Monday, 20 August 2018

Touring Trip to Trip de Sumatera Menuju Ranah Minang Part 3 (Bukittinggi-Bengkulu-Jakarta-Jogja)

      Bukittinggi memang sangat cocok sebagai salah satu destinasi wisata di Provinsi Sumatera Barat yg wajib dikunjungi. Kota dengan pemandangan asri dan tertata rapi serta hawa sejuk  yg mengelilinginya membuat kota ini selalu ramai oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Jam gadang yg menjadi maskot kota Bukittinggi ini memberikan daya tarik tersendiri saat berkunjung ke sini sehingga berfoto di depan jam gadang menjadi hal yg wajib dilakukan oleh wisatawan, termasuk sya juga hehe... Objek-obyek wisata lainnya seperti Ngarai Sianok, Lobang Jepang, Benteng Fort de Kock, Jembatan Limpapeh, Istana Bung Hatta dll yg memiliki jarak tak terlalu jauh antara satu dengan yg lainnya ini membuatnya bisa diakses cukup dengan jalan kaki saja walaupun tak semuanya dapat sya kunjungi.
Jam Gadang
Jam Gadang di Malang Hari
Monumen Bung Hatta
Panorama Ngarai Sianok
Panorama Ngarai Sianok
Lobang Jepang
Lobang Jepang
Benteng Fort de Kock
     Cukup sehari semalam saja sya berada di kota Bukittinggi ini untuk menikmati suasana kota dan beberapa objek wisata terdekat yg ada di sana. Dan pada hari Selasa, 17 Juli 2018 ini saatnya sya kembali ke kota Jogja tercinta. Jika  pada part 1 dan 2 kemaren telah dibahas bagaimana perjalanan sya menuju Bukittinggi, maka pada Part 3 ini akan menceritakan momen perjalanan sya balik dari Bukittinggi menuju Jogja. Mungkin rute yg dilalui untuk pulang ini hampir sama seperti saat pergi, namun tentunya masing-masing perjalanan dg armada yg berbeda akan meninggalkan kesan yg berbeda pula. Sebaiknya caper Part 1 (klik DI SINI) dan Part 2 (klik DI SINI) teman2 baca dulu jika belum membacanya agar bisa nyambung nantinya ceritanya.
    Kali ini sya memilih memulai perjalanan menggunakan armada SAN yg langsung bertujuan Bengkulu dari Bukittinggi. Awalnya, sya tergiur untuk menggunakan armada trontonnya SAN lagi untuk etape pulangnya secara armada SAN tujuan Bukittinggi-Bengkulu emang tak semenarik trayek lainnya dan kalah jauh dibandingkan armada tronton Padang-Bengkulunya. Namun, misi untuk bisa menikmati sensasi jalur Padang Panjang-Solok yg melewati pinggir danau Singkarak menjadi alasan utama pemilihan KPS ini. Selain itu, males juga klo harus naik elf lagi menuju Padang dulu klo ingin naik trontonnya SAN lagi.
    Perjalanan Bengkulu-Jakarta kembali sya memilih jalur lintas barat saja karena pertimbangan waktu tempuh yg lebih cepat jika dibandingkan via lintas tengah. Bus-bus tujuan Jakarta-Solo yg rata-rata berangkat siang tentunya membuat kita paling tidak harus tiba di Jakarta pagi harinya agar ga terjadi jam mepet. Kramat Djati VIP seri 1 menjadi pilihan sya untuk melanjutkan perjalanan menuju Solo karena jam keberangkatannya yg relatif lebih sore dari Jakarta (Kampung Rambutan) dan biasanya dapat armada yg bagus-bagus klo jatah Bogor.
    Tiket SAN Executive Class tujuan Bukittinggi-Bengkulu seharga 200rb dan tujuan Bengkulu-Jakarta seharga 400rb ini  kembali sya dapatkan secara cuma-cuma alias BDB dengan cara mengumpulkan poin dari aplikasi redBus. Begitu pula dengan tiket Kramat Djati  VIP tujuan Jakarta-Solo untuk perjalanan selanjutnya nanti. Semua pemesanan tiket bus pulang-pergi ini udah sya lakukan pada H-15 secara bersamaan sehingga tinggal eksekusi saja di hari H nya. Kalo teman2 pengen seperti sya juga bisa touring gratisan kaya gini bisa dimulai dengan cara menginstal aplikasi Redbus di HP teman2 dengan menggunakan kode referensi RED0X1C17D7 saat login nantinya (Promosi=berbagi ilmu itu indah hehe), langsung deh nanti dapat bonus 80rb buat modal awal biar nanti bisa mencapai poin sesuai yg ditargetkan teman2 sendiri. 
    Bagaimana kisah perjalanan panjang  sya melewati kembali ganasnya lintas tengah dan lintas barat Sumatera serta jalur pantura nanti sambil berpacu dengan waktu? Mari kita simak bersama Check it out .... 


HARI 5
09.30 : Check out dari hotel langsung order grabbike yg akan mengantarkan sya menuju terminal Aur Kuning. Anjuran pihak loket SAN Bukittinggi untuk standby di terminal jam 9 membuat sya harus bergegas meninggalkan hotel lebih cepat padahal biasanya bus berangkat jam 11.
09.45 : Tiba di terminal Aur Kuning langsung dikagetkan dengan penampakan armada SAN Bisnis AC yg terparkir di depan loket SAN. Lho kok bukan executive yg jalan? Lanjut menuju loket SAN untuk mengkonfirmasi kebenarannya dan disambut ramah oleh bang Dody saat itu. Dan ternyata apa yg sya lihat adalah armada yg akan sya naiki nanti karena hari ini yg berangkat dari Bukittinggi adalah kelas Bisnis AC sehingga sya yg sudah membeli tiket dg harga 200rb (executive) dikembalikan lagi 20rb (padahal belinya aja gratis hoho...lumayan). Rasa kecewa pun mulai menggelayut namun mencoba untuk berbesar hati semoga perjalanannya tak ikut mengecewakan juga. SAN tujuan Bukittinggi-Bengkulu emang gini ga enaknya, ga bisa diprediksi jatah executive atau bisnis AC yg berangkat walaupun seharusnya hari ini jatah executive yg jalan.
Loket SAN Bukittinggi
Tiket SAN dari Bukittinggi
Armada SAN Bisnis AC BD 7131 AN dengan body phoenix ini sudah standby di  depan loket SAN. Bus ini menggunakan chasis MB OH 1521 alias kuler dengan kombinasi mesin weichai sehingga biasa disebut sanchai. Secara umum, interior armada kelas bisnis AC ini seperti bus ekonomi/ATB yaitu memiliki konfigurasi seat total 2-3 sebanyak 53 seats tanpa adanya selimut maupun bantal namun tetap memiliki fasilitas toilet di belakang. Jarak antarseatnya relatif sempit yg sama seperti bus bumel pada umumnya.
SAN BD 7131 AN
SAN BD 7131 AN
Interior SAN 7131
Interior SAN 7131
Interior SAN 7131
Video singkat penampakan eksterior dan interior SAN Bisnis AC BD 7131 AN beserta perjalanan Bukittinggi-Bengkulu via Danau Singkarak ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

10.00 : Sembari menunggu keberangkatan bus yg masih 1 jam lagi, sya sempatkan buat hunting dulu di sekitar terminal yg berdampingan langsung dengan pasar Aur Kuning ini. Berbagai macam bus AKAP maupun angkutan elf AKDP berbagai tujuan bisa kita lihat terparkir rapi untuk menunggu para calon penumpangnya seperti SAN 7131, Jatra, FRC, ALS, dan Yanti Group.
ALS
Jatra (Jambi Transport)
FRC
FRC Ekonomi
11.00 : Bus diberangkatkan tepat pukul 11 bersama driver pertama yg kalem banget dalam mengemudi. Bus langsung diarahkan keluar terminal kemudian menyusuri bypass Bukittinggi menuju arah Padang Panjang. Yak pengalaman pertama sya naik bus ekonomi lintas Sumatera pun dimulai dengan nuansa kriyet-kriyet suspensi khas chasis kuler yg empuk. 
Berangkat dari Terminal Aur Kuning
11.20 : Terjebak kemacetan cukup panjang selepas simpang Jambu Air akibat jalanan yg masih sempit namun padat kendaraan. Kemacetan ini tak terlalu berasa karena kebetulan dapat teman perjalanan di seat 1 yg enak diajak ngobrol bernama Ilham (mahasiswa UNIB asal Pasaman) sehingga lumayan bisa diajak sharing tentang jalur Sumatera.
Macet Lepas Simpang Jambu Air
11.45 : Melintas Koto Baru lanjut menyusuri jalan menurun menuju arah Padang-Panjang dengan santai.
Melintas Koto Baru
Melintas Jalan Raya Bukittinggi-Padang Panjang
12.00 : Memasuki terminal Busur (Bukit Surungan) Padang Panjang. Bangunan bernuansa minang memang sangat kental teraplikasi pada terminal yg cukup luas namun sepi ini. Hanya ada penampakan NPM tujuan Jakarta dan Medan yg mampir sejenak di sini, Sari Mustika yg lagi menunggu penumpangnya juga serta Epa Star yg lagi perpal di sini. Cukup lama SAN 7131 berhenti di sini karena harus menunggu rombongan penumpang yg belum datang.
Memasuki Terminal Busur Padang Panjang
SAN 7131 di Terminal Busur
Suasana Terminal Busur
Suasana Terminal Busur
Duo NPM
Sari Mustika
12.22 : Meninggalkan terminal Busur dengan melintasi flyover kemudian menyusuri bypass Padang Panjang yg langsung tembus dengan batas kota Padang Panjang.
Melintas Flyover Padang Panjang
Melintas Flyover Padang Panjang
Melintas Bypass Padang Panjang
12.30 : Melintas penghujung bypass Padang Panjang. Batas kota Padang Panjang yg kemudian dilewati menandakan bahwa kita telah memasuki Kabupaten Tanah Datar.
Melintas Penghujung Bypass Padang Panjang
12.40 : Melintas Tanjung Barulak.
Melintas Tanjung Barulak
12.47 : Menaikkan penumpang di perwakilan SAN Simpang Malelo. Sari Mustika nampak ngacir duluan menuju arah Solok.
Mampir Loket SAN Simpang Malelo
12.55 : Melintas viaduk Batu Taba. Mungkin ini menjadi salah satu alasan kenapa bus SDD agaknya sulit direalisasikan melewati jalur Padang Panjang-Solok ini.
Melintas Viaduk Batu Taba
13.00 : Melintas jalur pinggir danau Singkarak yg menjadi alasan utama sya dalam memilih naik bus dari Bukittinggi ini. Pemandangan danau terbesar di Sumatera Barat ini dapat dinikmati cukup lama sepanjang melintas jalur ini. Jalur kereta api wisata yg bersandingan dengan jalan raya juga terlihat membentang di pinggir hamparan danau Singkarak ini, namun entah masih aktif atau tidak kereta api yg beroperasi.
Melintas Pinggir Danau Singkarak
Melintas Pinggir Danau Singkarak
13.25 : Melintas Sumani yg udah masuk wilayah kota Solok setelah menyusuri jalur pinggir danau Singkarak.
Melintas Sumani
13.40 : Memasuki kota Solok.
Memasuki Kota Solok
13.45 : Melintas simpang Bypass Selayo yg merupakan titik pertemuan antara jalur dari Padang dan dari Padang Panjang. Lanjut menyusuri bypass KTK Solok menuju terminal Bareh Solok.
Melintas Simpang Bypass Selayo
13.50 : Memasuki terminal Bareh Solok untuk menaikkan penumpang. Suasana terminal saat itu cukup sepi hanya ada sebuah bus Madu Kismo aja yg lagi perpal.
Memasuki Terminal Bareh Solok
Terminal Bareh Solok
14.00 : Lepas dari terminal Bareh Solok kemudian kembali berhenti di depan terminal untuk menaikkan paketan yg banyak banget, hampir setengah jam waktu terbuang untuk ini. Ya memang harus dimaklumi dan tak salah menyebut bus kelas Bisnis AC rasa ekonomi ini sebagai raja paket.
Menaikkan Paketan di Depan Terminal Bareh Solok
14.20 : Bus kembali diberangkatkan dengan santai menyusuri jalan lintas tengah Sumatera ini.
14.38 : Melintas Sungai Lasi.
Melintas Sungai Lasi
14.45 : Saat kecemasan mulai menyelimuti batin karena takutnya tak mampu mengejar waktu Ashar sampai di RM. Umega, alhamdulillah driver pertama SAN 7131 ini menepikan armadanya pada suatu masjid pinggir jalan masih di kawasan Sungai Lasi. Salut banget dah dengan driver ini yg tetap mengutamakan shalat.
Berhenti di Masjid
15.00 : Melintas batas kota Sawahlunto lanjut melintas Silungkang.
Melintas Batas Kota Sawahlunto
Melintas Silungkang
15.10 : Melintas simpang Muaro Kalaban yg akan menghubungkan dengan pusat kota Sawahlunto jika belok kiri.
Melintas Muaro Kalaban
15.13 : Memasuki Kabupaten Sijunjung.
Memasuki Kabupaten Sijunjung
15.40 : Melintas Tanjung Gadang kress dengan FRC.
Melintas Tanjung Gadang
16.00 : Menyusuri jalan lintas tengah Sumatera sepanjang kabupaten Sijunjung dengan pemandangan hutan belantara yg didominasi jalan yg menanjak lumayan panjang kemudian menurun pun tak kalah panjangnya. Medan menanjak ini membuat SAN 7131 cukup terengah-engah, apalagi bawaannya di bagasi banyak banget. 
Melintas Jalanan Menanjak
Melintas Jalanan Menurun
16.55 : Melintas Kiliran Jao. Di sinilah jalur bus tujuan Pekanbaru akan terpisah dengan bus tujuan Jakarta/Bengkulu. Saat melintas simpang tiga Kiliran Jao, bus tujuan Jakarta/Bengkulu akan mengambil arah lurus via Muara Bungo sedangkan bus tujuan Pekanbaru akan mengambil arah kiri via Taluk Kuantan. 
Melintas Kiliran Jao
Melintas Simpang Kiliran Jao
17.05 : Mampir di sebuah bengkel las untuk memperbaiki pintu depan yg rusak. Hal ini membuat sya semakin pesimis akan tiba di Bengkulu saat Subuh, apalagi dengan gaya mengemudi yg terlalu santai seperti ini.
Memperbaiki Pintu Depan di Bengkel Las
17.43 : Bus kembali diberangkatkan menyusuri jalan lintas tengah Sumatera yg belum dapat separuhnya ini setelah menghabiskan waktu 40 menit untuk perbaikan pintu. Anehnya, SAN Tronton dari Padang belum nampak juga menyusul padahal kita udah terlalu banyak berhenti.
Melintas Jalan Lintas Tengah Sumatera
18.00 : Melintas Pulau Punjung yg merupakan ibukota Kabupaten Dharmasraya.
Melintas Pulau Punjung
18.23 : Memasuki RM. Umega, Gunung Medan bertepatan dengan adzan magrib. Suasana RM masih nampak sepi karena baru SAN 7131 saja yg mampir di sini dan belum ada penampakan bus lain yg biasa meramaikan RM ini. Lanjut shalat jamak Magrib dan Isya dulu di mushola RM.
Istirahat di RM. Umega, Gunung Medan
Suasana RM. Umega, Gunung Medan
18.50 : Usai shalat, suasana RM seketika berubah menjadi sangat ramai dengan kedatangan armada tronton SAN 7087 dan NPM. Sya hanya memanfaatkan waktu ini untuk duduk-duduk santai sambil menikmati pemandangan bus-bus lintas Sumatera yg lagi istirahat di sini karena tadi udah makan bekal yg sya bawa saat di dalam bus sedangkan Ilham mencari makan di warung seberang RM ini.
SAN Tronton 7087
Suasana RM. Gunung Medan
19.08 : Bus kembali diberangkatkan oleh driver yg pertama lagi karena akan diarahkan masuk ke SPBU Gunung Medan dulu yg berada tak jauh dari RM. Umega. Langkanya solar di kawasan Sumatera membuat SAN 7131 harus antri hingga setengah jam di sini karena didominasi antrian truk besar bermuatan.
Antri Mengisi Solar di SPBU Gunung Medan
19.38 : Bus mulai angkat jangkar dari SPBU Gunung Medan pasca nungguin antrian cukup lama. Kali ini kendali mulai diambil alih driver kedua. Penuh pengharapan driver kedua yg tampangnya lumayan sangar ini bisa mengejar waktu yg terbuang percuma tadi namun nyatanya justru sebaliknya, driver kedua ini sama kalemnya dalam memacu armadanya hufftt...
Lepas SPBU Gunung Medan
20.05 : Melintas Koto Baru masih bertahan dengan style mengemudi yg santai.
Melintas Koto Baru
20.38 : Melintas Sungai Rumbai malah menepi lagi untuk menaikkan paketan yg lumayan banyak lagi sehingga cukup lama memakan waktu hufftt...Ya jalur lintas Sumatera emang tak pernah lepas dari yg namanya paketan dan sarkawi, selama masih wajar it's never mind menurut sya.
Melintas Sungai Rumbai
21.28 : Cobaan sepertinya masih terus menghadang perjalanan sya dan membuat waktu sya semakin mepet untuk tiba di Bengkulu. Kali ini gantian perseneleng bus ini yg bermasalah dan harus menepi dulu di daerah yg gelap gulita. Nah loh apa yg sya takutkan terjadi juga nih. Akhirnya kedua kru ini pada turun semua bergotong royong mencari tahu penyebabnya dan segera memperbaikinya. Untung saja langsung berhasil sehingga tak terlalu lama berhenti dan bisa kembali melanjutkan perjalanan.
Gangguan Perseneleng
22.05 : Memasuki terminal Muara Bungo hanya untuk absen kekengkapan surat kendaraan kepada pak Dishub saja.
Memasuki Terminal Muara Bungo
22.15 : Memasuki pusat kota Muara Bungo yg merupakan ibukota Kabupaten Bungo. Sempat kress juga dengan SAN Legacy SR1 yg akan menuju Bukittinggi. Nah beruntungnya besok malah dapat executive.
Melintas Muara Bungo
23.00 : Memasuki Kabupaten Merangin kress dengan SAN Tronton 7086 dan SAN S-Liner 7224 yg lagi konvoi menuju arah Padang. Duh kekeran sya meleset berarti karena SAN 7224 yg sya perkirakan bakalan jadi armada tujuan Jakarta esok hari malah jadi armada tambahan tujuan Padang huffftt...
Memasuki Kabupaten Merangin
23.40 : Melintas pusat kota Bangko yg udah mulai sepi. Bangko sendiri merupakan ibukota Kabupaten Merangin. 
Melintas Bangko
23.50 : Memasuki terminal Pulau Tujuh Bangko untuk absen kelengkapan surat kembali kepada pak Dishub. Lanjut molor lagi berharap bangun-bangun udah nyampe Lubuk Linggau hoho...
Memasuki Terminal Bangko


HARI 6
00.55 : Bangun-bangun ternyata baru sampai di terminal Sarolangun untuk absen kelengkapan surat kendaraan pada pak Dishub untuk terakhir kalinya.
Memasuki Terminal Sarolangun
01.15 : Memasuki pusat kota Sarolangun.
Melintas Kota Sarolangun
01.35 : Melintas Singkut dan menurunkan penumpang di sini. Lepas Singkut hingga Lubuk Linggau, jalan yg didominasi turunan yg landai dengan lintasan lurus ini akan menjadi pemandangan yg membosankan. Sepanjang jalur ini juga termasuk wilayah yg rawan pelemparan batu maupun begal.
Melintas Singkut
02.10 : Melintas Rupit yg sudah masuk wilayah Sumatera Selatan. Rupit sendiri merupakan ibukota Kabupaten Musi Rawas Utara yg bersandingan dengan kabupaten Sarolangun yg udah masuk provinsi Jambi.
Melintas Rupit
03.08 : Lepas Kabupaten Musi Rawas Utara dan memasuki wilayah Lubuk Linggau.
Memasuki Wilayah Lubuk Linggau
03.17 : Memasuki kota Lubuk Linggau. Di Lubuk Linggau inilah jalur bus tujuan Jakarta akan terpisah dengan bus tujuan Bengkulu. Saat melintas simpang 3 RCA, bus tujuan Jakarta akan mengambil jalur belok kiri menuju Lahat sedangkan bus tujuan Bengkulu akan mengambil jalur kanan menuju Curup. Sya kira bus ini bakalan langsung labas menuju arah Bengkulu tapi nyatanya masih harus belok kiri menuju perwakilan SAN Lubuk Linggau dulu.
Memasuki Kota Lubuk Linggau
03.20 : Mampir perwakilan SAN Lubuk Linggau kembali sya mengira bahwa bus ini hanya akan menurunkan penumpang tujuan Lubuk Linggau saja di sini namun faktanya sang driver kedua malah mempersilakan para penumpangnya untuk istirahat dulu. Duh perasaan galau pun makin berkecamuk dalam batin sya karena harus dilanda jam yg makin mepet aja untuk mengejar keberangkatan SAN tujuan Jakarta jam 9 pagi. Namun ada untungnya juga sih berhenti lama di sini karena tiba-tiba rasa mules memaksa sya untuk singgah di toilet dulu.
Mampir Perwakilan SAN Lubuk Linggau
03.45 : Bus kembali diberangkatkan meninggalkan Kota Lubuk Linggau menuju arah Bengkulu dengan kendali driver pertama lagi. Masjid agung Lubuk Linggau menjadi pusat perhatian sya saat lewat di depannya. Nuansa warna biru yg dipadukan dengan nyala lampu di malam hari memberikan daya tarik tersendiri pada masjid besar ini.
Melintas Masjid Agung Lubuk Linggau
03.55 : Melintas perbatasan Provinsi Sumatera Selatan (Kota Lubuk Linggau) dan Provinsi Bengkulu (Kabupaten Rejang Lebong). SAN 7131 ini cukup terengah-engah saat melintas jalur sepanjang Lubuk Linggau hingga Curup ini karena didominasi medan yg menanjak dan berliku walaupun suasananya masih sepi.
Melintas Perbatasan Sumsel dan Bengkulu
04.55 : Melintas jalur berliku sebelum memasuki kota Curup yg masih diselimuti kabut. Dinginnya AC yg berpadu dengan hawa dingin sekitar sukses membuat sya semakin menggigil saat bus melewati kawasan ini. 
Melintas Jalan Berkabut
05.05 : Melintas bundaran Simpang Nangka Curup kemudian memilih lurus via kota dan tidak melewati terminal Simpang Nangka karena masih pagi buta. Nah lumayan nih untuk menghemat waktu dan kebetulan juga belum pernah dilewatkan kota Curup sebelumnya saat naik bus.
Melintas Bundaran Simpang Nangka
05.24 : Berhenti di simpang lima kodim Curup untuk menurunkan paketan. Para penumpang dipersilakan untuk shalat Subuh dahulu di masjid Kodim sembari menunggu kru SAN 7131 ini ngedrop paketan. Di balik perjalanan yg cukup memilukan ini, paling ga ada satu sisi positif dari armada ini yaitu driver pertama yg selalu mengutamakan shalat.
Berhenti di Simpang Lima Kodim
05.40 : Bus diberangkatkan kembali meninggalkan kota Curup. Suasana jalanan yg masih sepi membuat perjalanan ini lumayan cepet rasanya karena ga sampai setengah jam udah nyampe di Kepahiang.
Meninggalkan Curup
06.07 : Memasuki pusat kota Kepahiang yg bersamaan dengan terbitnya sang surya dari peraduannya. Lumayan banyak ternyata penumpang yg turun di kota ini. 
Memasuki Kota Kepahiang
06.15 : Menurunkan penumpang di terminal Kepahiang yg hanya dihuni oleh angkutan lokal saja.
Menurunkan Penumpang di Terminal Kepahiang
06.30 : Mulai memasuki kawasan liku 9 setelah meninggalkan batas kabupaten Kepahiang. Jalur dengan pemandangan hutan lindung Bengkulu Tengah dan medan jalan yg mulai berkelok tajam serta menurun ini sukses dilewati SAN 7131 dengan santainya. Kondisi jalan yg mulai rusak dan berlubang ditambah adanya tikungan yg sangat extrem dapat ditemui di penghujung jalur liku 9 ini. Proses perbaikan jalan dengan cara mengaspal ulang tengah dilakukan namun baru sebagian saja bisa dinikmati.
Melintas Liku 9
Melintas Liku 9
06.50 : Saat melintas dikejutkan dengan adanya truk yg mel. Kejadian ini sontak membuat seluruh penumpang dalam bus terheran-heran kenapa hal itu bisa terjadi hohoho...
Atraksi Truk Berdiri
06.58 : Melintas Taba Penanjung. Kondisi jalan mulai ramai dengan hiruk pikuk kendaraan roda dua yg berlalu lalang sehingga SAN 7131 kembali dipacu santai saja hingga masuk kota Bengkulu.
Melintas Taba Penanjung
07.20 : Melintas depan kantor Bupati Bengkulu Tengah di wilayah Karang Tinggi.
Melintas Kantor Bupati Bengkulu Tengah
07.35 : Melintas perbatasan Kabupaten Bengkulu Tengah dan kota Bengkulu. Perasaan sya mulai sedikit agak lega karena udah memasuki kota Bengkulu dan pastinya ga sampai setengah jam udah sampai di tujuan.
Melintas Perbatasan Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu
07.37 : Melintas Simpang Surabaya dan berhenti sebentar untuk kembali menurunkan paketan. 
Melintas Simpang Surabaya
08.00 : Alhamdulillah mendarat dengan selamat di loket perwakilan SAN Pasar Minggu setelah menempuh perjalanan selama 21 jam ini. Benar-benar perjalanan yg bikin senam jantung, bukan karena larinya yg kenceng tapi saking mepetnya dengan jam keberangkatan etape sya selanjutnya. Sempat kecewa juga karena ternyata bus SAN dari Bukittinggi biasa ngedrop penumpang terakhir di loket perwakilan Pasar Minggu bukan di pool pusat SAN kawasan Jl. MT. Haryono Bengkulu seperti biasanya sehingga sya terpaksa harus ngegrab dulu untuk mengejar waktu menuju pool pusat SAN. Sebenarnya bisa aja tetap ikut bus ini karena nantinya juga bakalan menuju pool pusat namun kata drivernya mau ngisi solar dulu yg takutnya malah terlalu lama nanti. Kebersamaan perjalanan bersama teman baru sya, Ilham pun harus diakhiri sampai di sini dengan kata pamit, semoga bisa bertemu lagi di lain kesempatan.
Tiba di Perwakilan SAN Pasar Minggu
08.20 : Tiba di pool pusat SAN kawasan Jl. MT. Haryono Bengkulu. Sya langsung buru-buru menuju loket pelayanan tiket untuk menukarkan m-ticket dari redBus dengan tiket aslinya. Alhamdulillah tiket SAN Bengkulu-Jakarta via Manna bertuliskan nomor seat 2 ini udah sukses sya amankan, tinggal menanti jam keberangkatan saja yg hanya tinggal setengah jam lagi. Armada SAN BD 7169 AN dengan body S-Liner rombakan jahat dari All New legacy SR1 ini telah bersiap di parkiran belakang untuk bertugas di jalur Bengkulu-Jakarta hari ini. Agak kecewa sih ga dapat armada scania lagi dan malah dapat armada gogon yg pernah sya naiki dulu pertama kali ke Bengkulu.
SAN BD 7169AN
Tiket SAN Bengkulu-Jakarta
08.30 : Sembari menunggu keberangkatan, sya sempatkan buat bersih-bersih diri dulu. Sekalian juga nyari sarapan dan bekal buat makan siang nanti. Saat akan beranjak nyari sarapan di depan pool, penampakan SAN 7131 yg memasuki pool ini sontak membuat sya sedikit meradang karena nyatanya ga butuh waktu lama untuk sekedar ngisi solar hmmm kan kampretos...
Suasana Pool SAN Bengkulu
09.00 : Suasana pool SAN pagi itu semakin ramai dengan kedatangan SAN 7245 dari Pekanbaru dan SAN 7171 dari Jakarta yg berpadu dengan penumpang tujuan Jakarta sebagai pemberangkatan pertama hari ini. Namun anehnya, saat waktu nyaris menunjukkan pukul 9, justru SAN 7169 ini malah beranjak keluar dari pool, entah mau kemana.
Suasana Pool SAN
09.25 : Akhirnya SAN 7169 kembali lagi menuju pool dan penumpang mulai dipersilakan masuk ke dalam bus. Ternyata sudah banyak yg berubah dari bus ini dari segi interiornya dan yg paling nyata terlihat adalah perubahan konfigurasi seatnya yg awalnya dulu 40 seats, sekarang menjadi 34 seats Aldilla plus legrest yg telah dilengkapi dengan bantal dan selimut yg lebih lebar di setiap seatnya ditambah fasilitas toilet dan smooking room di belakang. Kesan pertama naik bus ini cukup nyaman walaupun pandangan ke depan harus terhalang adanya 'topi' yg melekat. Jarak antarseatnya pun lumayan lebih lega dan nyaman untuk perjalanan jarak jauh walaupun ada legrestnya. Inovasi yg perlu diacungi jempol dari PO. SAN yg menghadirkan armada executive yg beneran executive walaupun masih terbatas pada armada gogonnya dulu saat ini.
Interior SAN 7169
Interior SAN 7169
Interior SAN 7169
Legroom SAN 7169
09.33 : Bus diberangkatkan dengan membawa penumpang hanya sekitar 60% saja pagi itu bahkan seat samping sya pun terlihat masih kosong namun sebenarnya manifest armada ini adalah fullseat. Kesan pertama saat bus telah berjalan meninggalkan pool SAN Bengkulu yaitu nyaman sekali rasanya dengan dukungan air suspension ala Golden Dragon yg mampu meredam guncangan cukup baik namun 'topi' yg terpasang dalam bus ini emang sungguh menyiksa pandangan ke depan. Rute yg akan dilalui oleh bus SAN ini menuju Jakarta sama seperti pada saat berangkat kemaren yaitu via Manna-Bintuhan-Krui-Kota Agung-Pringsewu (Lintas Barat) kemudian lanjut Bandar Lampung-Kalianda-Bakauheni (Lintas Timur)-Merak-Pulogebang. Mantapnya lagi, baru lepas pool aja udah diajak mosak-masik menuju arah Betungan.
Berangkat dari Pool SAN Bengkulu
09.40 : Menyusuri kota Bengkulu dengan aksi driver yg cukup agresif. Seneng sih dapat driver tipikal pelari seperti ini namun syangnya driver pertama ini mudah terpycu emosinya dan kurang ramah menurut sya, begitu juga driver keduanya.
Melintas Kota Bengkulu
10.07 : Melintas Betungan yg menjadi gerbang selamat datang di kota Bengkulu sekaligus pintu keluar meninggalkan kota Bengkulu. Jalan yg mulai menyempit pasca memasuki jalan raya Bengkulu-Kaur ini tak menyurutkan aksi driver untuk terus mosak-masik, malah makin menjadi-jadi. Mungkin efek jam keberangkatan yg telat lebih dari setengah jam tadi memicu driver pertama ini untuk berusaha mengejar waktu yg terlewat. Sya tak banyak menikmati perjalanan awal ini karena udah berniat mau melanjutkan mimpi indah lagi hoho...
Melintas Betungan
Melintas Jalur Bengkulu-Kaur
11.05 : Memasuki kawasan kota Tais yg merupakan ibukota kabupaten Seluma yg ditandai dengan adanya icon yg cukup yaitu tugu simpang 6 Tais.
Melintas Simpang 6 Tais
Melintas Tais
12.36 : Masih menyusuri jalur lintas barat Sumatera kawasan Bengkulu-Manna. Jalanan sepanjang jalur ini masih didominasi jalan berliku yg mayoritas masih cukup mulus. Sepanjang jalur ini mungkin kita jarang menemui truk-truk muatan seperti pada lintas timur maupun lintas tengah dan kita dimanjakan dengan pemandangan khas pesisir yg didominasi pohon kelapa dan tumbuhan bakau serta hamparan kebun sawit.

Melintas Jalan Raya Bengkulu-Manna
12.50 : Melintas Pinoraya. 
Melintas Pinoraya
13.10 : Memasuki kota Manna yg merupakan ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan ditandai dengan penampakan tembok batas kota bertuliskan "Manna Kota Kenangan". 
Memasuki Kota Manna
Memasuki Kota Manna
13.15 :  Mampir mengambil penumpang di perwakilan SAN Manna. Lumayan banyak juga penumpang yg naik dari Manna dan sekitarnya ini termasuk ibu-ibu yg menempati seat di samping sya. Akhirnya tinggal beberapa seat lagi yg tersisa untuk penumpang yg naik dari perwakilan SAN selanjutnya sesuai daftar manifest.
Mampir Perwakilan SAN Manna
13.26 : Melintas simpang tiga Kayu Kunyit.
Melintas Simpang Tiga Kayu Kunyit
13.30 : Mampir istirahat pertama di RM. Denai Taragak, Bunga Mas yg tak terlalu jauh dari pusat kota Manna. Sya memanfaatkan waktu ini untuk shalat jamak Dhuhur dan Ashar dulu kemudian makan bekal yg sya beli di Bengkulu tadi daripada ribet makan di dalam bus hoho...
Istirahat di RM. Denai Taragak
14.00 : Bus diberangkatkan kembali setelah 30 menit beristirahat dengan kendali driver kedua bersama kernet pasangannya. Dan memang tidak mengecewakan saat driver kedua ini mulai memainkan kemudi dan langsung tancap gas seperti driver pertama tadi.
Berangkat dari RM. Denai Taragak
14.20 : Memasuki kabupaten Kaur yg merupakan kabupaten paling selatan dari provinsi Bengkulu yg berbatasan langsung dg provinsi Lampung. Jalan berliku naik turun dan lumayan sepi dengan kondisi jalan yg relatif mulus membuat sang driver masih konsisten membejek armadanya dengan kencang.
Memasuki Kabupaten Kaur
14.30 : Melintas Tanjung Kemuning kemudian mampir sebentar di perwakilan SAN Tanjung Kemuning.
Melintas Tanjung Kemuning
15.00 : Melintas Semidang Gumay disambut lagi dengan pemandangan pesisir pantai barat yg menemani sisa perjalanan menuju Lampung ini.
Melintas Semidang Gumay
16.00 : Melintas Tanjung Baru.
Melintas Tanjung Baru
16.15 : Melintas Merpas. Deretan pantai pesisir barat yg indah mulai bisa diakses via kawasan ini termasuk pantai Laguna Samudra yg terkenal itu.
Melintas Merpas
16.25 : Melintas perbatasan antara provinsi Bengkulu (Kabupaten Kaur) dan Lampung (Kabupaten Lampung Barat) yg dipisahkan oleh jembatan manula. Setelah melewati jembatan ini, kendaraan yg menuju arah Lampung akan dihadapkan dengan tanjakan sangat curam yg biasa disebut tanjakan manula. Ketegangan mulai terasa karena bus hanya bisa berjalan perlahan saat melewati tanjakan dengan pemandangan kiri kanan berupa hutan belantara yg sunyi ini, apalagi kawasan ini rawan kecelakaan akibat rem blong.
Melintas Jembatan Manula
16.35 : Belum selesai sampai di sini, tanjakan tebing batu yg lebih curam medannya pun kembali menyambut kedatangan SAN 7169. Saat melintasi tanjakan tebing batu ini, skill driver emang benar2 diuji karena medannya yg sangat curam dengan penampakan jurang di sisi kiri kanannya dalam kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Tanjakan yg menurut sya nyaris tegak ini tentu membuat SAN 7169 ini cukup terengah-engah bahkan sempat terhenti di tengah tanjakan walaupun udah berada pada gigi 1. Dan yg harus diwaspadai juga bahwa di tengah-tengah tanjakan ini terdapat jalan yg longsor sehingga rawan sekali terjadi kecelakaan. Bisa dibayangkan kalo malam hari lewat sini tentu keadaan pastinya lebih mencekam, karena saat naik SAN 7165 kemaren sempat terbangun pas di kawasan ini dan memang horor banget suasananya hoho... Sepanjang melewati kawasan TNBBS ini, kita juga dapat melihat penampakan monyet/kera yg berkeliaran bebas di pinggir jalan sembari menguji adrenalin kita.
Melintas Tanjakan Tebing Batu
Melintas Tanjakan Tebing Batu
Melintas Kawasan TNBBS
Video singkat perjalanan SAN BD 7169 AN Bengkulu-Jakarta via Lintas Barat ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

16.55 : Lepas kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) setelah 45 menit berjibaku dengan ketegangan melewati medan curam dan berliku. Penampakan rumah-rumah warga mulai terlihat saat memasuki kawasan Rata Agung selepas TNBBS ini.
Melintas Rata Agung
17.10 : Kembali menyusuri jalan lintas barat yg bersinggungan langsung dengan pesisir pantai sehingga pemandangan sunset pun dapat kita nikmati dari dalam bus. Kondisi jalan lintas barat kawasan Lampung Barat ini ternyata udah banyak berubah. Jalan yg sedikit agak lebar serta mulus dapat kita nikmati sepanjang perjalanan menuju arah Bandar Lampung ini. Bahkan beberapa jalur dg spot curam terdahulu udah digantikan dengan jalur baru yg lebih aman. Meskipun demikian perlu diwaspadai juga karena jalan yg berkelok-kelok masih akan menemani hingga Krui nanti sehingga satu per satu korban mabok perjalanan pun mulai berjatuhan di dalam bus ini hoho...
Melintas Jalan Lintas Barat
Melintas Jalan Lintas Barat
17.37 : Memasuki Kabupaten Pesisir Barat dengan kondisi jalan yg masih sama.
Memasuki Kabupaten Pesisir Barat
18.23 : Melintas Krui yg merupakan ibukota kabupaten Pesisir Barat yg ternyata masih ramai juga kotanya saat menjelang Magrib seperti ini. Maklum aja soalnya tiap lewat sini selalu lepas tengah malam jadi udah sepi banget suasananya. Sempat berhenti sejenak juga di perwakilan SAN Krui walaupun tak ada lagi penumpang yg naik.
Melintas Krui
18.47 : Melintas jalan darurat yg dilewatkan menuruni tepian pantai di Pekon Mandiri akibat rusaknya jembatan yg menghubungkan jalan lintas barat ini. Ga bisa dibayangkan jika ombak pantai lagi pasang pastinya auto ga bisa dilewati kendaraan sehingga membuat jalur lintas barat ini jadi lumpuh.
Melintas Jalan Darurat di Pekon Mandiri
19.00 : Melintas Biha, hanya pemandangan pesisir pantai yg tampak gelap saja sepanjang jalan menuju arah Lampung ini.
Melintas Biha
19.25 : Mampir istirahat kedua di RM. Prambanan, Ngambur, Pesisir Barat. Tak ada bus lain yg juga singgah di sini, hanya ada pemandangan pasukan truk muatan yg lagi perpal menanti esok pagi buat berangkat serta beberapa mobil pribadi. Mayoritas penumpang memanfaatkan kesempatan ini untuk menikmati makan malamnya karena timingnya emang pas banget sedangkan sya hanya memanfaatkan waktu ini untuk pergi ke toilet dan melaksanakan shalat jamak Magrib dan Isya saja karena udah kenyang makan camilan dan roti yg sya bawa.
Istirahat di RM. Prambanan
19.55 : Setelah kurang lebih 30 menit menghabiskan waktu istirahat di sini, bus kembali diberangkatkan dengan formasi pasangan driver dan kernet yg pertama. Kondisi jalanan yg gelap gulita dan makin sempit masih menghiasi perjalanan menuju arah Lampung ini namun tetap aja dipacu dengan kencang oleh driver pertama ini yg emang style mengemudinya mantap jiwa.
Berangkat dari RM. Prambanan
20.30 : Terhambat kemacetan di Bengkunat akibat adanya acara/hajatan yg diselenggarakan warga sekitar sampai-sampai memakan badan jalan sehingga jalan yg udah sempit ini makin sempit aja rasanya. Untung aja ada pihak kepolisian yg sigap mengatur jalan sehingga tak perlu terlalu lama mendekam di sini.
Macet di Bengkunat
22.15 : Menyusuri jalur Kota Agung-Bengkunat kawasan Sedayu, Semaka yg terkenal dengan tanjakan curam dan tikungan extremnya namun bisa ditaklukkan dengan mudah oleh driver pertama ini.
Melintas Tanjakan Semaka
22.35 : Melintas Wonosobo, tapi bukan Wonosobo yg ada di Jawa Tengah lho ya tapi ini Wonosobo yg merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tanggamus yg bersebelahan dengan ibukotanya yaitu Kota Agung.
Melintas Wonosobo
22.45 : Melintas Kota Agung yg merupakan ibukota kabupaten Tanggamus dengan suasana kota yg sudah nampak sepi ini.
Melintas Kota Agung
22.52 : Mulai melintas jalur Kota Agung-Pringsewu yg sempit dan mulai didominasi oleh lintasan menanjak serta banyak tikungan mesranya. Aksi driver SAN 7169 dalam meliuk-liuk menaklukkan medan extrem ini tak banyak sya nikmati karena mulai kebanyakan molornya zzzzz...
Melintas Jalur Kota Agung-Pringsewu

HARI 7
01.35 : Bangun-bangun ternyata udah sampai di Tarahan tepatnya lagi melewati tanjakan Tarahan yg gelap gulita akibat minim penerangan.
Melintas Tanjakan Tarahan
01.52 : Melintas Sidomulyo, suasana jalanan yg masih cukup sepi membuat SAN 7169 terus digeber dengan kencang .
Melintas Sidomulyo
02.22 : Melintas kota Kalianda lanjut melewati depan RM. Siang Malam Kalianda.
Melintas Kalianda
Melintas Depan RM. Siang Malam Kalianda
02.30 : Melintas Penengahan kemudian mulai melintas medan tanjakan yg lumayan curam dan panjang sehingga usaha SAN 7169 mengambil ancang-ancang terlebih dahulu pun tak mampu membuatnya berhasil melenggang tanpa terengah-engah hingga puncak kemudian belok memasuki tol.
Melintas Penengahan
02.52 : Memasuki loket pelabuhan Bakauheni, langsung digas menuju dermaga 3 tetapi kali ini masih harus menunggu kapal selanjutnya bersandar karena kapal sebelumnya baru saja diberangkatkan.
Memasuki Loket Pelabuhan Bakauheni
03.00 : Menunggu kapal selanjutnya bersandar hingga bongkar muatan di dermaga 3 pelabuhan Bakauheni bersama duo Lorena, Kramat Djati, PK , Arya Prima, dan kendaraan lain.
Menunggu di Dermaga 3
03.10 : Memasuki kapal entah lupa namanya (tapi seingat sya KM. Prima Nusantara) setelah menunggu kapal bersandar hingga bongkar muat yg cukup lama. Saat masuk ke dalam kapal masih harus ndusel-ndusel bersama kendaraan maun bus lain yg pada nyerobot pengen masuk duluan ke dalam kapal. Setelah bus terparkir rapi di dalam dek kapal, seluruh penumpang bus dipersilakan turun dari bus dan menuju ruangan yg disediakan bagi penumpang di bagian atas. 
Memasuki Kapal
Memasuki Kapal
03.20 : Di kapal ini disediakan ruang yg cukup luas dengan tempat duduk model plastik khas metro mini untuk menampung para penumpang reguler seperti sya. Sya memilih duduk di dalam ruang kelas ekonomi kapal ini saja selama kurang lebih 2 jam an perjalanan yg tentunya sangatlah membosankan. Sebenarnya ada juga fasilitas ruang bisnis dan ruang lesehan di dalam kapal ini yg menyediakan tempat duduk maupun tempat tidur lesehan yg cukup nyaman dan full AC untuk beristirahat dengan tarif 10rb. Namun sya memilih yg ruang ekonomi aja untuk sekedar duduk dan tidur2an sembari menunggu waktu Subuh tiba.
Ruang Ekonomi Kapal
03.30 : Kapal mulai diberangkatkan dari pelabuhan Bakauheni menuju pelabuhan merak. Cuaca dan kondisi ombak malam menjelang pagi itu cukup mendukung perjalanan kali ini dengan kondisi ombang yg tenang. 
Meninggalkan Pelabuhan Bakauheni
04.40 : Shalat subuh berjamaah di mushola dalam kapal.
05.35 : Lebih dari 2 jam sudah kelayung-layung di selat Sunda ini hingga akhirnya pemandangan kelap-kelip lampu di sekitar pelabuhan Merak yg mulai terlihat menandakan tak lama lagi kapal akan tiba di pelabuhan Merak. Sebelum kapal bener2 bersandar di pelabuhan Merak, seluruh penumpang udah mulai kembali menuju ke dalam bus. 
Pemandangan Pelabuhan Merak
Kembali Menuju Bus
05.50 : Setelah kapal bersandar di dermaga 3 pelabuhan Merak, satu per satu kendaraan mulai keluar dari dalam kapal. Masih bawah kendali driver pertama, bus langsung digas keluar dari area pelabuhan menuju tol Jakarta-Merak, namun sebelumnya sempat menurunkan penumpang tujuan Merak di dekat deretan loket bus malam Merak.
Persiapan Keluar Kapal
Keluar Kapal
Menuju Tol Jakarta-Merak
Menurunkan Penumpang di Merak
06.00 : Mengisi solar di SPBU Merak yg harus memakan waktu hingga setengah jam akibat antrian panjang yg didominasi truk-truk besar bermuatan.
Mengisi Solar di SPBU Merak
06.30 : Usai mengisi solar, sya kira bakalan langsung ngejoss menuju Pulogebang namun nyatanya masih mampir lagi di RM. Omega, Merak untuk mempersilakan para penumpang istirahat dan sarapan dulu. Karena sya tadi udah membeli nasi bungkus sebelum masuk kapal buat sarapan, jadi kesempatan istirahat ini hanya sya manfaatkan untuk duduk2 di depan RM dan hanya menunggu saja sampai bus diberangkatkan kembali. 
Istirahat di RM. Omega
07.00 : Bus diberangkatkan kembali kemudian memasuki GT. Merak. Sepanjang tol Jakarta-Merak ini, bus terasa dipacu cukup kencang sehingga tak terasa mata ini mulai terpejam kembali. Lumayanlah bisa sejenak mempersiapkan energi untuk etape selanjutnya.
Memasuki GT. Merak
08.20 : Tak terasa cepet banget udah lepas GT. Cikupa. Bener2 pules rasanya sampai ga terasa udah sampai di sini. Suasana pagi dengan kondisi lalu lintas yg masih lengang membuat bus ini terus melaju dengan kencang.
Melintas Cikupa
08.30 : Melintas Karang Tengah hinga Tomang, suasana jalanan seketika berubah yg awalnya lancar jaya menjadi sedikit demi sedikit mulai tersendat. Bukan Jakarta namanya kalo ga macet, bahkan di tol pun juga ga 100% bebas hambatan.
Macet di Karang Tengah
08.40 : Lepas Tomang dan memasuki tol dalam kota, perjalanan kembali lancar hingga memasuki Pulogebang.
Melintas Tol Dalam Kota
09.20 : Alhamdulillah mendarat dengan selamat di Terminal Pulogebang setelah menempuh perjalanan selama 23 jam 45 menit iniSungguh perjalanan yg luar biasa dengan catatan waktu yg lebih cepat dari ekspektasi sya karena perjalanan berangkat kemaren aja memakan waktu lebih dari 26 jam. Kali ini beruntung masih mengantongi cukup banyak waktu sebelum melanjutkan etape berikutnya setelah beberapa kali diterpa badai jam mepet. Perjalanan lintas Sumatera emang ga bisa ditebak, kadang bisa lebih cepat dari yg kita bayangkan dan ada kalanya meleset jauh dari prediksi akibat banyak kendala saat di perjalanan. Banyak-banyakin berdoa aja solusinya biar perjalanan kita selalu lancar dan varokah hehe... Lanjut menuju ruang tunggu di penurunan penumpang untuk mengisi amunisi HP dan camdig yg udah nyaris sekarat semua.
Memasuki Terminal Pulogebang
Tiba di Terminal Pulogebang
11.00 : Menuju shelter busway untuk melanjutkan perjalanan ke Kampung Rambutan karena sya akan naik bus Kramat Djati nanti dari terminal KPR. Di shelter busway sudah tersedia armada Volvo B11R terbaru dari Trans Jakarta trayek Pulogebang-Kampung Melayu yg sya sebelumnya juga telah berkesempatan untuk mencoba kenyamanannya. Sepanjang perjalanan menuju Kampung Melayu ini sya habiskan buat tidur biar nanti kuat meleknya hehe...
Menuju Kampung Melayu
11.56 : Transit di halte Kampung Melayu langsung menuju shelter keberangkatan busway tujuan Kampung Rambutan yg saat itu telah standby armada LRN yg bersiap akan diberangkatkan tapi sya memilih nungguin bus selanjutnya aja biar bisa duduk di seat belakang untuk melanjutkan tidur hoho...
12.00 : Menuju Kampung Rambutan bersama armada LRN.
Menuju Kampung Rambutan
12.54 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Kampung Rambutan setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam karena harus berjibaku dengan kemacetan sepanjang jalan raya Bogor tadi. Lanjut menuju toilet langganan klo berkunjung di terminal KPR ini, tepatnya ada di depan masjid Nurul Amanah untuk sekedar bersih diri biar segerr lagi setelah dua hari tak tersentuh air badan ini.
Tiba di Terminal Kampung Rambutan
13.40 : Selesai bersih diri lanjut nyari makan siang di warung nasi padang sederhana langganan yg berada di pinggir jalan pintu keluar bus. Nasi padang lauk ikan tongkol ini cukup ditebus dengan 10rb saja, lumayan murah harganya untuk sekelas Jakarta. Sambil makan, sekalian bisa melihat pemandangan bus-bus yg berlalu lalang meninggalkan terminal KPR ini.
Makan Siang Sambil Melihat Bus Lewat
13.50 : Perut kenyang, hati pun senang. Lanjut menuju agen Kramat Djati yg berada di loket No. 23 pada deretan loket bus tujuan Jawa Tengah-Jawa Timur. Singkat cerita, m-tiket dari redBus ini langsung sya tukarkan dg tiket KD tujuan Solo seharga 165rb secara cuma2 alias gratis, namun lagi-lagi ga dikasih tiket sampul (tiket dari redBus udah dianggap sah) dan cuma diberi kupon makan saja oleh agen huffttt. Setelah urusan reservasi tiket beres, proses penantian kedatangan bus KD Seri 1 dari Bogor ini sya habiskan untuk duduk-duduk di ruang tunggu terminal KPR.
Loket Kranat Djati Kampung Rambutan
Kupon Makan KD
Suasana Terminal Kampung Rambutan
14.45 : Bus Kramat Djati seri 1 bernopol B 7083 TGB dengan body Jetbus 2 HD ini terlihat memasuki terminal KPR dan langsung parkir di belakang loket KD. Alhamdulillah dapat armada Hino RN lungsuran KD executive class seri 6 yg masih nampak mulus dari sisi eksteriornya ini. Padahal klo sya amati, biasanya jatah armada seri 1 ini dapatnya selalu SHD. Kesan pertama saat memasuki kabin KD seri 1 bernomor lambung BMC 198 ini adalah wangi, rapi, mengusung seat Aldilla kulit yg nyaman dan tiap seat telah dilengkapi dengan selimut dan bantal tipisnya yg disesuaikan dengan jumlah penumpang saat itu serta bonus sekat. Syangnya, kenyamanan seat Aldilla yg diusung oleh armada yg memiliki jumlah seat total 34 seats + legrest ini, tidak diimbangi dengan legroom yg luas untuk hotseatnya sehingga lumayan menyiksa akibat mentok dengan sekat.
KD Seri 1 Tiba di Terminal KPR
Seat Aldilla KD Seri 1
Legroom KD Seri 1
Legroom KD Seri 1
14.50 : Bus diberangkatkan dari Terminal KPR oleh driver pinggirnya dengan membawa 7 penumpang saja. Bener2 naik bus AKAP rasa parwis lagi nih klo naik KD hahay. Suspensi mentul2 ala air suspension asli Hino RN ini menambah kenyamanan selama perjalanan. Snack berupa roti coklat dan air minum gelas juga mulai dibagikan sesaat setelah bus melaju. Walaupun kelas VIP tapi tetap dapat snack layaknya EXE, lumayan buat camilan di perjalanan.
Berangkat dari Terminal KPR
Snack KD
15.00 : Lepas terminal KPR, KD seri 1 ini memilih untuk tidak melewati Pasar Rebo  untuk menghindari macet tetapi menyusuri kawasan Ceger hingga Bambu Apus yg tak lepas dari kemacetan juga ternyata.
Melintas Ceger
15.08 : Memasuki tol JORR via GT. Bambu Apus 1. Kondisi lalu lintas terpantau relatif ramai lancar sehingga KD seri 1 ini masih bisa melenggang dengan santai di angka 60-70 kpj saja. 
Memasuki GT. Bambu Apus 1
15.17 : Memasuki simpang susun Cikunir, kemacetan kembali menghampiri. Penyempitan lajur menuju tol Jakarta-Cikampek membuat antrian kendaraan mengular cukup panjang namun KD seri 1 cukup lihai dalam mencari celah dengan langsung mecok kiri di antrian terdepan dan ndusel-ndusel kembali ke jalan yg benar.
Macet di Simpang Susun Cikunir
15.30 : Memasuki ruas tol Jakarta-Cikampek pun kondisinya masih padat merayap, apalagi ada pengurangan lajur lagi akibat proyek pembangunan jalur LRT.
Macet di Tol Jakarta-Cikampek
16.00 : Memasuki Bulak Kapal untuk mengambil penumpang terakhir yg menjadi manifest armada ini. Penumpang yg seharusnya duduk di samping sya ini ternyata diarahkan oleh kru untuk duduk di deretan belakang saja karena dia membawa koper yg gede dan lagian masih banyak seat kosongnya di belakang... hohoho auto bahagia rasanya, langsung ambil selimut dan selonjoran mania sambil menikmati kemacetan lagi.
Memasuki Bulak Kapal
Selonjoran Mania
16.10 : Kembali memasuki tol Jakarta-Cikampek. Kepadatan kendaraan masih menyelimuti kawasan Bekasi Timur hingga kawasan Cibitung ini. Driver KD seri 1 cukup aktif mencari celah jalan hingga bahu jalan pun berkali-kali digunakan untuk memiyak kepadatan kendaraan. Sempat berduel mesra dengan HR 125 dalam hal perebutan jalan namun tetap aja HR 125 berhasil melenggang duluan setelah cukup lama ngintil di belakang KD seri 1 ini.
Memasuki Tol Jakarta-Cikampek
16.35 : Memasuki GT. Cikarang Utama. Lepas Cikarang Utama masih dibejek santai namun pasti.
Melintas GT. Cikarang Utama
Melintas Cikarang
17.24 : Melintas tol Jakarta-Cikampek kawasan Karawang dengan kondisi tol yg udah lancar jaya.
Melintas Karawang
17.35 : Memasuki ruas tol Cipali. Sepanjang tol Cipali ini bus masih terus dipacu santai saja sehingga tak heran jika baru beberapa menit saja melintas di tol Cipali sudah jadi bulan-bulanan armada lain. Diawali oleh Agra Mas tronton HD 002 disusul GMS "Eurofighter" dan PK "Baret Merah" yg melesat dengan kencang semuanya kemudian hilang tak terlihat. Okelah tak apa biar mereka duluan gaesss kita mah jadi tim dadah2 saja di belakang. 
Melintas Tol Cipali
DiOT Agra Mas HD 002
DiOT GMS "Eurofighter"
DiOT PK "Baret Merah"
17.55 : Lepas rest area KM. 102 Cipali kembali digoyang oleh spesies Damri Ultima merah team Wonosobo yg ngacir juga larinya. Tak berhenti sampai di situ, tronton GHTS 065 pun ikut menyusul tak jauh di belakangnya dan langsung melesat dengan kencangnya.
DiOT Damri
DiOT GHTS 065
18.15 : KD seri 1 ini tetap melaju dengan kalem meskipun harus jadi bulan-bulanan bus lain termasuk baru saja diseset kiri oleh saudaranya sendiri, pelari team Purwodadi yg suoss larinya yaitu KD "New Formula". Ya memang beginilah KD team Ponorogo yg menerapkan sistem solar jatah dimana kemampuan driver membejek gas bakalan dibatasi oleh jatah solar yg diberikan. Tapi untuk masalah kenyamanan udah ga diragukan lagi armada2 KD yg rata-rata udah berair suspension.
DiOT KD "New Formula
18.24 : Exit tol via GT. Cikedung barengan KD "New Formula" tadi untuk menuju RM. Singgalang Jaya yg berada di pinggir jalan raya Subang-Cikamurang. Penampakan RM. Taman Selera, RM. Indorasa, dan RM. Dian Sari juga bisa kita temui secara berturut-turut saat melintas jalan ini.
Exit Tol via GT. Cikedung
18.30 : Memasuki RM. Singgalang Jaya Cikamurang yg baru untuk istirahat dan servis makan. Saat itu sudah berkumpul beberapa bus KD tujuan Ponorogo, Malang, dan Purwodadi. Selain itu Lorena Lorena SDD tujuan Malang dan Karina SDD tujuan Madura juga meramaikan suasana RM. SInggalang Jaya kala itu. Kupon makan pun langsung sya tukarkan dengan menu prasmanan yg cukup istimewa yaitu nasi, sop, bihun goreng, sambal, ayam opor, lalapan timun  dan teh hangat. Syangnya, servis makan KD setelah bermigrasi ini malah ga corr lagi karena sekarang dijagain sama petugas RM nya dan ada tulisan "ambil satu potong saja" untuk ayamnya hmmm. Soal rasa makanannya sih emang cukup enak dan cocok di lidah sya.
Servis Makan di RM. Singgalang Jaya
Menu Servis Makan di RM. Singgalang Jaya
18.45 : Usai makan malam yg cukup istimewa ini lanjut shalat jamak Magrib dan Isya dulu dilanjutkan hunting sebentar di sekitar RM. Singgalang Jaya. Suasana RM yg masih baru ini memang berbeda dari yg sebelumnya karena jauh lebih nyaman, bersih dan lebih luas.
Suasana RM. Singgalang Jaya
Suasana RM. Singgalang Jaya
Suasana RM. Singgalang Jaya
Suasana RM. Singgalang Jaya
19.08 : Bus mulai diberangkatkan dari RM. Singgalang Jaya dg kendali driver tengahnya kali ini. Lepas RM masih dipacu santai saja menyusuri jalan raya Cikamurang-Subang menuju arah tol lagi. 
19.12 : Memasuki GT. Cikedung.
Memasuki GT. Cikedung
19.30 : KD seri 1 terus melenggang dengan kecepatan konstan sepanjang tol Cipali yg mentok di angka 80 kpj saja sehingga pasukan muriaan yg mulai berdatangan, kembali melesat satu per satu meninggalkan KD seri 1 ini. Walaupun demikian, KD seri 1 ini juga masih mampu mencentang beberapa armada lain seperti Garuda Mas, Harapan Jaya dan Sinar Jaya yg melintas. 
Melintas Tol Cipali

MengOT Sinar Jaya
19.55 : Memasuki GT. Palimanan. Sepanjang tol Palikanci ini, mungkin udah terlalu banyak kali ya diasapi oleh bus2 muriaan bahkan sesama bus solah jatah hihihi...makanya sya memilih buat bobomania saja karena gaya mengemudi driver tengahnya yg masih santai ini cocok banget buat mimpi indah, siapa tahu nanti di pantura mulai beraksinya.
Melintas GT. Palimanan
21.00 : Melintas GT. Brebes Timur, lanjut bermosak-masik ria di pantura.
Melintas GT. Brebes Timur
21.10 : Memasuki kota Tegal dan memilih melewati jalan lingkar utara Tegal yg lebih sepi dan lancar.
Melintas Tegal
Melintas Lingkar Utara Tegal
21.38 : Melintas Surodadi terlibat duel sengit dengan bus parwis Hafit Trans yg sama-sama "ngeyel" ini. Setelah cukup lama bertahan mengekor di belakang bus parwis tsb, KD seri 1 ini pun berhasil mengubah keadaan dan meninggalkan Hafit Trans tsb.
Melintas Surodadi
21.43 : Memasuki Kabupaten Pemalang belum menemui kembali rekan-rekan yg lain dan hanya berlari sendirian.
Memasuki Kabupaten Pemalang
21.50 : Melintas lingkar Pemalang, perjalanan yg terasa monoton ini sedikit mulai berirama saat terlihat GH seri E yg sedang sibuk memiyak jalanan selepas berhenti di bangjo. KD seri 1 sepertinya langsung terpycu untuk mengejar armada sesama pemain Ponoreog ini sehingga aksi duel sengit pun mulai pecah. Agra Mas BM 32 menjadi salah satu korban keganasan konvoi "jahat" dua armada ini.
Melintas Lingkar Pemalang
22.00 : Lepas lingkar Pemalang, formasi konvoi belum nampak berubah hingga Petarukan. Agra Mas BM 32 pun ternyata tak tinggal diam menunjukkan aksinya hingga ia pun mampu mengimbangi KD seri 1 yg terus membayang-bayangi GH seri E. Namun, laju ketiga armada ini harus terhenti tatkala kemacetan panjang akibat adanya truk yg laka mulai menyambut mereka. Driver tengah KD seri 1 ini langsung berinisiatif untuk buka jalur setelah mendapat informasi dari rekan-rekannya bahwa kondisi di sekitar situ dalam posisi "aman" walaupun awalnya sempat ragu-ragu. Dan jadilah KD seri 1 ini sebagai pemimpin pasukan buka jalur diikuti kendaraan lain di belakangnya meninggalkan Agra Mas BM 32 dan GH seri E yg memilih bertahan berjibaku dalam kemacetan tsb.
Macet di Petarukan
Persiapan Buka Jalur
22.10 : Setelah berhasil meloloskan diri dari kemacetan di Petarukan, KD seri 1 kembali melaju kencang di pantura namun bayang-bayang HR 124 yg tiba-tiba datang menghampiri kemudian berlalu begitu saja sejenak mengacaukan perhatian sya. Bukan pada HR 124 fokus sya saat itu namun pada KD seri 6 di belakangnya yg terlihat cukup kerad karena terus mengejar HR 124 dengan aksi mosak-masiknya. Weleh2 performa KD seri 6 di pantura sekarang ini emang luar biasa dan ga bisa diremehkan, sama kya yg sya alami kemaren.
DiOT HR 124
DiOT KD Seri 6
22.20 : Memasuki Kabupaten Pekalongan, KD seri 6 terlihat telah berhasil mengubah posisi HR 124 menjadi di belakangnya kemudian terus berlari memperlebar jarak dengan salah satu pasukan menara kudus tsb. KD seri 1 sebenarnya berusaha untuk mengimbangi permainan HR 124 namun keterbatasan driver KD seri 1 dalam membejek gas maka cukup sulit bisa mengejar ketertinggalannya.
Memasuki Kabupaten Pekalongan

Mengejar HR 124
22.30 : Memasuki kota Pekalongan, duel sengit antara HR 124 dan KD seri 6 nampak tak terlihat lagi saking kencangnya mereka berlari.
Memasuki Kota Pekalongan
22.40 : Melintas Batang, bertemu Agra Mas BM 88 dengan perangai yg tak biasa alias nyantai banget. Ia nampak tak bersemangat dalam melaju seperti kebiasannya yg selalu suosss larinya sehingga KD seri 1 pun lumayan gampang mengasapinya.
Melintas Batang
MengOT Agra Mas BM 88
22.56 : Melintas Tulis. Mungkin sampai di sini kemampuan sya untuk bertahan melek karena tiba-tiba keadaan udah mulai gelap aja rasanya hohoho...
Melintas Tulis
23.45 : Bangun-bangun ternyata udah nyampe di RM. Sari Rasa buat kontrolan sebentar saja dan langsung angkat jangkar lagi. Lepas RM, driver pinggir kembali memegang kendali dan dipacu lumayan kenceng namun sepertinya mata ini tak bisa diajak kompromi untuk kembali mencoba menikmati perjalanan zzzzzz...
Kontrolan di RM. Sari Rasa


HARI 8
01.35 : Bangun-bangun udah nyampe Salatiga ternyata, tepatnya saat lagi berhenti di depan terminal Tingkir untuk istirahat sejenak sambil menanti krunya membeli kopi kwkw bener2 dibikin tidur pules nih sama drivernya.
Berhenti di Terminal Tingkir
01.50 : Meliuk-liuk di jalur Ampel-Boyolali yg mayoritas berupa turunan yg berliku2 ini dibabat dengan mudahnya oleh KD seri 1 yg lagi kejar-kejaran dengan Pandawa 87 ini hingga memasuki Boyolali.
Melintas Ampel
02.00 : Melintas depan terminal Boyolali karena ga masuk terminal kemudian belok kanan menuju jalan lingkar Boyolali.  Hanya beberapa meter saja menyusuri jalan lingkar ini,  ternyata bus kembali diarahkan lewat kota lagi untuk mempersingkat waktu.
Melintas Terminal Boyolali
02.18 : Melintas Banyudono hanya berjalan santai namun terasa cepet karena masih sepi jalannya. Harapan Jaya avante HDD aja sempat diseset kiri pula oleh KD Seri 1 ini.
Melintas Banyudono
02.26 : Melintas Kartosuro.
Melintas Kartosuro
02.40 : Alhamdulillah sampai juga di Terminal Tirtonadi dengan selamat. Overall cukup nyaman dan recomended juga perjalanan Kampung Rambutan-Solo selama 11 jam 50 menit  bersama KD Seri 1 ini walaupun standar-standar aja larinya tapi cepet menurut sya. Penampakan SR Patas Jemberan yg terlihat lagi ngetem di jalur bus malam saat KD Seri 1 ini memasuki terminal, membuat sya langsung berlari menuju shelter terminal barat untuk mengejarnya karena sya malah diturunkan di dekat pintu keluar terminal timur hufffttt... 
Tiba di Terminal Tirtonadi
Video singkat perjalanan Kramat Djati seri 1 Jakarta-Solo ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

02.45 : Syang seribu syang ternyata usaha sya tak membuahkan hasil karena saat sya tiba di terminal barat, udah ga ada lagi penampakan si Patas orange tsb. Alhasil harus nunggu lagi bus yg mau bukain pintunya untuk sya karena klo jam-jam demit kya gini, dapat bus yg mau berhenti aja udah syukur dan biasanya sih yg mau dg senang hati membukaan pintu busnya adalah mbak Mira hehe... 
03.00 : Akhirnya datanglah Mira 7276 yg langsung berhenti setelah sya "awe" walaupun cuma sya sendirian yg naik. Ternyata emang rezeki anak sholeh ga kemana, Mira 7276 yg berbody Nucleus 3 facelift Jetbus ini menjadi pahlawan buat sya untuk mengejar waktu Subuh sampe di kos. Kali ini sya hanya bisa duduk di seat baris kedua karena hotseatnya kebetulan masih full. Lepas terminal, bus bermesin Hino AK8 ini langsung dipacu kenceng karena kondisi jalan yg masih sepi dan ga mikirin ambil poin di jalanan. Mantap dah touring kali ini ditutup oleh armada yg suosss kembali.
Onboard Mira 7276
03.15 : Melintas Kartosuro bertemu dengan SR 7079, Eka 7151 dan OBL Malang yg lagi berjejer di bangjo membentuk barisan yg seakan siap untuk bertarung kembali. Aksi susul-menyusul pun terjadi lumayan sengit selepas Kartosuro yg menjadi pemandangan menarik di akhir perjalanan sya ini.
Melintas Kartosuro
03.25 : Melintas Delanggu sempat kejar-kejaran lagi dengan Eka 7151 setelah OBL  dan SR 7079 berhasil dilumpuhkan.
Melintas Delanggu
03.30 : Melintas terminal Penggung, berhenti sebentar untuk beli gorengan.
Melintas Terminal Penggung
03.40 : Melintas bypass Klaten, Mira 7276 ini kembali melakukan aksi yg memacu adrenalin dengan melibas semua kendaraan yg menghalangi lajunya. Lanjut memasuki terminal Klaten bisa barengan lagi sama Eka 7151. Lepas terminal Klaten langsung mosak-masik lagi hingga memasuki Jogja. Eka 7151 pun berhasil terasapi saat sama-sama ngedrag di lintasan Kalasan yg masih sepi itu.
Melintas Bypass Klaten
Memasuki Terminal Klaten
04.10 : Alhamdulillah mendarat dengan selamat di depan Hotel Jayakarta setelah menempuh perjalanan Solo-Jogja yg singkat ini. Lanjut order grabbike dulu untuk mengantarkan sya kembali ke kos.
Tiba di Jogja
04.25 : Alhamdulillah sampai di kos kembali dengan selamat setelah menempuh perjalanan panjang Jogja-Bengkulu-Padang-Bukittinggi PP selama 8 hari 7 malam di dalam bus. Bersyukur banget rasanya karena target bisa merasakan secara lengkap sensasi lintas barat, lintas tengah dan lintas timur Sumatera saat menuju ranah Minang ini akhirnya terlaksanakan walaupun belum semua terjelajahi. Capek, Letih, dan lesu serta ndledek pastinya bercampur menjadi satu tetapi sing penting bahagia karena alhamdulillah semuanya lancar sesuai KPS yg disusun walaupun selalu dibayang-bayangi jam mepet melulu. Lanjut bersih diri dan shalat Subuh dulu sebelum hibernasi panjang hehe... 

Demikian keseluruhan cerita perjalanan sya dari Jogja menuju Padang-Bukittinggi PP ini, semoga bisa menjadi gambaran bagi teman-teman semua yg berencana mengadakan perjalanan serupa menuju Padang-Bukittinggi. Tetap nantikan cerita perjalanan sya lainnya yg ga kalah seru pastinya. Terima kasih ^_^

Tarif :
Bukittinggi-Bengkulu : Free of Charge (Po. SAN Bisnis AC)
Bengkulu-Jakarta : Free of Charge (Po. SAN Executive Class)
Jakarta-Solo : Free of Charge (Po. Kramat Djati VIP)
Solo-Jogja : 10k (Po. Mira ATB)

Berikut kumpulan tiket perjalanan untuk touring kali ini :

2 comments:

  1. Waah manteb jg perubahan yg dilakukan SAN thd kenyamanan pnp nya, yg awalnya 40 seat non legrest jd 34 seat legrest. Tp ngenesnya Crew tengah SAN 7169 jd ikut2an gk ramah kyk Crew pinggirnya, pdhl wkt mas arief pertama kali naek SAN 7169 crew tengahnya ramah bgt cmn crew pinggirnya aj yg gk ramah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya begitulah mas susah senengnya naik bus sumateraan

      Delete