Monday, 21 May 2018

Touring Bali Kembali via Rute Antimainstream Semarang-Purwodadi-Bojonegoro

     "Sungguh indah di Pulau Bali, Pulau Dewata menawan hati, Sayang...sayang waktu ku pulang, teringat slalu di pulau ini". Sepenggal lirik lagu tsb mungkin akan mengingatkan kita pada lagu anak-anak jaman old yg dinyanyikan Cindy Cenora berjudul Pulau Bali (Kids jaman now kagak bakalan tahu lagu ini muehehehe). Dan memang benar, perjalanan menuju Pulau Bali emang meninggalkan kesan tersendiri dan membuat sya ingin kembali ke Bali lagi. Touring menuju Denpasar sebelumnya menggunakan Gunung Harta GH 125 ternyata membawa efek ketagihan buat sya untuk kembali menikmati perjalanan menuju Pulau Dewata ini. Hanya berselang seminggu dari touring naik SDD Muriaan milik Agra Mas, sya pun berkesempatan mengulang kembali perjalanan ke Bali yang tentunya melewati rute yg lebih menarik dari episode sebelumnya. Sebenarnya KPS Bali Kembali ini lebih dulu sya susun daripada KPS Agra Mas SDD Muriaan namun ternyata pelaksanaannya justru lebih duluan KPS  Agra Mas SDD Muriaan.
    Rencananya, sya akan menggunakan bus Pahala Kencana tujuan Semarang-Denpasar untuk berangkatnya. Armada ini menjadi pilihan sya karena merupakan satu-satunya bus yg melayani trayek Semarang-Denpasar via Purwodadi-Blora-Cepu-Bojonegoro dan start dari Semarang nya pun bukan di terminal Terboyo seperti bus trayek Semarang pada umumnya tetapi start dari poolnya PK di Pucang Gading, Semarang. Rute yg lumayan antimainstream ini membuat sya terpycu untuk mencobanya  karena udah lama banget yg melewati jalur ini walaupun dari segi armada, PK jatah Semarang-Denpasar ini biasanya hanya dilayani oleh armada nano-nano lawasnya.
    Singkat cerita, 19 April 2018 menjadi tanggal pilihan keberangkatan sya yg tercantum pada tiket untuk merasakan naik bus malam GRATIS lagi menuju Bali dan hotseat 1B pun langsung sya amankan jauh2 hari (H-20) dengan harga aslinya adalah 300rb. Harga tiket sebesar 300rb itu dapat sya tebus secara cuma-cuma dengan pembelian tiket menggunakan aplikasi redBus. Selain PK ini, perjalanan Jogja-Semarang naik Nusantara Patas sebagai etape awal touring kali ini juga bisa sya nikmati secara GRATIS hehe...(Tarif asli 45rb). Klo teman2 pengen seperti sya juga bisa dengan cara instal aplikasi redBus di HP teman2 dengan menggunakan kode referensi RED0X1C17D7 saat login nantinya (Promosi=berbagi ilmu itu indah hehe), langsung deh nanti dapat bonus 80rb buat modal awal biar nanti bisa mencapai poin sesuai yg ditargetkan teman2 sendiri biar bisa mencoba naik armada Pahala Kencana dan Nusantara ini. 
    Menggunakan bus malam dalam perjalanan menuju Denpasar sistem tektok kali ini akan sya lakukan juga untuk pulangnya dan akan sya ceritakan di Part 2 nanti. Bagaimana kisah perjalanan panjang yg nyaman dan menyenangkan menggunakan armada Pahala Kencana serta drama memilukan sebelum keberangkatannya? Mari kita simak bersama Check it out ....


HARI 1
WIB Style
07.50 : Menuju terminal Jombor menggunakan Grab Bike karena touring kali ini lagi-lagi dimulai dengan naik bus patas Nusantara tujuan Jogja-Semarang yg udah sya pesan sebelumnya via redBus untuk keberangkatan pukul 08.15. 
08.05 : Sampai di terminal Jombor masih terlihat sosok bus patas Ramayana berbody Ventura yg lagi mengisi shelter patas Semarang. Saat konfirmasi ke agen NS Jombor terkait tiket pesanan sya untuk keberangkatan pukul 08.15, ternyata keberangkatan NS selanjutnya baru ada pukul 08.40. Okelah tak apa karena sya rasa masih bisa nuntut buat mengejar keberangkatan PK pukul 13.00 nanti dari Pucang Gading, Semarang. Sayangnya kalo pesen via Redbus lagi-lagi dapatnya tiket struk indomaret huffttt..
Menunggu di Agen NS Jombor
08.20 : Ramayana Patas mulai meninggalkan terminal Jombor dan digantikan kembali oleh Ramayana Patas juga dengan body yg sama. Lanjut kembali menunggu keberangkatan bus berikutnya
08.40 : Ramayana Patas kedua ini mulai meninggalkan terminal Jombor dan ternyata di belakangnya kembali diisi oleh Ramayana Patas Ventura lagi. Nah loh padahal udah jam 08.40 tapi yg parkir selanjutnya kok masih Ramayana. Setelah dikonfirmasi ke agen, ternyata yg dimaksud 08.40 itu adalah jam keberangkatan dari terminal Giwangan. Alhasil tentu saja info mencengangkan ini membuat sya menjadi panik seketika karena bisa-bisa bus baru akan diberangkatkan dari terminal Jombor sekitar setengah 10 nanti setelah ngetem dulu di sini. Perjalanan Jombor-Semarang yg normalnya memakan waktu 3 jam tentunya tak akan cukup untuk mengejar keberangkatan PK pukul 13.00 dari Pucang Gading yg jaraknya masih cukup jauh dari Terboyo karena letaknya yg dekat terminal Penggaron. Kegalauan pun mulai menyelimuti hingga sempat terpikirkan untuk naik Ramayana saja yg standby di shelter namun sya tetap memilih bertahan menunggu keberangkatan bus Nusantara selanjutnya.
09.00 : Ramayana Patas kembali diberangkatkan meninggalkan terminal Jombor namun penampakan Nusantara tak kunjung datang mengisi shelter.
09.10 :  Akhirnya bus yg dinanti-nanti pun datang juga. Nusantara HS 013 dengan body New Setra Jetbus 2 non HD rombakan ex Symphonie inilah yg akan mengantarkan sya menuju Semarang. Seneng sih dapat armada Scania juga akhirnya namun tetap aja hati ini tak tenang rasanya selama di dalam bus. Bus ini cukup nyaman karena menggunakan seat aldilla yg lumayan tebel dengan konfigurasi seat 2-2 sejumlah kurang lebih 47 seats dengan legroom yg standar buat bus patas. 
Nusantara HS 013
Interior Nusantara HS 013
09.35 : Bus mulai diberangkatkan dengan membawa penumpang yg nyaris fullseat setelah hampir setengah jam ngetem di terminal Jombor. Ternyata emang benar dugaan sya klo bus akan berangkat sekitar setengah 10. Lepas terminal Jombor, bus berdapur pacu Scania K124ib ini hanya dipacu santai saja sambil membelah keramaian lalu lintas jalan Magelang yg cukup padat, pdahal klo dilihat dari pawangnya yg masih muda ini kyaknya tipe driver sosss tapi nyatanya tak demikian. Kenyamanan suspensi mentul-mentul ala Scania ini tak lantas membuat nyaman pula perasaan hati sya yg sebenarnya udah campur aduk akibat jam yg semakin mepet untuk mengejar keberangkatan PK.
Berangkat dari Terminal Jombor
09.41 : Lepas Denggung, bus masih konsisten dipacu standar-standar saja dengan kondisi lalu lintas yg ramai lancar.
Melintas Denggung
09.53 : Melintas Tempel malah harus berjibaku dengan kemacetan panjang di bangjo Tempel. Duh mimpi apa sya semalem berasa udah jatuh ketimpa tangga, udah kena jam mepet ditambah kena macet pula huhuhu...
Macet di Tempel
10.00 : Melintas perbatasan DIY-Jateng di kawasan Tempel-Salam setelah lolos dari kemacetan.
Melintas Perbatasan DIY-Jateng
10.10 : Memasuki kawasan Muntilan kembali tersendat saat melintas depan pasar Muntilan akibat padatnya kendaraan ditambah aktivitas pasar yg ramai. Lepas Muntilan barulah kembali aksi mosak-masiknya ditunjukkan hingga Magelang.
Melintas Muntilan
10.30 : Melintas perempatan Artos. 
Melintas Artos
10.34 : Memasuki Terminal Magelang untuk menaik-turunkan penumpang. Alhamdulillah ga pake acara ngetem dulu dan langsung keluar terminal menuju Semarang.
Memasuki Terminal Magelang
10.53 : Memasuki jalan Magelang-Secang kawasan Payaman yg cukup padat, HS 013 ini hanya bertahan mengekor kendaraan di depannya tanpa berusaha buat mencari celah jalan yg kosong untuk mendahuluinya hufffttt.
Melintas Payaman
11.04 : Melintas Secang. Lanjut melewati tanjakan selepas Secang yg hanya dipacu pelan2 saja akibat kurangnya ancang2 walaupun udah bertenaga scania. Selepas itu, aksi mosak-masik yg biasanya mewarnai lintasan meliuk-liuk dan naik turun jalur Pringsurat-Bedono ternyata tak kunjung terjadi dan cenderung nyantai jalannya. Hanya sesekali bergoyang kanan dan selebihnya ya gitu deh. Hal ini dikarenakan driver HS 013 ini kebanyakan telpon-telponan sejak tadi jadi kurang fokus dalam memacu armadanya. Rasanya inginku berkata kasar dan gregetan ngelihatnya. Kalau ga lagi ngejar waktu sih ga masalah mau nyantai atau ngeblong tapi ini kyaknya udah kebangetan banget ngaretnya.
Melintas Jalur Pringsurat-Bedono
11.17 : Melintas pertigaan Pingit, HS 013 memilih untuk lurus saja via pasar Pingit namun malah justru ini merupakan pilihan yg kurang tepat karena harus meladeni truk pasir yg juga memilih lewat jalur ini.
Melintas Pingit
11.22 : Melintas Bedono, kondisi jalan mulai didominasi banyaknya tikungan yg harus dilewati dan cukup ramainya kendaraan yg melintas sehingga HS 013 pun mulai sedikit mosak-masik saat sang driver tak lagi berkutat dengan telepon genggamnya.
Melintas Bedono
11.26 : Melintas Jambu. Jalan yg awalnya cukup lancar jaya akhirnya terpaksa harus berjalan kaya keong akibat dihadang oleh pasukan kendaraan yg dipimpin oleh truk besar bermuatan yg berada jauh di depan. Akibatnya, kendaraan2 di belakang truk tsb mau gak mau harus ikutan gremet2 juga ditambah HS 013 yg hanya pasrah mengekor di belakang kendaraan2 tsb tanpa mencoba berusaha mencari celah yg kosong untuk mendahului.
Melintas Jambu
11.43 : Memasuki lingkar Ambarawa masih bertahan dengan style kalemnya. Rasanya mending naik mercy lawas tapi kenceng daripada scania tapi unak-unuk kayak gini.
Memasuki Lingkar Ambarawa
11.47 : Saat melintas lingkar Ambarawa, di tengah perjalanan terlihat Nusantara HS 023 sedang menepi dengan kondisi kap belakang terbuka, sepertinya lagi trouble. Alhasil HS 013 pun jadi ikut-ikutan menepi sebagai rasa solidaritas sesama PO. Untung aja ga lama berhentinya dan kembali melanjutkan perjalanan setelah kru HS 023 meminjam spare part milik HS 013 untuk memperbaiki kondisi armadanya. Duh saat terjebak jam mepet ternyata ada aja halangan yg mewarnai perjalanan kali ini, bikin gupuh saja.
Berhenti di Lingkar Ambarawa
11.57 : Melintas depan terminal Bawen tanpa masuk ke dalam terminalnya lanjut belok kiri melewati jalan biasa non tol menuju arah Semarang, padahal berharap banget bus ini lewat tol biar cepat sampai Semarang.
Melintas Depan Terminal Bawen
12.08 : Melintas Karangjati.
Melintas Karangjati
12.20 : Melintas alun-alun Ungaran. Duh... rasa panik dan galau ditambah rasa nano-nano akibat menahan pipis sejak Secang tadi akhirnya bercampur jadi satu. Kalau nekat turun di Banyumanik dan oper BRT bisa dipastikan ga akan sanggup buat ngejar jam ke Pucang Gading. Di sinilah mental seorang traveler diuji untuk bisa mencari alternatif dadakan agar rencana yg udah disusun tidak pupus begitu saja. Dan akhirnya sya memutuskan untuk turun di depan masjid samping Trans Mart Banyumanik aja nanti kemudian lanjut naik Grab Bike menuju Pucang Gading. Kalo menurut mapsnya Grab, jarak Banyumanik-Pucang Gading bisa ditempuh sekitar 30 menitan naik Grab Bike.
Melintas Ungaran
12.30 : Alhamdulillah akhirnya sampai juga di depan masjid samping Trans Mart Banyumanik dengan selamat. Sensasi kenyamanan naik Scania yg diidam-idamkan berubah menjadi kegalauan tak berujung sepanjang perjalanan Jogja-Semarang. Kini saatnya shalat jamak qasar Dhuhur dan Ashar sekalian karena sya ga tahu apakah nanti ada waktu jeda buat shalat atau ga di etape selanjutnya.
12.40 : Usai shalat, lanjut bergegas order Grab Bike dengan ongkos 25rb (ga papa deh daripada etape selanjutnya pada hangus, lagian jaraknya juga cukup jauh kok). Untungnya dapat babang Grab yg juga habis shalat di masjid ini jadi bisa langsung tancap gas lebih cepat. 20 menit sisa waktu yg berharga ini sya pasrahkan pada babang Grab dengan motor Satria F ini walaupun sama-sama ga tahu dimana letak pool PK Pucang Gading dan hanya mengandalkan maps saja. 
13.10 : Setelah 30 menitan, akhirnya sampai juga di pool PK Pucang Gading walaupun sempat nyasar juga tadi di jalan sekitar UNDIP. Jalan yg dilalui dari Banyumanik menuju Pucang Gading ini belum pernah sya lewati sebelumnya sehingga cukup menghibur juga diajak mosak-masik sama babang Grabnya dengan Satria F melewati jalur menanjak, menurun dan berliku ini. Walaupun udah berusaha ngebut dan mosak-masik sepanjang jalan, namun kenyataan berkata lain saat sya tiba di pool PK Pucang Gading. Satpam pool PK memberitahu kalau bus PK tujuan Denpasar baru saja berangkat sekitar 5 menitan. Duh rasanya tambah lemes badan ini mendengar penuturan pak Satpam. Katanya, pihak agen sudah berusaha menelpon sya sejak pagi untuk mengonfirmasi keberangkatan namun ga aktif sehingga akhirnya ditinggal karena sya hanya satu-satunya penumpang dari sini. Ya memang salah sya sih karena nomer hp yg sya cantumkan buat beli tiket ga sya pasang jadi ga bisa dihubungi deh oleh agen huhuhu. Pihak agen langsung mencoba menghubungi driver PK tsb untuk menanyakan posisi bus sekarang biar bisa disusul secepatnya. 
13.13 : Masih bersama babang Grab, sya mencoba mengejar bus PK yg katanya baru sampai sekitar Penggaron. Untung aja masih bisa terkejar karena klo tidak pastilah etape2 sya selanjutnya bakalan gagal total.
13.20 : Akhirnya penampakan PK SHD berwarna putih terlihat juga di pinggir jalan kawasan Kembang Arum setelah menyusuri jalan raya dari Penggaron hingga hampir memasuki Mranggen yg notabene udah masuk Kabupaten Demak (gitu kok ngomongnya baru nyampe Penggaron hufft). Sya pun sangat berterima kasih pada babang Grab yg udah bersedia nganterin sya sampai sini dan udah berusaha ngebut biar sya ga telat. Alhamdulillah keberuntungan kembali berpihak dengan sya karena akhirnya berkesempatan mencoba armada SHD terbaru dari PK, padahal sya kira dapat armada nano-nano lawasnya. Tak sempat mengabadikan eksterior bus PK dengan nomor lambung HT 750 ini, sya pun langsung naik ke dalam bus dan disambut keramahan kru dan driver yg sudah bersedia menanti kedatangan sya. Selembar tiket print-printan berbarcode ala PK dari agen kemudian diberikan kepada sya dan sementara sya duduk di seat 1C dulu karena seat 1B masih ditempati driver keduanya buat istirahat. 
Onboard PK HT 750
Tiket PK Semarang-Denpasar
Bus dengan total 32 seats Aldilla terbaru yg sangat nyaman ini telah dilengkapi dengan bantal dan selimut di setiap seatnya. Namun bagi pecinta kursi panas harus bersabar dengan adanya sekat dengan TV yg dipasang tepat di depan penumpang hotseat hmmm. 

Seat Aldilla PK HT 750 
Kesan pertama naik bus ini adalah cukup nyaman, masih kinyis-kinyis interiornya, mentul2 karena chasis Hino RK8 penyangga armada ini udah built up air suspension dan full musik dengan pandangan ke depan lumayan luas walaupun efek double glass dan yg penting tanpa kaca film hehe. Selain itu legroom seat 1AB menurut sya lebih sempit rasanya dibandingkan seat 1CD yg lebih longgar dan bisa selonjoran.
Legroom Seat 1C
Legroom Seat 1B
Interior PK HT 750.
13.40 : Melintas Karangawen. Kondisi lalu lintas dua arah yg super padat di jalur Semarang-Purwodadi memaksa PK HT 750  ini hanya dipacu kalem-kalem saja dan ga mau terlalu ngoyo nyari celah jalan hingga memasuki kawasan Gubug.
Melintas Karangawen
14.02 : Melintas pertigaan Gubug yg memisahkan antara jalur menuju Purwodadi dan Kedungjati (bisa tembus Salatiga). Suasana jalanan yg tak lagi sepadat jalur Mranggen-Gubug membuat PK HT 750 mulai mampu meningkatkan RPM mesinnya apalagi kondisi jalan mayoritas udah mulus dibeton. Namun syangnya, keadaan tsb tak bertahan lama saat harus terjebak kemacetan selepas Gubug akibat sistem buka tutup adanya hajatan di pinggir jalan hmmm.
Melintas Pertigaan Gubug
Macet Selepas Gubug
14.17 : Melintas Kebonagung kembali merayap lagi akibat penumpukan kendaraan pasca lolos dari kemacetan tadi.
Melintas Kebonagung
14.27 : Memasuki wilayah Godong disambut hujan deras lanjut melintas pertigaan Godong yg memisahkan antara jalur menuju Purwodadi jika ke kanan dan menuju Demak jika ke kiri. PK HT 750 mampir di agen PK Godong dan berhenti cukup lama untuk menaikkan paketan di sini.
Melintas Pertigaan Godong
Mampir Agen PK Godong
14.50 : Melanjutkan perjalanan kembali menyusuri jalur Godong-Purwodadi masih ditemani hujan deras. Pasukan Garuda Mas termasuk bus SDDnya pun mulai nampak menghiasai jalanan menuju arah Semarang sebagai bus malam  tujuan Jakarta yg berangkat paling awal dari wilayah Grobogan dsk. Kru PK HT 750 akhirnya mulai membagikan snack berupa roti coklat dan air mineral 600 ml tanpa dikemas dalam kotak walaupun penumpangnya baru saya saja. Alhamdulillah lumayanlah buat mengganjal perut yg udah dangdutan ini hehe...
Melintas Jalur Godong-Purwodadi
Snack PK HT 750
15.05 : Memasuki wilayah Purwodadi akan terlihat penampakan pool Trans Zentrum MK sebagai gerbang batas kota Purwodadi lanjut mengambil arah kanan di bundaran tugu adipura Purwodadi menuju Terminal Purwodadi.
Memasuki Wilayah Purwodadi
Memasuki Kota Purwodadi
15.10 : Memasuki terminal Purwodadi kemudian langsung menuju parkiran khusus bus malam yg sudah mulai diramaikan oleh bus-bus tujuan Jakarta seperti Garuda Mas, Sinar Jaya, Handoyo, Kramat Djati, Laju Prima, Sari Mustika, Trans Zentrum MK, Sido Rukun dll. 
Memasuki Terminal Purwodadi
Memasuki Terminal Purwodadi
15.20 : Setelah tiba di terminal Purwodadi barulah sya bisa mengabadikan armada PK yg mengantarkan sya menuju Pulau Dewata ini. Armada berchasis Hino RK8 built up air suspension ini nampak gagah dengan balutan body New Setra Jetbus 2 SHD garapan Adi Putro dan livery putih bergaris terbarunya. Tak lama kemudian beberapa PK tujuan Bojonegoro-Jakarta via Purwodadi pun mulai berdatangan dan parkir di samping PK HT 750. Cukup lama waktu yg digunakan PK HT 750 ini untuk berhenti di terminal Purwodadi sehingga sya memanfaatkannya untuk makan bakso dulu karena belum sempat makan siang akibat jam yg mepet dan baru terisi roti yg dibagikan kru PK HT 750 tadi.
PK HT 750 di Terminal Purwodadi
PK HT 750 di Terminal Purwodadi
Kemudi PK HT 750
16.13 : Setelah 1 jam berhenti di terminal Purwodadi, akhirnya bus mulai diberangkatkan lagi. Penumpang bus ini yg awalnya hanya sya seorang ternyata langsung meningkat drastis memenuhi lebih dari sebagian seat yg tersedia dan didominasi oleh para pekerja proyekan sebagai langganannya. Seat 1A samping sya masih nampak kosong belum berpenghuni dan sya harap tak ada yg menempati hingga Denpasar nanti hohoho...
Berangkat dari Terminal Purwodadi
Melintas Kota Purwodadi
16.25 : Melintas bunderan Getasrejo sebagai batas kota Purwodadi bagian timur lanjut menyusuri jalan Purwodadi-Blora yg sekarang jauh lebih lebar dan mulus dibeton. Selepas Purwodadi ini, sepertinya driver pertama PK HT 750 baru benar-benar menunjukkan performa terbaiknya dengan tak segan-segan menginjak gas dan menunjukkan skill memiyak jalanan Purwodadi-Blora yg masih cukup ramai.
Melintas Bunderan Getasrejo
16.31 : Melintas pool Bejeu Linsaka dengan dipenuhi armada-armada handalnya yg sekarang udah pada mangkrak karena tak lagi melayani trayek Purwodadi-Jakarta.
Melintas Pool Bejeu Linsaka
16.40 : Melintas Tawangharjo, masih menikmati goyangan PK HT 750 yg berlari sendirian menuju arah Blora di saat bus malam lainnya justru berbondong-bondong menuju arah Purwodadi menuju Jakarta.
Melintas Tawangharjo
16.55 : Melintas Wirosari dan mampir sejenak di agen PK Wirosari untuk menaikkan penumpang. Manifest penumpang bus ini kembali bertambah dan masih didominasi oleh para pekerja proyekan. Seat 1A samping sya nyaris saja ditempati oleh salah satu dari mereka namun akhirnya ga jadi dan pindah ke belakang bersama jadi satu dengan para penumpang pekerja proyekan lain.
Mampir Agen PK Wirosari
17.20 : Melintas wilayah Kunduran yg artinya sudah memasuki Kebupaten Blora. Kondisi jalan yg semakin sepi membuat bus semakin dipacu kencang dalam membelah jalur tengah ini hingga sesekali terlihat speedometer menyentuh angka 100 kpj di lintasan lurus dan tetap mosak-masik di lintasan berliku. 
Memasuki Kabupaten Blora
17.38 : Melintas Ngawen langsung bablas tanpa ada acara mampir di agen seperti tadi. Hari yg semakin gelap membuat PK HT 750 semakin beringas layaknya bus malam yg melesat di pantura.
Melintas Ngawen
18.05 : Memasuki Blora via pusat kotanya sehingga lumayan bisa menikmati suasana kota Blora di malam hari karena biasanya hanya dilewatkan pinggiran melulu klo lewat Blora. Selepas melintas kota, sya kira bus ini akan mampir di Blok T Blora yg merupakan kawasan pusat oleh-oleh dan jajanan Blora sekaligus digunakan sebagai kompleks agen bus malam, namun nyatanya bus ini langsung bablas menuju arah Cepu karena tak ada penumpang dari agen Blora. 
Memasuki Kota Blora
Melintas Blok T Blora
18.15 : Melintas perbatasan kota Blora dan memasuki wilayah Jepon. Seorang penumpang yang naik dari agen PK Jepon kembali menambah perolehan jumlah manifest penumpang yg telah ada.
Melintas Jepon
18.26 : Melintas Cabak yg menandakan bahwa sebentar lagi kita akan memasuki kawasan hutan jati Sambong. 
Melintas Cabak
18.32 : Memasuki kawasan hutan jati Sambong yg gelap gulita akibat minim penerangan. Jalanan yg berliku dan sedikit menanjak serta menurun tak membuat bus ini lantas memperlambat lajunya, justru malah ngejoss terus menghalau beberapa truk dan kendaraan kecil yg menghadangnya dengan penuh keyakinan. Suasana dan kondisi lika-liku jalannya sih mirip alas Banjarejo Ngawi namun klo ini cenderung lebih horor suasananya.
Melintas Hutan Sambong Blora
Melintas Hutan Sambong Blora
18.52 : Setelah melintas kawasan hutan jati Sambong yg terkenal horor ini, akhirnya sampailah kita di kota Cepu.
Memasuki Kota Cepu
18.56 : Berhenti sejenak di agen PK Cepu tapi bukan di terminalnya untuk menaikkan tiga penumpang terakhir yg menjadi manifest dari bus ini sehingga lengkap sudah penumpang PK HT 750 ini sejumlah 30 orang. Alhamdulillah nikmat Tuhan mana yg kamu dustakan saat melihat seat 1A masih nampak adem ayem tak ada yg menghuni hingga saat ini sehingga double hotseat ini dapat sya nikmati sendirian buat selonjoran hingga Denpasar nanti hohoho... Demikian pula penumpang di seat 1C juga sama beruntungnya seperti sya.
Mampir Agen PK Cepu
19.00 : Melintas jembatan ketapang yg menghubungkan dua kabupaten di dua provinsi yaitu Kabupaten Blora (Jateng) dan Kabupaten Bojonegoro (Jatim). 
Melintas Jembatan Ketapang
19.05 : Melintasi perempatan Padangan yg merupakan jalur yg memisahkan antara tujuan Ngawi dan Bojonegoro. Klo mau ke Bojonegoro tinggal lurus saja sedangkan klo mau ke Ngawi ambil kanan. 
Melintas Perempatan Padangan
19.13 : Melintas Purwosari. Sepanjang jalur Cepu-Bojonegoro yg didominasi lintasan lurus ini driver PK HT 750 ini tak segan-segan memainkan kemudinya dalam membelah jalanan yg masih ramai. Goyangan demi goyangan menjadi pemandangan menarik yg bisa disaksikan dalam mengasapi kendaraan yg menghadangnya.
Melintas Purwosari
Melintas Jalur Cepu-Bojonegoro
19.35 : Melintas Kalitidu.
Melintas Kalitidu
19.55 : Memasuki kota Bojonegoro.
Memasuki Kota Bojonegoro
20.00 : Melintas pertigaan terminal Rajekwesi Bojonegoro terlihat sosok Putra Mas yg baru saja melintas dari arah TRB menuju Babat.
Melintas Pertigaan Terminal Rajekwesi Bojonegoro
20.07 : Mosak-masik kembali di sepanjang jalan Bojonegoro-Babat yg lebih ramai dari jalur Cepu-Bojonegoro sambil mengejar Putra Mas yg cepat sekali menghilangnya padahal hanya selisih sebentar saja di bangjo TRB tadi. Sekalinya terkejar dan ditempel terus, ternyata Putra Mas tsb tiba-tiba menyalakan sein kiri dan memasuki garasinya di kawasan Kapas, ealah tak kira masih ngeline toh.
Mengejar Putra Mas
21.13 : Melintas pertigaan Babat lanjut lanjut belok kiri memasuki jalur pantura menuju arah Lamongan. Saat melintas pantura, driver pertama PK HT 750 ini masih konsisten dalam memacu armadanya dan tetep mosak-masik walaupun jalanan pantura tak semulus jalur tengah. Syangnya, sya tak mampu bertahan lama menikmatinya dan akhirnya terlelap kemudian.
Melintas Babat
22.00 : Saat terbangun dari tidur ternyata PK HT 750 ini telah merapatkan diri di sebuah rumah makan di pinggir pantura kawasan Duduk Sampeyan yg terasa asing buat sya. RM. Sedaap Agni inilah yg digunakan PK tujuan Semarang-Purwodadi-Denpasar sendirian untuk istirahat dan servis makan yg udah kelewat malam ini. Servis makan PK di RM ini ternyata tak seperti pada umumnya yg dilakukan secara prasmanan melainkan semi prasmanan. Seporsi nasi telah disiapkan dalam piring sehingga para penumpang tinggal memilih sayur dan lauk yg disediakan. Menu semi prasmanan yg disediakan terdiri dari mie goreng, tumis buncis dan wortel, ayam dan telur balado, dan teh hangat. Untuk lauknya, kita hanya diperkenankan memilih ayam atau telur balado saja serta diambilin oleh petugas RM nya hmmm (klo sya kebetulan paha ayam yg gede hihi). Walaupun demikian, rasa makanannya cukup enak dan porsi nasinya pas buat sya. 
PK HT 750 di RM. Sedaap Agni
Servis Makan di RM. Sedaap Agni
22.20 : Usai menikmati makan malam yg kemalaman ini lanjut menunaikan Shalat jamak Magrib dan Isya dulu di mushola RM.
RM. Sedaap Agni Duduk Sampeyan
22.35 : PK HT 750 mulai angkat jangkar dari RM. Sedaap Agni dengan dipunggawai driver keduanya. Cara pembawaan driver kedua ini tak jauh berbeda dengan driver pertamanya yg juga sosss larinya.
Berangkat dari RM. Sedaap Agni
22.40 : Mampir mengisi solar di SPBU sebelum terminal Bunder Gresik sekitar 5 menitan. Saat PK HT 750 telah selesai mengisi solar dan mulai diberangkatkan meninggalkan SPBU, terlihat sosok PK nano-nano tujuan Jepara-Denpasar yg baru memasuki area SPBU juga. 
Mengisi Solar di SPBU Bunder
22.50 : Memasuki GT. Kebo Mas sebagai pembuka akses tol panjang yg akan dilewati PK HT 750 ini. Sepanjang tol Gresik-Surabaya yg mulai lengang ini, bus auto digeber kenceng terus, terlihat dari jarum speedonya yang tak beranjak dari kisaran 100-110 dan suara mesin yg terdengar sayup-sayup raungannya.
Memasuki GT. Kebo Mas
23.00 : Memasuki GT. Tandes Barat.
Memasuki GT. Tandes Barat
23.06 : Memasuki GT. Dupak.
Memasuki GT. Dupak
23.16 : Melintas GT. Waru untuk memasuki ruas tol Surabaya-Gempol. Penampakan Restu Panda ATB tujuan Malang yg baru saja lepas dari gerbang tol langsung dikejar oleh PK HT 750. Duel sengit sempat terjadi di antara keduanya karena si Panda tak mau dengan mudah posisinya direbut oleh PK. Hujan deras yg datang tiba-tiba seketika membuat PK HT 750 mulai menurunkan lajunya dan hanya bertahan mengekor di belakang si Panda yg larinya lumayan sosss itu.
Melintas GT. Waru
Memasuki Ruas Tol Surabaya-Gempol
23.33 : Melintas Arteri Porong masih terlibat konvoi dengan Restu Panda namun akhirnya harus berpisah saat si Panda harus memilih sein kiri untuk menaikkan penumpang.
Melintas Arteri Porong
23.40 : Memasuki tol Kejapanan-Gempol dan memilih exit tol Gempol saja menuju arah Bangil via jalur utama pantura, tak seperti saat naik GH kemaren yg lanjut melewati tol Gempol-Rembang.
Memasuki GT. Kejapanan
Exit Tol Gempol
23.56 : Melintas Beji kembali bermosak-masik ria menyusuri pantura timur. Permainan sein yg tak henti-hentinya kembali mewarnai perjalanan saat melakukan aksi selip kanan selip kiri lihainya dengan jarum speedometer yg tak beranjak dari angka 80-100 kpj.
Melintas Beji


HARI 2
00.00 : Melintas Bangil.
Melintas Bangil
00.16 : Melintas Pasuruan.
Melintas Pasuruan
00.33 : Melintas Ngopak.
Melintas Ngopak
00.43 : Melintas Sedarum.
Melintas Sedarum
00.45 : Melintas Nguling. Setelah lelah berlarian sendirian akhirnya ketemu juga dengan duo bus parwis Putra Jaya Trans dan Barito yg lagi konvoi memiyak jalanan. Aksi selap-selip kawanan truk yg dilakukan kedua bus ini tergolong cukup kerad karena tak segan-segan membuat kendaraan arah lawannya minggir teratur sehingga tak salah jika PK HT 750 terus mengekor di belakang mereka untuk saling membuka jalan.
Melintas Nguling
Kejar-Kejaran dengan Bus Pariwisata
01.00 : Melintas pertigaan Ketapang, Probolinggo lanjut lurus menuju arah kota Probolinggo masih bersama Barito dan Putra Jaya Trans.
Melintas Pertigaan Ketapang, Probolinggo
01.04 : Memasuki kota Probolinggo, masih bertahan berkejar-kejaran dengan kedua bus parwis tadi namun kebersamaan dengan Putra Jaya Trans harus diakhiri lebih cepat karena ia berbelok menuju arah Jember sehingga tinggal mengimbangi permainan bus parwis Barito sekarang.
Memasuki Kota Probolinggo
01.43 : Aksi duel sengit antara PK HT 750 dan Barito sejak Probolinggo ini akhirnya terhenti saat melintas Pajarakan akibat adanya kemacetan panjang di depan mata. Tak seperti Barito yg pasrah memilih untuk ikut bergabung dalam barisan antrian, PK HT 750 dg percaya diri langsung berinisiatif buka jalur sendirian demi meloloskan diri dari horornya kemacetan ini. Dan terbukti saat PK HT 750 melenggang tanpa halangan di lajur kanan, cukup banyak bus-bus yg didominasi bus parwis pada terperangkap dalam antrian kmacetan tanpa ada yg berani buat buka jalur. Restu Mulya berbody All New Legacy SR2 HD Prime dari Jogja pun masih tertahan pula di sini dan mungkin akan mngikuti jejak PK HT 750 selanjutnya. Saat lajur kanan tak lagi mendukung untuk terus bergoyang, barulah PK HT 750 kembali ke jalan yg benar dengan ndusel2 antrian hohoho... Ternyata biang kmacetan ini adalah sistem buka tutup akibat perbaikan jalan di jembatan.
Macet Total di Pajarakan
Penyebab Macet Karena Ada Perbaikan Jalan di Jembatan
01.50 : Melintas Kraksaan masih bertahan berlari dan bergoyang sendirian tanpa ada pemain Denpasar lain yg ditemui. Sebenarnya ada juga M Trans Avante dari Jogja yg terlihat menepi entah ada apa gerangan.
Melintas Kraksaan
02.11 : Melintas PLTU Paiton dengan pemandangan kelap kelip lampunya yg selalu dinanti dan tak pernah bosan untuk dilihat saat melewatinya.
Melintas PLTU Paiton
02.16 : Lepas Paiton dan memasuki Kabupaten Situbondo, kembali mosak-masik lagi di lintasan meliuk-liuk yg didominasi turunan tajam yg dapat dilibas dengan mudah. Di sinilah dimulainya drama-drama perhelatan sengit antar pelari Denpasaran ini saat PK HT 750 mencoba menggoyang kanan truk tiba-tiba harus dikandaskan oleh kedatangan PK nano-nano Jeparaan dengan nyala dim berkali-kali sebagai tanda untuk meminta jalan pada rekannya PK HT 750 kemudian disusul oleh Wisata Komodo Scorpion King Purwokertonan yg ga mau ketinggalan dengan membunyikan klakson kapalnya. Duh langsung digoyang oleh dua bus sekaligus dan salah satunya adalah PK Jepara tadi yg terlihat baru memasuki SPBU Bunder saat PK HT 750 take off duluan. Tak mau kalah dengan kedua bus yg mengasapinya tsb, PK HT 750 juga ikut bergoyang dan terus menempel Wisata Komodo yg berada di belakang PK Jepara sehingga terbentuk konvoi mosak-masik sejak lintasan berliku lepas Paiton hingga Besuki.
Mengejar Wisata Komodo
02.28 : Melintas Besuki. Laju ketiga bus ini akhirnya sama-sama harus terhenti akibat lampu merah pada bangjo alun-alun Besuki. Tami Jaya Scorpion X yg juga berhenti di bangjo ini duluan menjadi pemain tambahan yg akan meramaikan operan vantura timur versi pelari Denpasar ini.  
Melintas Besuki
02.30 : Lepas Besuki, aksi kejar-kejaran antar pelari Denpasar kembali bergulir dengan PK Jepara masih bertahan memimpin di urutan terdepan kemudian disusul Tami Jaya dan Wisata Komodo sedangkan PK HT 750 masih bertahan di urutan terakhir. PK Jepara yg larinya licin banget bagai belut ini berhasil melesat jauh tak terkejar lagi sedangkan Wisata Komodo pun berhasil mennggeser posisi Tami Jaya menjadi di belakangnya sehingga gantian Tami Jaya lah sekarang yg menjadi teman duel bagi PK HT 750.
Lepas Besuki
02.45 : Melintas kawasan Pasir Putih terlihat Wisata Komodo Scorpion King tadi nampak memasuki RM. Puritama untuk kontrolan sepertinya sedangkan PK HT 750 masih berjibaku mengejar Tami Jaya yg semakin lama justru memperbesar jarak dengannya. Efek body SHD pada PK HT 750 sepertinya cukup berpengaruh terhadap kemampuan manuver dan akselerasinya sehingga cukup berat mengejar teman-temannya yg berbody non SHD padahal sya rasa udah kenceng juga larinya.
Melintas Kawasan Pasir Putih
02.50 : Memasuki RM. Churrient untuk kontrolan juga ternyata seperti yg dilakukan Wisata Komodo tadi namun PK Jepara sudah tak nampak lagi di sini. Saat PK HT 750 baru akan bersiap take off dari RM, penampakan M Trans, Wisata Komodo dan Restu Mulya yg terjebak kemacetan tadi udah terlihat melintas duluan.
Kontrolan di RM. Churrient
02.55 : PK HT 750 kembali mengeluarkan performa terbaiknya usai kontrolan di RM. Churrient dengan mengasapi kawanan truk yg berusaha menghalangi pergerakannya dalam mengejar teman-temannya yg udah duluan ngacir. Usahanya pun tak sia-sia saat Wisata Komodo yg lagi dibuntuti Restu Mulya mulai terlihat di depan mata. Duel seru pun terjadi kembali antara PK 750 bersama duet pasukan Dharma Jaya Group ini. Tak seperti saudaranya, Restu Mulya ini justru lebih sportif dalam memainkan sein dan tak segan menggoyangkan badannya untuk mencarikan jalan bagi PK HT 750 saat hampir terlibat kress dengan kendaraan arah lawannya.
Berangkat dari Rm. Churrient
Mengejar Wisata Komodo dan Restu Mulya
03.10 : Duel semakin memanas saat melintas Panarukan. Saat Wisata Komodo bergoyang, kedua bus di belakangnya pun tak mau ketinggalan mengikuti jejaknya. Wisata Komodo yg terus dibayang-bayangi saudaranya Restu Mulya ini nampaknya tetap santai dalam mempertahankan posisinya. Performa MB OH 1526 sang Komodo ternyata mampu membuat Restu Mulya yg berdapur pacu Hino RN ini kelabakan dibuatnya sedangkan PK HT 750 bertahan sebagai tut wuri handayani saja di belakang Restu Mulya. Inilah race yg sesungguhnya dengan mengedepankan skill, bukan di tol layaknya yg lagi heboh jaman now.
Melintas Panarukan
Kejar-kejaran Bersama Restu Mulya
03.25 : Memasuki kota Situbondo, persaingan sengit ketiga armada ini mulai sedikit mereda saat harus melewati 1001 bangjo yg menghadang.
03.48 : Melintas Asembagus, Restu Mulya telah berhasil merubah posisi menjadi di depan Wisata Komodo dan kembali PK HT 750 harus berduel dengan sang Komodo dengan permainan sein yg kurang apik. Entah apa gerangan, tak lama setelah Restu Mulya berhasil memimpin urutan konvoi, PK HT 750 pun berhasil merebut posisi kedua yg ditempati Wisata Komodo di lintasan lurus yg kebetulan lagi sepi. Sepertinya sang Komodo mulai lelah untuk berlari sehingga tak ada perlawanan berarti yg terjadi.
Mengejar Wisata Komodo
03.55 : Melintas Banyuputih masih bertahan mengimbangi di belakang Restu Mulya yg terus melesat tenaga Hino RNnya.
Melintas Banyuputih
04.00 : Memasuki kawasan alas Baluran sempat terlihat lagi untuk kedua kalinya M Trans Avante yg menepi di tanjakan awal alas Baluran ini. Opera alas baluran diawali dengan tanjakan berliku ini dapat dilibas dengan mudah oleh PK HT 750 ini tanpa terengah-engah bahkan bersama Restu Mulya melancarkan aksi goyang kanan untuk mengasapi para truk muatan yg berjalan pelan seakan2 tak mampu lagi mendaki. Keadaan jalan yg gelap gulita di tengah hutan belantara ini tak membuat sang driver dari kedua armada ini menurunkan intensitas pijakan gasnya dan justru menggeber armadanya semakin kencang.
Memasuki Kawasan Baluran
Memasuki Kawasan Baluran
04.20 : Melintas Wonorejo sebagai batas akhir wilayah Kabupaten Situbondo yg berdampingan dengan Kabupaten Banyuwangi sekaligus akhir dari opera van Baluran. Usai meliuk-liuk bersama Restu Mulya di kawasan alas Baluran yg gelap gulita ini, duel mesra kedua bus ini berlanjut saat memasuki kawasan Kabupaten Banyuwangi.
Melintas Wonorejo
Memasuki Kabupaten Banyuwangi
04.25 : Melintas Bajul Mati. Hasrat hati ingin bertahan menikmati setiap aksi yg disuguhkan PK HT 750 bersama Restu Mulya ini sepertinya harus terkalahkan dengan rasa ngantuk yg tak tertahankan, zzzzzzzzz akhirnya hingga Ketapang.
Melintas Bajul Mati
Video aksi kejar-kejaran antara PK HT 750 bersama para pelari Denpasar lainnya ini dapat dilihat DI SINI.


04.50 : Bangun-bangun ternyata udah nyampe aja nih di kawasan Pelabuhan Ketapang dan lagi antri memasuki loket pelabuhan masih bersama Restu Mulya. Luar biasa... hanya 6 jam saja waktu yg dibutuhkan PK HT 750 untuk menempuh jarak sejauh Gresik-Ketapang ini. Surya Bali 04 yg tak terlihat rimbanya saat jalanan tadi tiba-tiba aja udah nongol di pelabuhan Ketapang dan lagi menepi sebelum memasuki loket. Sempat berhenti sebentar di depan dermaga kapal yg baru saja bongkar muatan kemudian PK HT 750 ini langsung bisa memasuki kapal tanpa harus menunggu lama lagi bersama Restu Mulya dan tak lama kemudian Wisata Komodo, M Trans dan Surya Bali 04 pun menyusul masuk ke dalam kapal yg sama. 
Memasuki Pelabuhan Ketapang
05.00 : Akhirnya sampai juga di dalam kapal yg entah apa namanya bersama teman-temannya yg lain seperti Wisata Komodo, M Trans, Restu Mulya dan Surya Bali. Syang sekali PK Jepara dan Tami Jaya tak ikut berkumpul bersama karena udah tak tahu dimana rimbanya. Sya pun langsung turun dari bus dan menuju ke ruangan kapal di atas untuk shalat Subuh dulu walaupun mayoritas penumpang tetap bertahan di dalam bus, tidak seperti saat menyeberang ke Sumatera yg mewajibkan seluruh penumpangnya untuk turun dari bus dan naik ke dalam ruang kapal yg tersedia.
Suasana di Dalam Deck Kapal
Suasana di Dalam Deck Kapal
Suasana di Dalam Deck Kapal
05.10 : Tak perlu menunggu lama, kapal pun mulai diberangkatkan dari pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk stelah para pelari Denpasar ini telah duduk manis di dalam deck kapal. Cuaca dan kondisi ombak saat fajar menjelang pagi itu cukup mendukung perjalanan kali ini dengan kondisi ombak yg tenang.
Meninggalkan Pelabuhan Ketapang
05.20 : Selama perjalanan menyeberangi selat Bali ini, sya memilih duduk di dalam ruang yg disediakan di dalam kapal sambil menikmati sarapan pagi dengan nasi bungkus yg sempat sya beli saat kapal masih bersandar di pelabuhan Ketapang tadi. Lain halnya dengan para penumpang Surya Bali yg saat turun dari busnya sudah pada membawa nasi box sebagai servis makan keduanya sehingga saat berada di dalam ruangan kapal pada kompak sarapan bareng. PK sendiri sebenarnya juga akan ada servis makan kedua berupa nasi box tetapi baru akan dibagikan di Negara nanti.
Ruang Penumpang di Dalam Kapal


WITA Style
07.06 : Tak sampai 1 jam mengarungi selat Bali ini, kapal pun mulai merapat ke pelabuhan Gilimanuk. Setelah kapal bersandar di dermaga pelabuhan Gilimanuk, PK HT 750 mulai bersiap sebagai armada pertama yg keluar dari kapal kemudian disusul Wisata Komodo, Restu Mulya, M Trans dan Surya Bali 04 secara bergantian.
Keluar dari Kapal
07.12 : Di bawah kendali driver pertama lagi, bus langsung digas pelan-pelan keluar dari area pelabuhan untuk menuju tempat pemeriksaan KTP dulu dan kebetulan ketemu lagi sama Tami Jaya yg juga baru turun dari kapal lain. Kali ini seluruh penumpang dipersilakan turun semua untuk diperiksa KTPnya oleh petugas termasuk para penumpang Tami Jaya dan Surya Bali sedangkan M Trans, Wisata Komodo dan Restu Mulya langsung ngacir duluan tanpa harus direpotkan dengan pemeriksaan KTP bagi para penumpangnya. Welok tenan, the power of Plat DK (tapi kok Surya Bali enggak ya??). 
Menuju Tempat Pemeriksaan KTP
Proses Pemeriksaan KTP Penumpang Bus
Proses Pemeriksaan KTP Penumpang Bus
Proses Pemeriksaan KTP Penumpang Bus
Proses Pemeriksaan KTP Penumpang Bus
07.21 : Selepas kawasan pelabuhan Gilimanuk, akan terlihat pemandangan para bus malam Denpasaran seperti Tami Jaya, Wisata Komodo, M Trans dan Restu Mulya yg lagi pada menepi untuk menurunkan paketan sedangkan Surya Bali 04 terlihat lagi mengisi solar di SPBU Gilimanuk. Demikian pula PK HT 750 ini dan masih ditambah harus mampir di agen RM. Bakungan Gilimanuk untuk kontrolan sebentar. 
Kontrolan di Agen RM. Bakungan Gilimanuk
07.37 : Melintas Melaya setelah melewati kawasan hutan Taman Nasional bali Barat dan lintasan meliuk-liuk di jalur Gilimanuk-Negara ini. Restu Mulya, Tami Jaya, dan M Trans yg terlihat ngacir duluan saat di Gilimanuk tadi ternyata belum ada satupun yg terkejar sampai sini.
Melintas Melaya
07.58 : Berhenti sebentar mengambil nasi box di agen PK Negara yg terletak sebelum memasuki kota Negara. Nasi box dengan menu di dalamnya berupa nasi, mie goreng, telur ceplok, tahu crispy, krupuk dan buah pisang ini kemudian dibagikan oleh kru PK HT 750 kepada setiap penumpangnya. Mayoritas penumpang nampak langsung menikmati servis makan kedua ini di dalam bus yg terus melanjutkan perjalanannya sedangkan sya memilih menikmatinya nanti saja di terminal Mengwi karena baru aja tadi udah sarapan di kapal.
Mampir Agen PK Negara
Menu Nasi Box
08.00 : Memasuki kota Negara yg merupakan ibukota Kabupaten Jembrana ini tetapi harus dilewatkan pinggir kotanya karena jalan utamanya ditutup untuk CFD sepertinya.
Memasuki Kota Negara
Melintas Pinggir Kota Negara
08.14 : Lepas Kota Negara hingga Tegal Cangkring kembali mosak-masik lagi namun intensitas kendaraan yg melintas pun semakin ramai.
Melintas Tegal Cangkring
08.38 : Melintas Pekutatan.
Melintas Pekutatan
08.56 : Melintas Selabih hingga Soka mulai terlihat indahnya pemandangan pantai yg bisa disaksikan langsung karena berada tak jauh dari pinggir jalan raya Gilimanuk-Denpasar ini. Kepadatan kendaraan dari dua arah yg didominasi truk bermuatan pun mulai menghambat laju PK HT 750 ini sehingga mulai kesulitan buat goyang kanan dan lebih sering mengikuti bokong truk dari belakang huffttt... Keadaan yg sama juga dialami oleh Restu Muya yg udah ngacir dari tadi akhirnya tercyduck juga baru nyampe kawasan ini bersama rombongan bus parwis di depan.
Melintas Selabih
Melintas Soka

09.20 : Memasuki wilayah Selemadeg Barat kemudian melintas pertigaan yg memisahkan jalur utama menuju Denpasar dan jalur alternatif menuju Singaraja selain via Gilimanuk tadi. Upaya PK HT 750 selangkah demi selangkah mencari kesempatan dalam kesempitan ini berhasil membuatnya semakin memperkecil jarak dengan Restu Mulya.
Melintas Selemadeg Barat
09.25 : Saat akan melintas tanjakan Bajera, terjadi sedikit kemelut karena adanya truk muatan yg tak mampu lagi menyelesaikan misinya melewati curamnya tanjakan maut ini hingga membuat kemacetan panjang akibat sistem buka tutup. Tanpa pikir panjang, PK HT 750 yg berada di antrian belakang langsung memanfaatkan momen singkat sistem buka tutup ini untuk goyang kanan meloloskan diri dari kepungan truk yg sejak tadi menghalangi laju PK HT 750 ini hingga berhasil berada tepat di belakang Restu Mulya. Lanjut kedua armada ini iring-iringan mengenang duet semalam bersama bus parwis melintas pasar Bajera yg cukup ramai pagi itu dengan segala aktivitasnya.
Melintas Tanjakan Bajera
Melintas Pasar Bajera
09.35 : Melintas Kerambitan masih padat merayap dan hanya sesekali PK HT 750 ini berhasil membuka jalan sedangkan Restu Mulya nampak lebih licin dalam mencari celah jalan sehingga membuatnya semakin menjauh.
Melintas Kerambitan
09.54 : Memasuki bypass Kediri, Tabanan. Satu per satu penumpang mulai turun di sekitar kawasan Tabanan ini. Penumpang yg bertujuan Ubung jg bisa turun di sini saja dan menunggu bus AKDP Gilimanuk-Denpasar dg tarif 10rb jika tak mau menunggu lama keberangkatan bus Trans Sarbagita yg biasanya baru berangkat klo udah terisi agak banyak. Kebijakan pemerintah yg memindahkan operasional terminal Ubung ke terminal Mengwi ini memang sempat menimbulkan pro dan kontra karena letaknya yg semakin jauh dari pusat kota Denpasar sehingga penumpang harus merogoh kocek lagi untuk angkutan menuju Ubung.
Memasuki Bypass Kediri
Menurunkan Penumpang di Tabanan
10.08 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Mengwi yg merupakan terminal pusat sekaligus yg terbesar di pulau Bali ini walaupun letaknya masih sangat jauh dari pusat kota Denpasar. Tak lama berselang barulah Wisata Komodo, Tami Jaya, M Trans dan Surya Bali 04 satu per satu memasuki terminal Mengwi (eh kok malah jadi duluan daripada mereka). Penumpang yg ingin melanjutkan perjalanan menuju Ubung dapat menggunakan jasa bus trans Sarbagita yg udah disediakan dengan tarif 7rb saja. Kebetulan saat itu bus Trans Sarbagita yg tersedia udah siap-siap untuk diberangkatkan dengan penumpang lumayan terisi cukup banyak. Overall naik bus PK HT 750 ini benar-benar tidak mengecewakan karena sangat nyaman, suoss banget, full entertainment, mentul-mentul, dan servis makan 2 kalinya yg lumayan oke. Semoga pelayanan yg sudah baik ini bisa semakin ditingkatkan lagi. Mungkin kesempatan berikutnya pengen mencoba PK Jepara-Denpasar dan Malang-Denpasar nya biar bisa merasakan sensasi berbeda naik PK yg larinya ga perlu diragukan lagi.
Tiba di Terminal Mengwi
Video interior dan eksterior Pahala Kencana HT 750 serta perjalanannya menyusuri jalur antimainstream Purwodadi-Blora-Bojonegoro hingga Denpasar selengkapnya ini dapat disaksikan DI SINI.

Nah sampai di sini dulu ya gaess touring antimainstream sya dari Jogja menuju Denpasar via Semarang-Purwodadi-Bojonegoro yg nyaris bubar jalan akibat etape pertama yg mondor-mondor. Semoga bisa menginspirasi teman-teman semua yg berencana mengadakan perjalanan serupa. Kisah perjalanan sya selanjutnya yg menceritakan perjalanan pulang kembali menuju Jogja dari Denpasar langsung puter balik sore harinya bisa disimak DI SINI. Terima kasih ^_^.



Tarif :
Jogja-Semarang : Free of Charge (Po. Nusantara Patas)
Semarang-Denpasar : Free of Charge (Po. Pahala Kencana Executive Class)

10 comments:

  1. Mas, Kalo Bus AKDP Gilimanuk-Denpasar masuk Terminal Mengwi apa langsung Terminal Ubung ?

    ReplyDelete
  2. Kata2 mutiara hari ini

    Skill driver ngejoss di tol beda dengan skill driver di jalan biasa

    Terutama skill driver pantura lama vs tol cipali

    ReplyDelete
  3. Mas Pulangnya Coba Naik GH Lagi Saya Doakan Bisa Naik Yang Tronton OC500RF 2542/K410IB

    ReplyDelete
  4. Pemeriksaan KTP di Gilimanuk itu tergantung ngemelnya mas.
    Kalau kru bisnya kau ngemel ya gak diperiksa, tapi kalau gak mau ngemel ya oenumppegnya harus diperiksa ktp
    Aku biasanya bawa rombongan parwis pasti langsung ngemel biar gak ribet pemeriksaan KTP

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mksih infonya mas, sya jg berpikir kya gt tp takutvsalah soalnya cm nebak2 hehe

      Delete
  5. Seni mengemudi menurut saya terletak pada skill driver di jalan biasa,,,Di situ skill driver sangat diperlukan untuk bermanuver,,, beda sama di jalan TOL yang hanya injak gas & rem,pindah lajur,mendahului,sama main sein doang.

    ReplyDelete
  6. Mas touring barenb lah

    ReplyDelete
  7. Hi sob...
    Lagi jalan2 sore ini...
    Lagi cari info soal Bali, trs sampai ke sini.
    :)
    Bermanfaat tulisannya, ditunggu tulisan selanjutnya ya sob.
    Berkunjung balik ke sini ya bro...

    ReplyDelete