Thursday 31 May 2018

Touring Bali-Jogja Kembali via Malang Naik Bus Premium Gunung Harta GHTS 010 Scania K360ib

   Menunggu, mungkin adalah hal yg paling menyebalkan dalam hidup kita. Dan kali ini sya alami karena harus menunggu keberangkatan bus di terminal Mengwi selama kurang lebih 6 jam. Kok bisa? Sesuai dengan judulnya yg merupakan kelanjutan dari touring Bali Kembali sebelumnya (kalau belum baca silakan klik DI SINI), untuk kembali menuju Jogja ini sya memilih via Malang dulu demi ingin merasakan naik bus premium yg termewah di jalur Denpasar ini yaitu Gunung Harta dengan chasis Scania K360ib nya sehingga harus menunggu keberangkatan bus-bus tujuan Malang yg biasa dimulai pukul 15.30 wita. Jadi, bukan salah busnya sih tapi sya nya aja yg bingung mencari kegiatan buat mengisi waktu selama itu secara kalo mau muter-muter di Bali ini memang kendalanya ada pada transportasi umum yg terbatas dan tak terintegrasi seperti Jakarta dengan Trans Jakarta ataupun di Jogja dengan Trans Jogja. Trans Sarbagita yg ada juga hanya melayani akses menuju terminal Ubung saja dan tak terintegrasi dengan jalur yg lain sehingga cukup sulit klo mau melanjutkan perjalanan ke kota. Semoga saja ke depannya bisa terwujud akses transportasi yg terintegrasi dan ramah wisatawan di Bali 😃. 
Back to topic...
    KPS untuk perjalanan pulang ini secara umum ini terdiri dari 4 etape. Denpasar-Malang merupakan etape pertama dan utama yg rencananya akan mencicipi bus Gunung Harta Scania nya, kemudian lanjut nanti etape kedua naik bus ATB saja dari Malang menuju Surabaya. Dari Surabaya nanti akan berlanjut naik Sugeng Rahayu Patas menuju Solo dan diakhiri dengan naik bus ATB menuju Jogja. Pembelian tiket Gunung Harta dan Sugeng Rahayu ini masih sya percayakan pada aplikasi redBus biar menghemat pengeluaran karena alhamdulillah lagi-lagi bisa GRATIS hehe...
  Singkat cerita, hotseat 1B untuk keberangkatan GH Denpasar-Malang tanggal 22 April 2018 langsung sya amankan jauh2 hari. Tiket yg diperoleh dari pembelian secara online ini hanya berupa print-printan saja tetapi kalo beli di agen dapat tiket sampulan dengan harga asli 220rb. Demikian pula untuk SR Patas Surabaya-Solo seharga 75rb ini. Klo teman2 pengen touring secara GRATIS seperti ini, bisa dimulai dengan cara instal aplikasi redBus di HP teman2 dengan menggunakan kode referensi RED0X1C17D7 saat login nantinya (Promosi=berbagi ilmu itu indah hehe), langsung deh nanti dapat bonus 80rb buat modal awal biar nanti bisa mencapai poin sesuai yg ditargetkan teman2 sendiri biar bisa mencoba naik armada Gunung Harta dan Sugeng Rahayu ini.
Bagaimana kisah perjalanan seru yg nyaman dan menyenangkan menggunakan armada Gunung Harta berchasis Scania K360ib ini? Mari kita simak bersama Check it out ....


HARI 2
WITA Style
10.10 : Menuju shelter keberangkatan bus untuk istirahat sambil melihat hiruk pikuk suasana keberangkatan bus tujuan Jember dan Surabaya pagi itu. Awalnya, setelah sampai di terminal Mengwi, sya pengen lanjut nyobain naik Trans Sarbagita PP ke Ubung tapi efek mager membuat sya malas buat memindahkan badan ini saat udah PW duduk di ruang tunggu terminal Mengwi ini kecuali buat mandi. Teman sya, Radit yg rencananya akan menemani sya ngobrol-ngobrol sambil menanti jam keberangkatan bus hingga sore ternyata harus perpal karena ada kepentingan sehingga memaksa sya untuk kowah kowoh sendirian di terminal ini huffftttt...
Suasana Terminal Mengwi
12.05 : 2 jam pun berlalu tanpa arti dan menjelang Dhuhur, bus-bus tujuan  Jawa Tengah mulai menghiasi shelter keberangkatan terminal Mengwi. Diawali dengan datangnya M Trans tujuan Jogja, GH tujuan Jogja dan Wisata Komodo tujuan Jogja-Purwokerto. Lanjut shalat Dhuhur dulu di mushola terminal.
Suasana Terminal Mengwi
13.30 : Semakin siang, suasana keberangkatan bus tujuan Jawa Tengah semakin ramai dengan bertambahnya bus yg merapatkan barisan di shelternya masing2 bahkan bus tujuan Jakarta juga ada yg mulai parkir seperti OBL. Restu Mulya, OBL, Sedya Mulya (Papan trayeknya tujuan Jogja tapi aslinya ke Wonogiri), Tami Jaya, dan PK menambah pasukan bus bertujuan Jogja sedangkan shelter tujuan Semarang juga mulai diisi oleh beberapa bus seperti GH the legend reborn cabe merah (via Solo), OBL (via Solo), Madu Kismo (via Tuban), dan PK (via Purwodadi). Surya Bali dan Bejeu yg sama2 tujuan Jepara tak terlihat penampakannya siang itu dan hanya terlihat PK saja yg mengisi area keberangkatan bus bagian belakang.
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
15.50 : Hampir 6 jam sudah kesendirian ini sya lewati hingga pemandangan area keberangkatan pun mulai berganti dengan bus-bus tujuan Jawa Timur. Pihak GH juga udah menelpon untuk menkonfirmasi ulang titik keberangkatan sya yg awalnya mau naik dari kantor Cokro jadi pindah di terminal Mengwi saja. Lanjut shalat Ashar dulu di mushola sebelum bus yg dinanti datang memasuki terminal.
16.00 : Semakin sore, suasana keberangkatan bus tujuan Jawa Timur ini semakin ramai juga. Seluruh shelter keberangkatan pada penuh diisi oleh bus-bus yg mayoritas tujuan Surabaya dan Malang seperti Zena, Santoso, Wisata Komodo, Medali Mas, M Trans, Midas Nusantara, Tiara Mas, PK, Malang Indah, Restu Mulya, Setiawan dan GH. GH yg udah standby di jalur keberangkatan baru ada tujuan Kediri dan Madura saja. Bus lain yg ga kebagian shelter, pada berkumpul dg sesama PO nya di area keberangkatan bus bagian belakang.
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Suasana Terminal Mengwi
Video suasana keberangkatan bus malam di terminal Mengwi ini dapat dilihat DI SINI.

16.15 : GH 026 tujuan Surabaya dengan chasis O500R 1836 menjadi bus Gunung Harta selanjutnya yg baru datang dari pool Cokro dan memasuki area keberangkatan bus di terminal Mengwi. Tak lama kemudian baru disusul oleh penampakan GHTS 010 dengan chasis Scania K360ib dan diparkirkan bersanding dengan GH 026 di deretan area keberangkatan bagian belakang. Kedatangan GHTS 010 sebagai bus jatah paten Denpasar-Malang tentu saja memupuskan harapan sya untuk dapat jatah rollingan bus tronton yg juga beberapa saat yg lalu pernah bermain di trayek ini. dan sebagai penutup pasukan ijo dari pulau dewata ini yaitu GHTS 020 dengan chasis MB OH 1626 tujuan Blitar-Tulungagung sehingga lengkap sudah kelima pasukan Gunung Harta team Pulau Dewata ini.
GHTS 010
GHTS 020, GHTS 010 dan GH 26
Dari segi eksterior, bus ini memang tampak mewah dengan balutan body New Setra Jetbus 2 SHD di atas chasis Scania K360ib yg merupakan satu-satunya armada berchasis premium Scania di jalur Denpasar. Bus dengan total 32 seats (+ 2 seats di smooking area) ini telah dilengkapi dengan bantal dan selimut di setiap seatnya ditambah adanya AVOD+usb charger (kecuali hotseat) serta ada fasilitas toilet dan smooking area di belakang. Kesan pertama naik bus ini cukup nyaman karena mengusung seat Aldilla terbaru yg dilengkapi dengan legrest. Namun syangnya masih cukup sempit rasanya legroomnya karena belum bisa selonjoran full jika tas sya taruh di depan. Fasilitas wifi yg biasanya tersedia di bus GH tujuan Denpasar sepertinya tidak sya jumpai pada armada ini serta pandangan ke depan yg kurang luas akibat efek "topi" pada double glassnya menjadi semakin terhalang oleh tulisan gede "K360ib" yg tertempel di kacanya hmmm. 
Seat Aldilla GHTS 010
Interior GHTS 010
Legroom GHTS 010
Tiket GH Denpasar-Malang
16.45 : Bus mulai angkat jangkar dari terminal Mengwi sesaat setelah GH 26 berangkat dengan kendali mas Ardi sebagai single drivernya. Mas Ardi ini kebetulan lagi mocok saja jalan Malang-Denpasar karena biasanya bawa armada tronton Malang-Jakarta sehingga udah ga diragukan lagi pengalamannya mengendarai Scania Opticruise ini. Kesan pertama saat bus telah berjalan meninggalkan terminal Mengwi yaitu nyaman sekali rasanya dengan dukungan air suspension ala Scania yg mentul2 dan cara bawa busnya yg alus.
Berangkat dari Terminal Mengwi
16.50 : Menyusuri jalan bypass Kediri yg cukup ramai sambil sesekali berhenti menaikkan penumpang yg udah janjian sebelumnya untuk naik dari bypass Kediri ini.
Melintas Bypass Kediri
16.53 : Mampir kantor GH Tabanan dulu untuk mengambil penumpang, paketan serta snack perjalanan. Kebiasaan yg selalu dilakukan oleh semua bus GH Denpasaran sebelum berangkat ke kota tujuan masing-masing. GH 26 udah nampak nangkring duluan di sini disusul GHTS 010 di belakangnya. Cukup lama GHTS 010 ini berhenti di sini hingga armada GHTS 020, GH Kediri dan GH Madura udah pada mengantri di belakangnya juga.
Mampir Kantor GH Tabanan
17.12 : Bus kembali diberangkatkan meninggalkan kantor GH Tabanan. Kru GHTS 010 langsung membagikan snack yg berisi roti isi coklat, kue molen isi selai, kacang dan air mineral gelas kepada penumpangnya. Lumayanlah untuk sekedar menahan rasa lapar hingga RM nanti.
Berangkat dari Kantor GH Tabanan
Snack Gunung Harta
17.20 : Kondisi padat merayap masih mewarnai jalanan selepas Tabanan ini sehingga memaksa GHTS 010 hanya dipacu kalem saja karena cukup sulit untuk mencari kesempatan dalam jalan sempit ini.
Lepas Tabanan
17.30 : Melintas Kerambitan masih tak berdaya akibat padatnya lalu lintas bak sepur-sepuran rasanya.
Melintas Kerambitan
17.38 : Melintas Megati.
Melintas Megati
17.54 : Melintas Bajera. Sempat berhenti sebentar menaikkan penumpang yg udah janjian sebelumnya di sini sehingga Restu Mulya Golden Dragon yg sejak tadi mengekor di belakang GHTS 010 dengan mudah melenggang duluan.
Melintas Bajera
18.07 : Melintas Soka bertemu dengan sosok bus parwis ex Purnayasa yg larinya cukup mosak-masik sebut saja Deta Trans. Dapur pacu Hino RK8nya yg terus menerus mengeluarkan sepok-sepoknya nampak tak henti-hentinya mencari celah jalan buat ngeblong tipis-tipis diikuti GHTS 010 yg tak mau ketinggalan.
Melintas Soka
18.30 : Melintas jalur pinggir pantai, Selabih. Hari yg mulai gelap justru membuat kedua armada yg dari tadi kejar-kejaran ini makin beringas aja dalam memiyak jalanan. Tak heran jika dalam kondisi padat merayap seperti ini kedua bus ini terkadang memaksa ngeblong kanan dengan GHTS 010 terus menempel ketat di belakang Deta Trans yg sibuk mencarikan jalan walaupun hampir kress dengan kendaraan dari arah berlawanan.
Melintas Selemadeg Barat
18.52 : Melintas Pekutatan masih berkutat dengan bus parwis ex Purnayasa ini yg masih kekeuh mempertahankan posisinya sedangkan GHTS 010 masih santai mengikuti di belakangnya.
Melintas Pekutatan
19.24 : Melintas Negara belok kiri via pinggir kota karena harus mengambil paketan di agen GH Negara. Akibatnya, saat kembali ke jalan utama, GHTS 020 yg lurus melewati kota nampak melesat duluan. Mas Ardi dengan santai memacu armadanya untuk berusaha mengimbangi laju GHTS 020. 
Melintas Negara
19.35 : Kalem tapi pasti, GHTS 010 mulai memperkecil jarak dengan saudaranya. Cukup lama GHTS 020 dibayang-bayangi GHTS 010 dan akhirnya adanya sedikit celah kosong memberikan kesempatan GHTS 010 utk dapat mengambil alih posisi terdepan dengan menggoyang GHTS 020 di lintasan menurun dan sedikit menikung yg bikin deg deg serr rasanya.
Mengejar GHTS 020
19.57 : Melintas Melaya ketemu lagi dengan Restu Mulya Golden Dragon tadi yg udah duluan ngacir saat GHTS 010 mengambil penumpang. Melihat GHTS 010 yg makin mendekat, si Bregenjez Team ini nampak seperti kalang kabut dan langsung mosak-masik larinya. GHTS 010 juga ga mau kalah meladeni permainan Restu Mulya tsb dengan terus ditempel ketat dan mengikuti setiap goyangannya yg mendadak agresif ini. Lintasan Melaya-Gilimanuk yg berliku-liku dan minim penerangan ini menjadi saksi bisu pergulatan sengit kedua pemain Denpasar-Malang ini hingga akhirnya Restu Mulya berhasil lolos dan ngacir duluan menjauhi GHTS 010 sebelum masuk kawasan pelabuhan Gilimanuk.
Melintas Melaya
Mengejar Restu Mulya Golden Dragon
20.16 : Memasuki SPBU Gilimanuk milik Gunung Harta sendiri untuk mengisi solar dan menaikkan penumpang dari agen GH Gilimanuk yg merupakan manifest terakhir untuk melengkapi 32 seats yg ada. Tak lama berselang, GHTS 20 yg berhasil diasapi tadi dan disusul GH Kediri juga mulai merapat memasuki SPBU Gilimanuk ini.
Mengisi Solar di SPBU Gilimanuk
20.20 : Memasuki loket pelabuhan Gilimanuk bersama dua armada Setiawan kemudian langsung menuju dermaga LCM yg sama sesuai arahan petugas pelabuhan tanpa harus menunggu lagi seperti pemandangan yg terlihat di parkiran pelabuhan yg dipenuhi bus pariwisata yg lagi menunggu antrian masuk kapal. Dan uniknya lagi, GHTS 010 dan bus lainnya ini harus dijalankan mundur untuk masuk ke dalam kapal agar nanti saat keluar kapal bisa langsung maju saja hehe... 
Memasuki Loket Pelabuhan Gilimanuk
Menuju ke Dermaga Kapal
20.28 : GH 26 yg udah anteng terparkir duluan di dalam deck kapal kemudian mulai disusul oleh dua armada Setiawan dan GHTS 010 yg diparkirkan berjejer di depannya. GHTS 020 dan GH Kediri juga ga mau ketinggalan sebagai bus terakhir yg memasuki kapal. Kemanakah GH Madura? Entahlah...hehe...
Suasana di Deck Kapal
Suasana di Deck Kapal
20.37 : Tak terlalu lama menunggu, suara klakson kapal terdengar sebagai tanda bahwa kapal mulai bergerak meninggalkan dermaga pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang.
Kapal Diberangkatkan
Kapal Diberangkatkan
20.40 : Usai shalat jamak Magrib dan Isya, sya memilih duduk di dalam ruang kapal yg disediakan dengan fasilitas tempat duduk yg apa adanya dan full hiburan musik dangdut sehingga perjalanan menyeberangi selat Bali ini tak terlalu membosankan.
Ruang Penumpang dalam Kapal

WIB Style
20.30 : Pemandangan kelap-kelip lampu pelabuhan Ketapang yg mulai nampak dari selat Bali ini menandakan tak lama lagi kapal akan segera tiba kembali di pulau Jawa. Hampir 1 jam sudah kelayung-layung di selat Bali, akhirnya kapal mulai merapat juga di pelabuhan Ketapang. Sebelum kapal bener2 bersandar di pelabuhan Ketapang, seluruh penumpang udah mulai kembali menuju ke dalam bus. 
GHTS 010 di Dalam Deck Kapal
20.40 : Setelah kapal bersandar di dermaga LCM pelabuhan Ketapang, satu per satu kendaraan mulai keluar dari dalam kapal. GHTS 020 dan GH Kediri berbalik menjadi armada pertama yg keluar kapal dan langsung ngacir meninggalkan pelabuhan sedangkan GHTS 010, GH 26 dan Setiawan harus tertahan cukup lama di pintu keluar akibat banyaknya truk yg mau masuk ke pelabuhan. 
Keluar dari Kapal
20.48 : Kembali terjebak kemacetan selepas pelabuhan Ketapang pasca lolos dari kemacetan di pintu keluar pelabuhan tadi. GHTS 020 dan GH Kediri juga masih nampak berjibaku di tengah kemacetan panjang yg tahu apa penyebabnya ini. Bete nungguin bus melaju kembali, sya pun tidur sejenak hihihi...
Lepas Pelabuhan Ketapang
21.40 : Bangun-bangun ternyata sya udah melewatkan sebagian momen opera van Baluran ini saat melihat GHTS 010 lagi meliuk-liuk menuruni alas Baluran bersama Akas IV disco 7656 yg terus dibayang-bayangi. Kejar-kejaran kedua bus ini seketika membuat sya mendadak ga jadi ngantuk lagi. GHTS 010 terus berusaha mencari celah untuk mengasapi Akas IV tsb tapi nyatanya selalu gagal akibat perlawanannya yg cukup sengit, pemain Madura mah gitu. Akhirnya GHTS 010 pun hanya tut wuri handayani saja mengimbangi permainannya hingga memasuki RM. Sumber Harta Baru.
Melintas Alas Baluran
Mengejar Akas IV 7656
22.00 : Memasuki RM. Sumber Harta Baru Banyuputih yg merupakan RM. milik Gunung Harta sebagai tempat servis makan seluruh armada yg berangkat dari Denpasar. Sudah ada GHTS 020 dan GH Kediri duluan yg berada di sini. Saat akan memasuki ruang servis makan, kru GHTS 010 membagikan kupon makan terlebih dahulu pada seluruh penumpangnya untuk ditukar dengan servis makan prasmanan. Menu prasmanan yg disediakan terdiri dari nasi, sop, tumis buncis, telur kecap, ayam balado, krupuk, timun, sambal dan teh hangat. Semua hidangan prasmanan kali ini disajikan secara corrr alias kita bisa ambil sepuasnya tanpa dijagain oleh petugas RM ditambah dapat buah semangka kuning sebagai pencuci mulutnya hohoho...Rasa makanannya enak dan cocok di lidah sya sehingga sya begitu menikmati santap makan istimewa ini tanpa terburu-buru karena udah shalat tadi hehe...
Tiba di RM. SHB
Menu Servis Makan di RM. SHB
22.20 : Selesai servis makan dan urusan dalam negeri, masih cukup lama menunggu bus untuk diberangkatkan kembali. Suasana RM. SHB malam itu ramai dipenuhi oleh armada GH berbagai trayek.
Suasana RM. SHB
Suasana RM. SHB
22.34 : Bus kembali diberangkatkan dari RM. SHB masih dengan kendali mas Ardi bersamaan dengan datangnya GH 27 dari Surabaya yg akan melakukan servis makan di RM. SHB juga.
Berangkat dari RM. SHB
22.44 : Melintas Asembagus. Lepas Asembagus, tak banyak yg bisa dilakukan oleh GHTS 010 selain kebanyakan mengekor kendaraan depannya akibat jalan yg relatif sempit namun cukup ramai lalu lintas dari kedua arah ini. Namun saat ada celah sedikit saja barulah GHTS 010 menunjukkan aksi terbaiknya melibas kendaraan2 yg menghadangnya.
Melintas Asembagus
23.08 : Melintas Kapongan, belum juga menjumpai pemain Denpasar yg lain dan hanya bergelut dengan para bus parwis saja.
Melintas Kapongan
23.14 : Memasuki kota Situbondo harus diajak muter-muter dulu karena adanya larangan melewati kota sehingga truk dan bus dialihkan melewati jalan-jalan yg asing di mata sya. Selepas Situbondo, sya sepertinya tak tahan lagi menahan rasa ngantuk ini dan akhirnya zzzzzz...
Melintas Situbondo


HARI 3
00.40 : Sempat terbangun sejenak saat melintas Kraksaan tapi entah kenapa mata ini bener2 ga kuat dimelek in zzzzzz...
Melintas Kraksaan
02.28 : Terbangun saat bus berhenti menepi sejenak untuk menurunkan paketan di kawasan Purwosari. Lho kok udah nyampe Purwosari aja nih ? Et dah pules bener yak tidurnya, padahal rasanya cuma sekejap aja. Sepertinya empuknya suspensi Scania ditambah rasa capek yg tak tertahankan sukses membuat sya melewatkan momen-momen berharga perjalanan bus dari selepas Situbondo hingga Purwosari ini.
Menurunkan Paketan di Purwosari
02.40 : Melintas Lawang. Sepanjang perjalanan dari Purwosari hingga Arjosari yg masih lengang ini, mas Ardi membawa armadanya dengan style kalem saja namun saat melihat ada bus parwis lagi konvoi di depannya langsung pada disikat semua hehe...
Melintas Lawang
03.00 : Alhamdulillah landing dengan selamat di terminal Arjosari dalam keadaan yg masih gelap gulita dan menjadi armada GH Malangan yg finish kedua setelah GHTS 020. GHTS 020 yg berangkat dari RM. SHB duluan ternyata berhasil lolos dari kejaran GHTS 010 dan sempat kress kembali di Taspen udah meluncur menuju arah Tulungagung. Overall naik GHTS 010 ini sangatlah puas dengan empuknya suspensi Scania yg tak diragukan lagi kenyamanannya, servis makan yg juara enaknya dan corrnya, suosss selama perjalanan dan keramahan kru yg perlu dipertahankan. Syangnya, sya kebanyakan tidur sepanjang perjalanan ini sehingga bnyak momen yg terlewatkan.
Tiba di Terminal Arjosari
Tiba di Terminal Arjosari
Video selengkapnya tentang interior armada, fasilitas dan sedikit perjalanan bersama GHTS 010 ini dapat dilihat DI SINI.

03.05 : Usai turun dari GHTS 010 langsung menuju shelter bus ekonomi tujuan Surabaya yg udah dihuni oleh Restu Panda ATB berjulukan Tornado yg masih mempertahankan body New Marcopolo nya. Tanpa pikir panjang, sya pun langsung naik ke dalamnya karena mau mengejar shalat Subuh di Surabaya sehingga cocok klo naik bus tujuan akhir Ponorogo yg biasanya lebih cepet ini. Alhamdulillah masih kebagian hotseat belakang driver. Ongkos sebesar 14rb menuju Surabaya kemudian sya bayarkan kepada kondektur yg langsung nyamperin sya setelah baru saja duduk.
Restu Panda "Tornado"
Karcis Restu Panda
03.28 : Setelah ngetem sekitar hampir 30 menitan, akhirnya bus bermesin Hino AK8 ini diberangkatkan dengan penumpang yg rata bangku pagi itu dan berlanjut masih menyeseri penumpang dari pintu keluar terminal hingga fly over Arjosari. Lepas Karanglo, penampakan penumpang yg mulai upacara lebih awal di hari Senin bisa kita jumpai di bus ini.
Berangkat dari Terminal Arjosari
03.42 : Melintas Singosari. Kondisi penumpang upacara yg semakin bertambah membuat kondisi di dalam bus makin engap aja. Senin pagi menjelang Subuh gini emang berkah tersendiri bagi bus-bus tujuan Malang-Surabaya karena masih menjadi favorit bagi para karyawan maupun pegawai bahkan mahasiswa asal Malang dsk untuk kembali menuju Surabaya.
Melintas Singosari
04.03 : Melintas Purwosari udah full moyong-moyong gaesss. Niat mau melanjutkan tidur sepanjang Malang-Surabaya akhirnya hanya wacana saja.
Melintas Purwosari
04.20 : Melintas Pandaan langsung via bypass dan ga masuk terminal Pandaan. Kondisi di dalam bus semakin moyong-moyong dengan bertambahnya penumpang yg naik dari Pandaan. 
Melintas Pandaan
04.43 : Memasuki arteri porong. Beberapa penumpang yg turun di sekitar sini belum terasa berimbas pada engapnya suasana di dalam bus yg diperkirakan memuat lebih dari 70 penumpang ini. 
Memasuki Arteri Porong
04.45 : Memasuki tol Surabaya-Gempol, bus kembali dipacu kencang. Aksi selap selip tak banyak terjadi di sini karena kondisi tol yg masih cukup lengang.
Memasuki Tol Surabaya- Gempol
05.05 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Bungurasih setelah menempuh perjalanan hanya sekitar 1,5 jam lebih dikit kemudian Restu Panda "Tornado" ini langsung antri parkir di shelter Ponorogo Niat hati ngikut bus ini sampai shelter biar ga terlalu jauh jalan kaki menuju mushola, eh ternyata malah apes karena mushola yg ada di belakang shelter airnya lagi mati. Dengan terpaksa harus bergegas kembali ke dalam terminal  nyari mushola yg airnya nyala.
Tiba di Terminal Bungurasih
05.20 : Shalat subuh sekaligus mandi dulu sebelum lanjut ke etape berikutnya.
05.45 : Menuju ruang tunggu terminal Bungurasih untuk menanti keberangkatan SR Patas 7118 yg masih cukup lama sekitar pukul 7 nanti sesuai tiket yg sya pesan dari redBus. Saat itu, SR 7322 nampak udah mengisi shelter tujuan Bandung.
Menunggu Bus di Ruang Tunggu Terminal Bungurasih
06.45 : 1 jam berlalu begitu saja tanpa arti dan kini saatnya menuju shelter patas Jogja/Magelang/Semarang karena sebentar lagi udah waktunya SR 7118 parkir shelter.
06.55 : Hingga nyaris pukul 7, penampakan SR 7118 tak kunjung terlihat memasuki area terminal Bungurasih. Duh rasa panik kembali menghantui karena terancam gatot lagi nih naik SR Patas klo SR 7118 beneran perpal. "Pak, SR 7118 kok dereng parkir nggih?" tanya sya pada salah satu mandoran SR. Jawaban dari pak Mandor yg menyatakan klo SR 7118 lagi dipake rombongan pun membuat sya seketika lemas. Namun untungnya pak Mandornya baik dan langsung ditelponkan kantor sehingga sya diikutkan SR 7142 saja nanti. Tapi, tiba-tiba sya disuruh ikut SR 7322 saja yg udah bersiap mau berangkat hoho malah beruntung nyobain armada baru.
07.00 : Akhirnya sya pun melangkah masuk ke dalam armada baru SR Patas di jalur Surabaya-Jogja-Bandung ini walaupun sya cuma ngikut nyampe Solo saja. Bus kekinian dengan balutan body terbaru dari Adi Putro yaitu New Setra Jetbus 3 SHD ini masih terlihat kinyis-kinyis dan berbau karoseri. Kesan pertama saat naik bus ini pada dasarnya sama seperti bus SR Patas lainnya namun terasa lebih eksklusif dengan konfigurasi seat 2-2 sejumlah 40 seats Aldilla dan dilengkapi selimut yg lebar di tiap seatnya serta toilet di belakang. Bedanya, SR Patas tujuan Bandung ini baik Jetbus 2/3 SHD maupun All New Legacy SR 2 HD Prime nya sama2 udah dilengkapi dg sekat yg menurut sya sangat mengganggu pandangan. Dan satu lagi untuk legroomnya menurut sya masih cukup sempit rasanya untuk bagian hotseat karena alhamdulillah sya masih kebagian hotseat walaupun injury time naiknya hehe...
Kemudi SR 7322
Legroom yang Sempit
07.05 : Setelah sya naik, bus dengan dapur pacu Hino RK8 yg telah dilengkapi dengan air suspension ini mulai diberangkatkan perlahan meninggalkan shelter dengan membawa penumpang tak sampai separuh kapasitasnya. Memasuki tamparan sempat berhenti sejenak berharap akan mendapatkan tambahan penumpang dari sini, dan hasilnya emang lumayan dapet beberapa penumpang yg naik dari sini.
Persiapan Meninggalkan Shelter Terminal Bungurasih
07.14 : Lepas bungur, bus langsung tancap gas dengan kendali mas Trisilo yg cukup lihai memiyak jalanan Waru-Sepanjang yg lumayan ramai ini. Kepadatan kendaraan yg lebih horor dapat kita lihat untuk arah menuju Surabaya yg sempat macet tak bergerak. Kondektur mulai menarik karcis, memberikan air mineral botol dan membagikan kupon servis makan untuk setiap penumpangnya. Alhamdulillah perjalanan Surabaya-Solo ini lagi2 dapat sya nikmati secara gratis berkat redbus (tarif aslinya 75 rb) dan nambah biaya buat servis makannya sebesar 12rb.
Melintas Medaeng
Melintas Sepanjang
Karcis SR Patas
07.35 :  Memasuki  bypass Krian, bus masih terus melaju dengan kencang serta goyang kanan dan kiri layaknya naik SR ATB namun tentunya ini lebih nyaman dan mentul-mentul.
Memasuki Bypass Krian
07.47 : Lepas bypass Krian hingga Mertex, SR 7322 kembali menunjukkan kelihaiannya memiyak jalananan yg cukup ramai ini dan tentunya berani goyang kanan tipis-tipis. Sensasi mosak-masik saat naik bus bermesin belakang memang tak terlalu mendebarkan seperti saat naik bus bermesin depan malah kya dininabobokkan rasanya sehingga sya pun sukses terlelap tidur zzzzz...
Lepas Bypass Krian

Lepas Bypasss Krian
08.40 : Bangun-bangun ternyata udah nyampe Jombang dan lagi menghadapi kemelut lalu lintas di bangjo terminal lama.
Melintas Jombang
08.46 : Melintas depan stasiun Jombang.
Melintas Depan Stasiun Jombang
08.56 : Melintas jalur Jombang-Perak kembali lari mosak-masik hingga Braan. Goyangan demi goyangan ditunjukkan SR 7322 demi menghalau kendaraan yg menghadangnya. Padatnya kendaraan di dua arah ini membuat SR 7322 beberapa kali sempat hampir crash dengan kendaraan yg mengarah ke Surabaya hingga membuat mereka auto minggir teratur dibuatnya hoho...
Melintas Jalur Jombang-Perak
Melintas Jalur Jombang-Perak
09.07 : Melintas Braan, terlihat SR 7142 malah udah terparkir di depan halte Braan sehingga membuat SR 7322 langsung labas meninggalkan SR 7142 yg bertahan ngetem di halte Braan. SR 7142 bisa lebih dulu tiba di Braan walaupun jadwal keberangkatan dari Bungur nya setengah jam di belakang SR 7322 karena langsung ngetol panjang ga kya SR 7322 via jalan biasa. 
Melintas Braan
09.17 : Memasuki Baron area nampak Mira 7173 mulai terlihat hilalnya lagi bergeal-geol di jalan raya Braan-Nganjuk ini. Setelah melaju sendirian dari Surabaya hingga Braan akhirnya nemu juga bus ATB dengan trayek sejalan ini.
Melintas Baron
09.20 : Lepas pertigaan Baron langsung mengejar Mira 7173 yg lagi mosak-masik juga memiyak jalanan. SR 7322 yg semakin dipacu kencang berhasil memperkecil jarak dengan Mira 7173 hingga akhirnya Mira 7173 pun mempersilakan SR 7322 buat duluan.
Mengejar Mira 7173
Melintas Jalur Braan-Nganjuk
Melintas Jalur Braan-Nganjuk
09.27 : Melintas Sukomoro lanjut memasuki Nganjuk via kota tak seperti bus-bus ATB yg harus mlipir melewati ringroad klo siang-siang kya gini.
Melintas Sukomoro
Memasuki Kota Nganjuk
09.41 : Melintas depan terminal Nganjuk. Lambaian dua orang penumpang yg menanti bus di depan terminal Nganjuk kembali menambah manifest penumpang SR 7322.
Melintas Depan Terminal Nganjuk
09.45 : Lepas Nganjuk kembali aksi goyang kanan ditunjukkan saat pemandangan kepadatan kendaraan kembali terlihat saat masuk kawasan Guyangan ini. 
Melintas Guyangan
09.53 : Melintas kawasan Wilangan terpantau lalu lintas arah Madiun cukup padat yg memaksa SR 7322 terus melakukan aksi goyang kanan di jalur sempit ini. Sya yg berada di dalam bus ini hanya bisa merem melek melihat aksi mendebarkan ini sambil terus berdoa aja deh semoga selamat sampai tujuan hehe...
Melintas Wilangan
10.05 : Berlanjut memasuki alas Saradan dengan lintasan berliku naik dan turun yg membuat mas Trisilo makin agresif saja dalam memacu armadanya.
Melintas Alas Saradan
Melintas Alas Saradan
10.15 : Tak lama kemudian tibalah sya di RM. Utama yg berada di pinggir jalan raya Saradan ini. Ini merupakan kali ketiga sya menginjakkan kaki di RM ini yg tentunya menjadi momen yg ditunggu2 pada setiap perjalanan bersama SR Patas ini yaitu makan prasmanan karena udah laper banget rasanya belum sarapan. 
Tiba di RM. Utama
10.17 : Menuju tempat servis makan yg sudah tersedia menu prasmanan yg baru selesai disajikan alias masih fresh. Sya pun cepat2 menukar kupon servis makan dengan menu prasmanan corrr yg disediakan tetapi syangnya belum beruntung dapat jatah lauk ayam karena lagi2 dapat lauk telur. Nasi, sop, tahu, 2 telor ceplok, dan sambel serta teh anget menjadi hidangan sarapan istimewa sya saat itu sehingga terlihat moyong2 sepertinya hihihi....
Menu Servis Makan di RM. Utama
10.27 : Usai sarapan yg istimewa ini lanjut menunggu SR 7322 diberangkatkan kembali. SR 7042 yg ketemu di Braan tadi belum nampak memasuki RM. Utama bahkan hingga SR 7322 meninggalkan RM.
SR 7322 di RM. Utama
SR 7322 di RM. Utama
10.36 : Bus diberangkatkan meninggalkan RM. Utama yg kali ini mulai dipawangi oleh Pak Warsito dan langsung dipacu mosak-masik hingga Caruban. Style mengemudi ala Pak Warsito ini cenderung lebih agresif daripada mas Trisilo. Tak heran jika suara alarm rpm terdengar berulang kali selama perjalanan.
Berangkat dari RM. Utama
10.40 : Melintas Caruban. Selepas Caruban kembali berlari mengejar jam parkir Solo Barat. Goyangan demi goyangan menjadi pemandangan menarik sepanjang Caruban-Madiun ini layaknya naik bus ATB.
Melintas Caruban
11.00 : Memasuki terminal Madiun untuk menaik-turunkan penumpang sebentar dan lanjut ngejoss lagi meninggalkan terminal Madiun.
Memasuki Terminal Madiun
11.06 : Bus kembali digeber dengan kencang sepanjang melintasi ringroad Madiun. Tak jauh dari Asrama Haji, terlihat SR 7431 yg lagi perpal dengan seluruh penumpangnya pada keluar menanti bus SR belakangnya. Seorang manohara dg wajah penuh amarah tiba-tiba melambaikan tangannya untuk menyetop SR 7322 ini, sepertinya ia korban operan SR 7431 yg lagi buru-buru dan ga mau lama2 menunggu.
Melintas Ringroad Madiun
11.22 : Memasuki terminal Maospati yg udah mulai diramaikan dengan barisan bus malam tujuan Jakarta. Hanya menaik-turunkan penumpang sebentar di sini ini dan langsung ngejoss lagi meninggalkan terminal. Penumpang samping sya yg turun di Jiwan sebelumnya mmbuat dua kursi terdepan ini berhasil sya kuasai sendiri.
Memasuki Terminal Maospati
Memasuki Terminal Maospati
11.27 : Melintas Glodok diwarnai dengan aksi goyang kanan di bangjo Glodok saat warna hijau mulai menyala karena antrian kendaraan yg cukup panjang hingga sempat membuat minggir teratur Mira 7527 yg melaju dari arah Ngawi untuk memberikan jalan pada SR 7322 yg udah kepalang tanggung hohoho...
Goyang Kanan di Bangjo Glodok
Mira 7527 Memberikan Jalan Pada SR 7322
11.33 : Saat lagi asyik mosak-masik akhirnya harus terhenti oleh tertutupnya pintu perlintasan KA selepas Glodok.
Terhambat KA Lewat
11.38 : Lanjut mosak-masik lagi sepanjang jalur Maospati-Ngawi.
Melintas Jalur Maospati-Ngawi
11.46 : Melintas Ngawi lama.
Melintas Ngawi Lama
11.51 : Memasuki terminal Kertonegoro, Ngawi. Lumayan juga ada tambahan poin yg naik dari Ngawi ini yg sepertinya langsung tujuan Bandung.
Memasuki Terminal Kertonegoro Ngawi
12.05 : Melintas Sidowayah.
Melintas Sidowayah
12.10 : Memasuki alas Banjarejo Ngawi. Aksi SR 7322 ga kalah seperti bus ATB pada umumnya yg selalu mosak-masik saat melewati alas Ngawi ini. Satu per satu kendaraan di depannya mulai diasapi dengan lincahnya dan meliuk-liuk di jalur alas Ngawi yg berliku ini.
Memasuki Alas Banjarejo Ngawi
Memasuki Alas Banjarejo Ngawi
12.18 : Aksi goyang kanan SR 7322 terpaksa harus terhenti akibat adanya antrian kendaraan yg mengular sebelum monumen Suryo karena dipimpin oleh truk muatan yg berjalan lambat. Semua kendaraan pasti mendadak tertib klo lewat kawasan ini dan tak ada yg berani coba-coba goyang kanan baik pagi maupun malem sekalipun karena bakalan auto tercyduck oleh pak polisi hoho... Barulah pasca lepas dari Monumen Suryo beberapa meter, SR 7322 mulai berani kembali mengosak-asik jalanan.
Macet di Monumen Suryo
12.48 : Melintas Paldaplang.
Melintas Paldaplang
12.53 : Memasuki terminal Pilangsari Sragen hanya numpang lewat saja tanpa adanya tambahan poin yg naik. Lanjut menyusuri ringroad Sragen.
Memasuki Terminal Pilangsari
13.13 : Melintas Pungkruk dan berlanjut mosak-masik di jalan raya Sragen-Solo yg padat kendaraan ini.
Melintas Pungkruk
13.24 : Melintas Masaran.
Melintas Masaran
13.47 : Melintas Sekarpace. Antrian kendaraan di bangjo Sekarpace yg mengular cukup panjang memaksa SR 7322 melakukan aksi buka jalur saat warna hijau mulai menyala sehingga bisa ngacir duluan.
Buka Jalur di Sekarpace
14.00 : Harapan bisa tiba di terminal Tirtonadi lebih cepat ternyata harus digagalkan dengan adanya kemelut lalu lintas di proliman balapan akibat lampu merah yg tak berfungsi sehingga kendaraan dari masing2 arah mendadak brutal ga ada yg mau ngalah untuk duluan melintas. SR 7035 yg sebelumnya disusul saat melintas perempatan Panggung tiba-tiba ngeblong kanan dan ndusel-ndusel di depan SR 7322. Tak hanya itu, Eka 7501 dengan PDnya juga ikut-ikutan ngeblong kanan namun justru lebih dulu lolos dari kemelut ini akibat kenekatannya.
Macet di Proliman Balapan
Macet di Proliman Balapan
14.10 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Tirtonadi Solo setelah cukup lama berjibaku dengan kemacetan cukup lama di proliman balapan. 
Tiba di Terminal Tirtonadi Solo
14.15 : Shalat Dhuhur dulu di masjid terminal Tirtonadi sebelum melanjutkan perjalanan ke Jogja.
14.25 : Kembali menuju shelter Solo Barat untuk menunggu bus ATB tujuan Jogja. Pemandangan mengherankan saat melihat SR 7142 yg ternyata udah parkir berjejeran dengan SR 7322 di shelter bebas padahal saat SR 7322 berangkat dari RM. Utama aja SR 7142 belum datang, tapi nyampe Solo jaraknya ga terlalu jauh hmmm. SR 7066 yg melaju kencang memasuki jalur lintas sontak membuat sya yg lagi jalan santai langsung lari maraton mengejarnya. Untung aja keburu bisa naik dari pintu belakang yg udah injury time hampir saja ditutup. Ternyata emang rezeki anak sholeh ga kemana, SR 7066 yg berbody discovery ini menjadi pahlawan buat sya untuk mengejar waktu shalat Ashar sampe di kos walaupun harus duduk di seat deretan belakang karena sya tahu klo bus-bus belakangnya jaraknya pada jauh2 tadi. Lepas terminal, bus bermesin Hino AK8 ini langsung tancap gass juga untuk mengejar jam istirahat Jogja biar bisa puter balik nantinya.
Onboard SR 7066
Onboard SR 7066
14.30 : Baru lepas Manahan harus tertahan oleh kemacetan parah yg mengular dari bangjo Kerten. Cukup lama waktu yg dihabiskan SR 7066 ini untuk berjibaku dalam kemacetan ini hingga lolos selepas Kerten.
Melintas Kartosuro
15.13 : Melintas Delanggu. Sebelumnya sempat diseset Mira 7166 saat sama-sama mengantri di bangjo, namun tak ada perlawanan balik oleh SR 7066 dan membiarkan mbak Mira melenggang duluan.
Diseset Mira 7166
15.38 : Memasuki terminal Klaten sekedar untuk absen pada pak Dishub dulu.
Memasuki Terminal Klaten
15.45 : Lepas bypass Klaten kembali diasapi oleh Eka 7561 namun untuk kali ini tak dibiarkan begitu saja sehingga kedua bus ini akhirnya terlibat saling kejar-kejaran. SR 7066 yg konsisten mengambil lajur kiri sukses melesat duluan karena laju Eka 7561 banyak direcokin oleh kendaraan di depannya.
DiOT Eka 7561
16.12 : Mendarat dengan selamat di depan hotel Jayakarta dengan waktu perjalanan yg tak sampai 2 jam walaupun terhambat kemacetan dimana-mana. Lanjut order grabbike untuk kembali ke kos untuk segera mengejar waktu shalat Ashar.
Tiba di Depan Hotel Jayakarta
16.30 : Alhamdulillah sampai di kos kembali dengan selamat setelah menempuh perjalanan panjang Bali Kembali selama 3 hari 3 malam yg tak terlalu bergeser jauh dari KPS awal. Capek, letih, dan lesu serta ndledek pastinya bercampur menjadi satu tetapi yg penting bahagia dan selamat sampai tujuan karena pengalaman itu mahal harganya hehehe... Lanjut bersih diri dan shalat Ashar dulu sebelum beristirahat.



Demikian keseluruhan perjalanan touring Bali Kembali sya via rute antimainstream Jogja-Semarang-Purwodadi-Bojonegoro-Denpasar-Malang-Surabaya-Solo-Jogja bersama Pahala Kencana HT 750 dan GHTS 010 sebagai armada utama serta Nusantara HS 013, Restu Panda "Tornado", SR 7322 dan SR 7066 sebagai armada pendukung. Semoga bermanfaat dan dapat memberikan gambaran mengenai waktu, tarif, armada serta sensasi perjalanan selama menuju Denpasar ini.


Tarif :
Denpasar-Malang : Free of Charge (Po. Gunung Harta Executive Class)
Malang-Surabaya : 14k (Po. Restu Panda ATB)
Surabaya-Solo : Free of Charge (Po. Sugeng Rahayu Patas)
Solo-Jogja : 10k (Po. Sugeng Rahayu ATB)