis" selepas Kesamben ini dapat dilihat DI SINI.
Memasuki Terminal Kesamben
10.26 : Mulai melintasi jalur yg meliuk-liuk dan menurun hingga perbatasan Kabupaten Blitar dan Malang kemudian berlanjut dengan jalan yg menanjak hingga Karangkates. Pemandangan jembatan KA Lahor yg sangat fenomenal ini bisa kita lihat saat melintas jalur ini.
Melintas Jalur Meliuk-liuk
Jembatan KA Lahor
Melintas Perbatasan Kab. Blitar dan Malang
10.32 : Melintas Karangkates setelah menyusuri jalan menanjak dan meliuk-liuk sejak perbatasan Kabupaten Blitar dan Malang tadi. Pemandangan waduk Karangkates akan bisa kita lihat dari jalan yg dilalui ini.
Melintas Karangkates
10.38 : Melintas Sumberpucung tiba-tiba bus mendadak berhenti di tengah jalan, bukan untuk ngetem tapi menunggu sesuatu sepertinya, entahlah huffftt... Lepas Sumberpucung hanya dipacu santai kembali padahal bus ini juga harus puterwalikan lagi nanti tapi kok nyantai banget.
Melintas Sumberpucung
10.56 : Melintas Kepanjen kress dengan Restu Panda ATB "Predator" yg menuju arah Blitar.
Kress Restu Panda "Predator"
Melintas Kepanjen
11.00 : Menyusuri jalan Lingkar Barat Kepanjen kembali dipacu kenceng setelah cukup lama jalan ngesot mulu sejak Sumberpucung.
Melintas Jalan Lingkae Barat Kepanjen
11.23 : Melintas  depan terminal Gadang. Klo naik bus medium dari Blitar seperti Bagong maka hanya berakhir sampai terminal ini saja dan ngetem kembali juga dari terminal yg masih jauh banget dari kota Malang ini.
Melintas Depan Terminal Gadang
11.32 : Melintas kota lama Malang. Kemacetan panjang mulai nampak di depan mata menghantui perjalanan kami yg tinggal selangkah lagi. Nah, inilah yg paling sya takutkan klo udah lewat kawasan ini karena macetnya horor banget tiap harinya tak beda jauh dari kawasan Singosari.
Macet di Kota Lama Malang
11.41 : Sambil bermacet-macetan saat melintas jembatan Brantas, kita bisa sedikit memanjakan mata dengan pemandangan rumah-rumah yg beraneka warna ala Kampung Warna-Warni Jodipan yg lagi ngehits ini.
Melintaa Kampung Warna
11.45 : Lepas dari jembatan Brantas, alhamdulillah kemacetan mulai terurai dan kondisi jalan mulai lancar. Secercah harapan pun kmbali muncul dan berharap 15 menit lagi bisa sampai di terminal Arjosari.
11.55 : Namun sepertinya kegalauan akan kemacetan belum sepenuhnya lepas dari bayang-bayang kami saat memantau kondisi jalan dari google maps yg penuh warna merah. Kondisi jalan depan Plaza Arraya yg katanya macet parah memaksa sang driver untuk blusukan melalui jalan alternatif yg berujung via kota.
12.00 : Jalur menuju kota pun ternyata tak luput dari kemacetan. Duh rasa panik semakin memuncak hingga muncul ide untuk turun di sini aja lanjut ngegrab biar kekejar waktunya ke terminal tapi apadaya sama drivernya tak diperbolehkan turun di jalur kota kya gini karena takut diprotes para angkot, yasudah pasrah deh akhirnya.
12.10 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Arjosari dengan perasaan sedikit lega karena masih ada cukup waktu buat shalat Dhuhur dulu sebelum capcus lagi menuju Surabaya. Bus Patas Menggala yg akan kami naiki udah nampak terparkir di belakang shelter untuk menunggu antrian sehingga sya meminta Surya untuk lapor ke kondektur bus tsb dulu dengan mmbawa m-ticket dari redBus dan mengamankan hotseat sekalian sedangkan sya dan Insan lari menuju masjid terminal untuk shalat Dhuhur dulu.
Memasuki Terminal Arjosari
Tiba di Terminal Arjosari
12.20 : Kembali menuju parkiran bus untuk segera menyusul Surya yg udah berhasil menjalankan misinya. Kondektur sangat welcome dan udah paham tentang reservasi tiket via redBus bahkan malah kita yg dicariin sama beliau hoho... Menggala W 7330 US dengan balutan body scorpion king dan chasis Golden Dragon ini sesuai dengan harapan kami yg merindukan kenyamanan perjalanan setelah berjuang dahulu naik bus bumel dari etape pertama, apalagi Insan dan Surya yg belum pernah nyobain (klo sya udah kedua kalinya ini naik Menggala Goldrag). Seat usungan Rimba Kencana berjumlah 40 seats ini cukup nyaman untuk sekelas bus Patas walaupun legroomnya masih relatif sempit. Bus ini juga dilengkapi dengan toilet yg berada di tengah. 
Menggala Patas W 7330 US
Interior Menggala Patas
Legroom Menggala Patas
12.25 : Bus mulai dimajukan menuju shelter untuk parkir setelah Hafana depannya diberangkatkan.
Persiapan Parkir Shelter
12.40 : Setelah ngetem sekitar 15 menit, bus pun diberangkatkan dengan kondisi full seat bahkan kursi CD dan CB pun tak luput terisi penumpang yg berbesar hati. Kesan pertama naik bus ini adalah sangat nyaman dengan dukungan air suspension yang mentul-mentul karena memang bus Patas Menggala Golden Dragon ini merupakan primadona armada Patas Surabaya-Malang yg banyak peminatnya.
Berangkat dari Terminal Arjosari
12.50 : Lepas fly over Arjosari, bus langsung digeber oleh sang driver yg terus meliuk-liuk di keramaian jalan utama Malang-Surabaya ini yg belum menunjukkan kepadatan berarti. 
Lepas Fly Over Arjosari
12.57 : Melintas Singosari bumbu-bumbu kemacetan mulai nampak dan sempat mmbuat bus hanya bisa merayap bahkan hingga tertahan sebentar. 
Melintas Singosari
13.05 : Lepas Singosari, lalu lintas arah Surabaya mulai lancar jaya namun tak demikian dengan lalu lintas menuju arah Malang yg udah macet sejak Karanglo tadi hingga ga gerak sana sekali dan kini makin horor aja akibat antrian kendaraan yg bertambah panjang hingga mencapai lepas Singosari ini. Inilah ancaman yg paling sya takuti klo touring via Malang dan harus ngejar jam, makanya lebih baik berangkat lebih awal.
Lepas Singosari
13.12 : Melintas Lawang, tak seperti biasanya yg juga sering dilanda kemacetan tetapi kali ini kondisinya lancar jaya. Sempet gandeng dan kejar-kejaran sama Restu Panda "Lembu Sekilan" yg berangkat lebih awal hingga Purwosari.
Melintas Lawang
13.21 : Melintas Purwodadi sempat terhambat kemacetan sebentar sehingga jurus mlipir kiri pol bareng si Panda pun dilakukan. Untungnya sampai Purwosari udah kmbali lancar.
Melintas Purwodadi
13.23 : Melintas Purwosari, kondisi lalu lintas yg ramai lancar mmbuat driver masih bisa memacu armadanya cukup kencang.
Melintas Purwosari
13.40 : Melintas Taman Dayu kemudian memasuki GT. Pandaan untuk ngejoss tol panjang.
Melintas Taman Dayu
Memasuki GT. Pandaan
13.45 : Sepanjang tol Pandaan-Gempol ini, bus dipacu kenceng terus terlihat dari jarum spedonya yang tak beranjak dari kisaran 100-110 kpj. Kondisi jalan tol sepi semakin mendukung sang driver menggeber armadanya semakin kencang.
Melintas Tol Pandaan-Gempol
13.55 : Tak terasa setelah bus terus digeber kenceng selama melintasi tol Pandaan-Gempol ini akhirnya tibalah di penghujung tol kemudian lanjut menyusuri arteri porong sebelum kembali masuk tol Surabaya-Gempol.
Melintas Arteri Porong
14.08 : Memasuki tol Surabaya-Gempol, bus dipacu cukup kencang dan lincah dalam mencari jalan yg lebih lengang. Aksi selap selip selalu ditunjukkan sepanjang melintas tol ini hingga bahu jalan pun berkali-kali digunakan untuk mendahului kendaraan di depannya. Bener-bener residivis blong kiri pokoknya.
Melintas Tol Surabaya-Gempol
14.20 : Melintas GT. Waru kemudian mengambil exit tol arah terminal Bungurasih.
Melintas GT. Waru
14.25 : Sebelum memasuki terminal Bungurasih sempat terhambat akibat kemelut kendaraan yg berjubel di depan Ramayana.
Kemelut di Depan Ramayana
14.35 :  Alhamdulillah sampai juga di terminal Bungurasih (ngikut sampe parkiran) setelah melewati perjalanan Malang-Surabaya yg bisa dibilang cukup lancar ini. Bus yg dipacu lumayan soss dan didukung dengan kondisi lalu lintas yg tak terlalu padat membuat waktu yg dibutuhkan dari Malang menuju Surabaya kali ini tak sampai 2 jam sehingga membuat waktu menunggu etape keberangkatan selanjutnya pun masih cukup lama hehehe... Lanjut nyari makan nasi bungkus dulu karena dari pagi belum sempet makan dan cuma diganjel tahu goreng doank akibat terus dilanda jam mepet hmm kasihan ya huhuhu...
Tiba di Terminal Bungurasih
Video perjalanan Malang-Surabaya bersama Menggala Patas Golden Dragon ini dapat dilihat selengkapnya DI SINI.

15.00 : Menuju ruang tunggu terminal Bungurasih. Waktu keberangkatan etape berikutnya yg masih cukup lama, kami gunakan untuk beristirahat, ngeces hp dan gantian mandi serta shalat Ashar dulu.
16.10 : Menuju ke parkiran belakang terminal Bungurasih saat melihat penampakan bus Gunung Harta berlabelkan Mercedez Benz O500R 1836 di kacanya baru meluncur memasuki area parkiran karena armada GH tujuan Surabaya-Denpasar ini emang start awalnya dari kantor GH di kawasan Makam Peneleh.
16.15 : GH 26 dengan julukan "Bus Paramuda" ini dengan gagahnya langsung bergabung bersama pemain Denpasar yg lain seperti Restu Mulya, Wisata Komodo, Setiawan, Bali Perdana, Tiara Mas dll di area parkiran bus bagian belakang. Jatah armada hari ini emang sesuai dengan prediksi sya karena kebetulan jatah berangkatnya GH 26 ini barengan sama GHTS 010 tujuan Malang yg udah sya ceritakan pada episode sebelumnya. Oh ya jangan lupa absen dulu sama pengurus GH yg standby di depan armada ini sebelum naik ke dalam bus biar ga dicariin nanti.
16.20 : Dari segi eksterior, bus berkelas executive ini memang tampak mewah dengan balutan body New Setra Jetbus 2 SHD di atas chasis MB O500R 1836 yg merupakan satu-satunya armada berchasis premium di jalur Surabaya-Denpasar. Bus dengan total 32 seats (+ 2 seats di smooking area) ini telah dilengkapi dengan bantal dan selimut di setiap seatnya serta ada fasilitas toilet dan smooking area di belakang. Kesan pertama naik bus ini cukup nyaman karena mengusung seat Aldilla terbaru yg dilengkapi dengan legrest dan lumayan lebih lega legroomnya daripada GHTS 010 kemarin. Fasilitas wifi pun sebenarnya tersedia dalam armada ini namun lagi-lagi ga bisa connect akibat habis kuotanya hmmm masalah klasik.
Gunung Harta GH 26
Interior GH 26
Interior GH 26
Legroom GH 26
Video selengkapnya tentang interior armada, fasilitas dan sedikit perjalanan bersama GH 26 ini dapat dilihat DI SINI.

16.30 : Waktu keberangkatan yg masih sekitar setengah jam lagi ini kami gunakan buat foto-foto dulu sambil menikmati hiruk pikuk suasana terminal yg makin ramai aja makin sore hoho...
Foto Bareng GH 26
16.50 : Bus mulai angkat jangkar dari terminal Bungurasih dengan kendali seorang single driver yg masih muda yaitu bli Gusti Ari setelah manifest penumpang sudah lengkap. Kru GH 26 langsung membagikan snack yg berisi 2 buah roti isi coklat dan air mineral gelas kepada penumpangnya. Lumayanlah untuk sekedar menahan rasa lapar hingga RM yg masih sangat jauh. Kesan pertama saat bus telah berjalan meninggalkan terminal Bungurasih yaitu nyaman sekali rasanya dengan dukungan air suspension ala O500R yg mentul2 dan cara bawa busnya yg alus. Akhirnya bisa menikmati perjalanan tanpa dihantui rasa panik akibat jam mepet.
Berangkat dari Terminal bungurasih
Snack GH 26
Snack GH 26
16.54 : Lepas tamparan Bungurasih udah disambut kemelut kemacetan sejak bunderan Waru hingga menjelang memasuki tol barengan Setiawan trayek Madura-Denpasar. Sebenarnya ada satu lagi Setiawan trayek Bojonegoro-Denpasar yg udah meninggalkan terminal lebih dulu tadi.
Macet di Bunderan Waru
17.00 : Memasuki tol Surabaya-Gempol. Sepanjang tol Surabaya-Gempol ini, bus dipacu kenceng terus terlihat dari jarum spedonya yang tak beranjak dari angka 100-110 kpj namun tetap nyaman.
Memasuki Tol Surabaya Gempol
17.05 : Perhelatan kejar-kejaran antar sesama pemain Denpasar dimulai saat Setiawan Madura mulai menunjukkan kelihaiannya meliuk-liuk di tol yg cukup ramai ini seakan memancing GH 26 untuk mengejarnya. GH 26 yg ga mau kalah akhirnya terpycu juga melakukan aksi selap selip sepanjang tol hingga bahu jalan pun berkali-kali digunakan untuk mendahului kendaraan di depannya demi mengejar Setiawan Madura. Sama-sama residivis blong kiri kedua armada ini. Namun harus diakui tenaga O500R yg belum dikeluarkan secara maksimal ini belum mampu mengalahkan kelincahan Hino RK8 milik Setiawan Madura.
Mengejar Setiawan Madura
Mengejar Setiawan Madura
17.17 : Setelah exit tol dan memasuki arteri Porong ternyata aksi kejar-kejaran kedua armada ini belumlah usai. Setiawan Madura masih sibuk goyang kanan kiri menghalau kendaraan di depannya agar semakin memperbesar jarak dengan GH 26. Tak mau kalah, GH 26 menerapkan strategi memilih lajur motor untuk mengimbangi laju Setiawan Madura yg bertahan di lajur utama. Walaupun sempat tersusul, Setiawan Madura kembali berhasil merebut posisinya dengan kelihaiannya memiyak jalanan yg ramai ini.
Mengejar Setiawan Madura
17.21 : Menepi sebentar untuk menaikkan penumpang sebelum masuk tol lagi sehingga Setiawan Madura pun semakin melenggang jauh tak terkejar lagi.
Menaikkan Penumpang di Arteri Porong
17.26 : Memasuki tol Kejapanan-Gempol yg berlanjut hingga tol Gempol-Rembang. Baru nyampe sini aja, Insan dan Surya udah pada narik selimut dan bermimpi indah. Mungkin mereka lelah setelah diajak trip to trip seharian sehingga ga kuat berlama-lama melek saat naik bus premium kya gini 😂.
Memasuki Tol Kejapanan-Gempol
Lagi Bermimpi Indah
17.32 : Memasuki tol Gempol-Rembang yg baru mentok sampai Rembang saja (bukan Rembang deketnya Pati lho ya tapi rembang Pasuruan, hehe). Sepanjang tol Gempol-Rembang ini masih nampak sepi peminat dengan suasana jalan yg mirip tol Cipali sehingga masih bisa digass pol terus. 
Memasuki Tol Gempol-Rembang
Melintas Tol Gempol-Rembang
17.41 : Exit tol Gempol-Rembang melalui GT. Rembang yg selanjutnya menyusuri jalan Rembang Industri Raya yg mulai gelap menjelang petang dan cukup asing buat sya. Pantas saja jalan tol ini masih sepi peminat dan hanya diramaikan oleh bus-bus malam ataupun bus dengan jam mepet saja karena akses jalannya yg kurang strategis dan mungkin belum banyak diketahui orang yg baru pertama kali lewat sini.
Exit Tol via GT. Rembang
Menyusuri Jalan Rembang Industri Raya
17.50 : Kembali menuju jalan utama pantura Surabaya-Probolinggo. Suara sein cetok-cetok khas mercy ini tak henti-hentinya kembali terdengar menghiasi perjalanan saat melakukan aksi selip kanan selip kiri lihainya walaupun kondisi jalanan cukup padat.
Memasuki Jalan Utama Surabaya-Probolinggo
18.10 : Memasuki Kota Pasuruan.
Memasuki Kota Pasuruan
18.27 : Melintas Ngopak.
Melintas Ngopak
18.32 : Melintas Sedarum. Kondisi jalan selepas Pasuruan hingga memasuki Probolinggo saat petang seperti ini memang tak seperti saat melintasinya di waktu tengah malam yg udah relatif sepi. GH 26 cukup kesulitan dalam memiyak jalanan karena ramainya intensitas kendaraan yg melintas sehingga lebih banyak bertahan di jalurnya dan hanya sesekali goyang kiri tipis-tipis saja.
Melintas Sedarum
19.02 : Melintas pertigaan Ketapang, Probolinggo lanjut lurus menuju arah kota Probolinggo. Namun syangnya kali ini ga bisa lewat kota dan harus menyusuri jalan lingkar utara Probolinggo sehingga perjalanan terasa semakin lama.
Melintas Ketapang, Probolinggo
19.08 : Melintas Jalan Lingkar Utara Probolinggo. Satu lagi pengalaman perdana melintas di jalan yg tak biasa sya lewati saat naik bus karena seringnya tengah malam klo lewat Probolinggo sehingga rata-rata bus lebih memilih via kota yg lebih cepet.
Melintas Jalan Lingkar Utara Probolinggo
Melintas Jalan Lingkar Utara Probolinggo
19.24 : Kembali menuju jalan utama pantura Probolinggo-Situbondo kawasan Mayangan selepas menyusuri jalan lingkar utara Probolinggo.
Melintas Mayangan
19.37 : Melintas Gending. Kondisi kendaraan yg padat merayap ditambah arus kendaraan arah Probolinggo yg ramai, memaksa GH 26 hanya terus bertahan di jalurnya karena cukup sulit untuk mencari kesempatan dalam kesempitan jalan ini padahal kalau tengah malem pada ngejoss semua yg lewat sini karena udah sepi jalannya.
Melintas Gending
Melintas Gending
20.00 : Melintas Pajarakan.
Melintas Pajarakan
20.05 : Melintas Kraksaan.
Melintas Kraksaan
Melintas Kraksaan
20.40 : Melintas Paiton yg udah kelewatan dikit sampai perbatasan Kabupaten Probolinggo dan Situbondo akibat ketiduran tadi sehingga ga sempat mengabadikan pemandangan kelap kelip lampunya ala PLTU Paiton. Setelah memasuki Kabupaten Situbondo, GH 26 nampak mosak-masik lagi di lintasan meliuk-liuk yg didominasi turunan tajam yg dapat dilibas dengan mudah.
Melintas Paiton
20.57 : Melintas Besuki.
Melintas Besuki
21.05 : Melintas pertigaan Buduan yg memisahkan jalur menuju Situbondo jika lurus dan Bondowoso via Arak-Arak jika belok kanan. Hanya beberapa bus parwis lah yg menjadi teman perjalanan kali ini, itu pun cukup mudah ditaklukkan, padahal berharap banget bisa barengan dengan pemain Denpasar lain seperti episode lalu.
Melintas Pertigaan Buduan
21.23 : Melintas kawasan Pasir Putih terlihat pasukan Restu Mulya yg lagi melakukan servis makan di RM. D. Ayu Lestari sedangkan tempat servis makan GH masih cukup jauh di saat perut ini sudah kelaparan huhuhu...
Melintas Pasir Putih
22.00 : Memasuki kota Situbondo. Jalan yg mulai relatif sepi membuat GH 26 kembali bisa memaksimalkan performanya selepas Situbondo ini ditandai dengan suara sein cetok-cetok khas mercy ini kembali berdetak tak henti-hentinya dan jarum spedometer yg mulai merangkak naik.
Memasuki Kota Situbondo
22.10 : Melintas Kapongan lanjut tepar sejenak zzzz...
Melintas Kapongan
22.44 : Bangun-bangun ternyata bus telah memasuki RM. Sumber Harta Baru Banyuputih yg merupakan RM milik Gunung Harta sebagai tempat servis makan seluruh armada yg berangkat dari Denpasar ditambah beberapa armada dari timur. Saat itu hanya ada penampakan GH tujuan Kediri saja di sekitar RM yg sebentar lagi akan lepas landas meninggalkan RM usai servis makan. Sebelum memasuki ruang servis makan, kru GH 26 terlebih dahulu membagikan kupon makan pada seluruh penumpangnya untuk ditukar dengan servis makan prasmanan. 
Gh 26 di RM. SHB
Kupon Servis Makan GH
22.48 : Menu prasmanan yg disediakan hampir sama seperti saat sya naik GHTS 010 kemaren yg terdiri dari nasi, sop, orek tempe, telur kecap, ayam balado, krupuk, timun, sambal dan teh hangat. Semua hidangan prasmanan kali ini disajikan secara corrr alias kita bisa ambil sepuasnya tanpa dijagain oleh petugas RM ditambah dapat buah semangka kuning sebagai pencuci mulutnya hohoho...
Menu Servis Makan di RM. SHB
23.10 : Shalat jamak Magrib dan Isya dulu sebelum bus kembali diberangkatkan.
23.16 : Bus diberangkatkan kembali meninggalkan RM. Sumber Harta Baru. Perut yg kenyang membuat Insan dan Surya tak butuh waktu lama untuk kembali melanjutkan mimpi indahnya sedangkan sya masih berusaha bertahan menikmati perjalanan ini.
Berangkat dari RM. SHB
23.20 : Memasuki kawasan alas Baluran diawali dengan tanjakan berliku yg dapat dilibas dengan mudah oleh GH 26 tanpa terengah-engah dengan tenaga 300 HP milik O500R ini bahkan terus goyang kanan mengasapi para truk muatan yg berjalan pelan seakan2 tak mampu lagi mendaki. 
Memasuki Alas Baluran
23.28 : Keadaan jalan yg gelap gulita di tengah hutan belantara kawasan alas Baluran ini tak membuat sang driver menurunkan intensitas pijakan gasnya dan justru menggeber armadanya semakin kencang dengan goyangan tipis-tipis yg aduhai.
Menggoyang Alas Baluran
Menggoyang Alas Baluran
23.46 : Melintas Wonorejo sebagai batas akhir wilayah Kabupaten Situbondo yg berdampingan dengan Kabupaten Banyuwangi sekaligus akhir dari opera van Baluran. 
Memasuki Kabupaten Banyuwangi
23.50 : Melintas Bajul Mati.
Melintas Bajul Mati
23.57 : Selepas Bajul Mati, rasa ngantuk yg tak tertahankan mendadak terurungkan tatkala GH 26 kembali menemukan lawan yg cukup tangguh walaupun hanya bus pariwisata saja. Gege Transport dengan dapur pacu Hino RK8nya mampu membuat GH 26 cukup kewalahan dalam mengimbanginya. Aksi mosak-masik dengan perpaduan permainan sein yg cantiknya membuat GH 26 agak sulit mendapatkan kesempatan untuk merebut posisinya dan cukup lama menempel di belakangnya hingga akhirnya Gege Transport pun berhasil tergeser dari posisinya.
Mengejar Gege Transport


HARI 3
00.15 : Melintas Watu Dodol, artinya tak lama lagi akan sampai di pelabuhan Ketapang.
Melintas Watu Dodol
Video selengkapnya tentang serunya mosak-masik bersama GH 26 membelah pantura timur di malam hari ini dapat dilihat DI SINI.

00.18 : Memasuki loket Pelabuhan Ketapang kembali barengan sama Setiawan Madura lagi. Sya kira udah melesat jauh dan ga mungkin terkejar lagi namun ternyata sampai Ketapang malah barengan lagi walaupun harus kembali terpisah saat memasuki dermaga yg berbeda. 
Memasuki Pelabuhan Ketapang
00.27 : Beruntung banget saat itu GH 26 ini langsung bisa memasuki kapal dan bersanding dengan GH bumel dari Jember yg lebih dulu berada di dalamnya tanpa harus menunggu lagi. Dan uniknya lagi, GH 26 ini harus dijalankan mundur untuk masuk ke dalam kapal di dermaga LCM ini agar nanti saat keluar kapal bisa langsung maju saja hehe...
Memasuki Kapal
GH 26 di Dalam Kapal
00.33 : Tak terlalu lama menunggu, suara klakson kapal terdengar sebagai tanda bahwa kapal mulai bergerak meninggalkan dermaga pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pasca GHTS 010 dari Malang telah masuk ke dalam kapal. Nah, akhirnya pemandangan dua sejoli GH 26 dan GHTS 010 kembali terlihat. Kami memilih duduk di dalam ruang kapal yg disediakan dengan fasilitas tempat duduk yg apa adanya dan full hiburan musik dangdut. Sesekali kami juga memilih nongkrong di sela-sela deck atas kapal untuk menikmati pemandangan selat Bali agar tak terlalu membosankan.
GH 26 dan GHTS 010 di Dalam Kapal
Ruang di Dalam Kapal
Meninggalkan Pelabuhan Ketapang

WITA Style
02.18 : Pemandangan kelap-kelip lampu pelabuhan Gilimanuk yg mulai nampak dari selat Bali ini menandakan tak lama lagi kapal akan segera tiba di pulau Dewata. Sebelum kapal bener2 bersandar di dermaga pelabuhan Gilimanuk, seluruh penumpang udah mulai kembali menuju ke dalam bus. 
Kelap-Kelip Pelabuhan Gilimanuk
02.28 : Tak sampai 1 jam mengarungi selat Bali ini, kapal pun mulai merapat ke pelabuhan Gilimanuk. Setelah kapal bersandar di dermaga pelabuhan Gilimanuk, satu per satu kendaraan mulai keluar dari dalam kapal, termasuk GHTS 010 yg ngacir keluar kapal duluan. GH 26 yg keluar dari kapal belakangan justru bisa keluar dari area pelabuhan lebih dulu daripada GHTS 010 walaupun sama-sama tak direpotkan dengan pemeriksaan KTP bagi para penumpangnya hoho...
Keluar Kapal
Keluar Area Pelabuhan Gilimanuk
02.35 : Memasuki SPBU Gilimanuk milik Gunung Harta sendiri untuk mengisi solar sekaligus sarana transit bagi penumpang yg akan melanjutkan perjalanan menuju Singaraja dengan fasilitas shuttle yg disediakan pihak GH. Tak lama berselang, GHTS 010 juga mulai merapat memasuki SPBU Gilimanuk ini.
Memasuki SPBU Gilimanuk
02.44 : GH 26 kembali melanjutkan perjalanannya menuju Denpasar. Pemandangan jalan yg gelap gulita akibat minim penerangan saat mulai memasuki kawasan Taman Nasional Bali Barat ini membuat sya memilih untuk tidur saja zzzzz....
Lepas Gilimanuk
03.10 : Bangun-bangun ternyata pas banget memasuki kota Negara yg merupakan ibukota Kabupaten Jembrana. Beberapa penumpang termasuk ibu-ibu di samping sya yg turun di sekitar kota Negara ini membuat cukup banyak waktu terbuang karena harus berhenti beberapa kali. Alhasil, GHTS 010 pun kembali ngacir duluan di depan GH 26.
Memasuki Kota Negara
03.16 : Lepas kota Negara, GH 26 dan GHTS 010 saling berjalan beriringan alias konvoi mosak-masik menyusuri jalan Gilimanuk-Denpasar yg udah relatif sepi ini. Aksi kedua armada GH berchasis premium di jalur Denpasar ini yg saling membuka jalan sempat membuat sya terjaga sejenak dan akhirnya kembali tepar zzzzz....
Konvoi Bareng GHTS 010
04.41 : Bangun-bangun lagi udah melintas Megati dan masih bertahan di belakang GHTS 010 namun dengan jarak yg semakin menjauh. Namun GH 26 tak tinggal diam begitu saja dengan sedikit demi sedikit membuka jalan untuk memperkecil jarak dengan GHTS 010 hingga konvoi kedua armada ini pun kembali terjadi.
Melintas Megati
Melintas Megati
04.45 : Melintas Meliling hingga Kerambitan dengan kondisi padat merayap yg ternyata tak hanya dijumpai saat pagi sampai sore saja namun pagi buta kya gini udah harus menikmati panjangnya kemacetan. GHTS 010 yg selangkah demi selangkah mencoba membuka jalan ini terus diikuti oleh GH 26 hingga bertemu dengan Setiawan Avante dari Kediri yg masih tertahan juga di sini. Saat ketiga armada ini berjalan beriringan bak sepur-sepuran cukup lama, tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran Setiawan Madura kembali yg nekat ngeblong kanan membabi buta dengan PDnya sehingga ia pun berhasil mengasapi GHTS 010 dan nangkring di depan Setiawan Avante. GH 26 rupanya terpycu lagi melihat tingkah Setiawan Madura tsb dan ikut-ikutan nekat ngeblong kanan bertubi-tubi di belakangnya sehingga saudaranya sendiri GHTS 010 pun menjadi korbannya. Aksi goyang kanan GH 26 membuntuti Setiawan Madura ternyata harus terhenti di belakang Setiawan Avante saja karena tak ada celah lagi buat masuk seperti Setiawan Madura. Kondisi ini bertahan hingga memasuki Tabanan.
Macet di Meliling
Diblong Kanan oleh Setiawan Madura
Macet di Kerambitan
05.00 : Menurunkan penumpang di terminal Pesiapan Tabanan. Baru kali ini sya memasuki terminal yg tak terlalu luas dan hanya dihuni oleh truk-truk yg sedang perpal ini.
Menurunkan Penumpang di Terminal Pesiapan
05.07 : Memasuki bypass Kediri, Tabanan, masih sempat-sempatnya menggoyang kanan kendaraan yg menghalangi lajunya. Satu per satu penumpang kemudian mulai turun di sekitar kawasan Tabanan ini. 
Memasuki Bypass Kediri
05.20 : Menurunkan penumpang di SPBU Abian Tuwung Tabanan sebagai titik akhir penurunan penumpang di kawasan Tabanan sebelum memasuki terminal Mengwi. Bagi para penumpang yg ingin melanjutkan perjalanan ke Ubung atau pusat kota Denpasar menggunakan kendaraan berbasis online bisa turun dan order dari sini saja karena klo udah masuk terminal Mengwi, penumpang mau ga mau harus menggunakan jasa Trans Sarbagita atau angkutan travel yg bertebaran di sana jika tak ada yg menjemput. Tak lama kemudian GHTS 010 ikut menepi di depan GH 26 untuk menurunkan penumpangnya juga.
Menurunkan Penumpang di SPBU Abian Tuwung Tabanan
05.25 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Mengwi barengan dengan GHTS 010 yg kompak banget ngetan-ngulon selalu bersama kemudian disusul Setiawan Bojonegoro yg ternyata malah finish belakangan muehehe. Suasana terminal Mengwi saat itu masih gelap gulita dan relatif sepi sehingga penumpang yg ingin melanjutkan perjalanan menuju Ubung menggunakan jasa bus Trans Sarbagita harus bersabar menunggu cukup lama karena baru akan dilayani mulai pukul 06.00 wita, itupun harus menunggu lagi sampai penumpang agak banyakan. Overall naik bus GH 26 ini sangat nyaman, suoss, mentul2, servis makannya juara, krunya ramah2 namun syangnya fasilitas wifinya ga bisa digunakan karena kuota habis 😞.
Tiba di Terminal Mengwi
05.30 : Shalat Subuh berjamaah dulu di mushola terminal Mengwi sebelum melanjutkan etape berikutnya yg akan sya bahas di Part 2 yg bisa disimak DI SINI hehe...

Sementara sampai di sini dulu ya kisah perjalanan mbolang bareng kami menuju Pulau Dewata Bali dengan berbagai drama dan kejadian tak terduga yg mewarnainya. Tetap terus ikuti lanjutan perjalanan kami untuk etape pulangnya yg tak kalah serunya. Tak lupa sya mengucapkan selamat Idul Fitri Minal Aidzin wal Waizin, Mohon Maaf lahir dan batin.


Tarif :
Jogja-Solo : 10k (Po. Mira ATB)
Solo-Braan : 28k (Po. Sumber Selamat ATB)
Braan-Kediri : 5k (Po. Pelita Indah ATB)
Kediri-Blitar : 13k (Po. Kawan Kita Ekonomi)
Blitar-Malang : 18k (Po. Restu Ekonomi)
Malang-Surabaya : Free of Charge (Po Menggala Patas)
Surabaya-Denpasar : Free of Charge (Po. Gunung Harta Executive Class)