Sunday, 26 August 2018

Touring Welcome to Bali Sunrise bersama Gunung Harta Tronton Surabaya-Denpasar

     Lagi-lagi ke Pulau Bali, Pulau Dewata emang menawan hati. Bagi mayoritas bus traveler, mengunjungi obyek wisata yg ada di Pulau Bali bukanlah tujuan yg utama melainkan lebih memprioritaskan bagaimana sensasi perjalanan menuju ke sananya. Daya tarik perjalanan serta armada tujuan Bali yg istimewa memang menjadi magnet tersendiri bagi para bus traveler untuk mengembangkan pengalamannya dalam hal icip-icip beragam jenis bus, baik bumel, patas maupun executive class dalam rangka menuju ke sana. Contohnya ya sya sendiri hohoho... Perjalanan yg udah sya lakukan sebanyak 3 kali pada tahun ini sepertinya belum membuat sya merasa bosan menjajal rute ini dan terus ingin mengulangnya kembali. Dan edisi ke 4 kalinya ini, armada tronton cabe merah terbaru milik Gunung Harta berhasil menggerakkan jiwa sya untuk segera mencobanya. 
    Rilisnya armada Gunung Harta tronton tujuan Surabaya-Denpasar yg hanya berselang dua mingguan sejak keberangkatan sya beserta teman2 partner touring sya kemaren menuju Bali naik Gunung Harta GH 26 berchasis MB O500R 1836, emang sedikit membuat nyesek di dada karena klo tahu armada GH Surabaya-Denpasar bakalan diganti unit tronton berchasis MB OC 500 RF 2542 ini, mungkin touringnya bisa diundur dulu. Namun tak perlu disesali karena ga ada salahnya buat diremidi lagi sehingga bisa merasakan dua chasis premium milik Gunung Harta sekaligus hoho...
   Rencana perjalanan yg biasa sya beri nama 'KPS' ini langsung sya siapkan untuk tanggal 4-6 Agustus 2018 agar touring kali ini lebih berwarna yg diawali dengan mbumel trip to trip kemudian baru menikmati nyamannya naik bus malam executive. Mbumel trip to trip dilakukan dari Jogja hingga Surabaya dengan berbagai PO kemudian diakhiri naik bus Gunung Harta tronton cabe merah sebagai penutup etape keberangkatan menuju Denpasar ini. Pembelian tiket Gunung Harta ini masih sya percayakan pada aplikasi redBus biar menghemat pengeluaran karena alhamdulillah lagi-lagi bisa GRATIS.
  Singkat cerita, hotseat 1B untuk keberangkatan GH Surabaya-Denpasar tanggal 4 Agustus 2018 langsung sya amankan sebulan sebelum hari H setelah harus ganti tanggal keberangkatan karena suatu hal. Tiket yg diperoleh dari pembelian secara online ini hanya berupa print-printan saja tetapi kalo beli di agen dapat tiket sampulan dengan harga asli 220rb.  Klo teman2 pengen touring secara GRATIS seperti ini, bisa dimulai dengan cara instal aplikasi redBus di HP teman2 dengan menggunakan kode referensi RED0X1C17D7 saat login nantinya (Promosi=berbagi ilmu itu indah hehe), langsung deh nanti dapat bonus 80rb buat modal awal biar nanti bisa mencapai poin sesuai yg ditargetkan teman2 sendiri.
    Bayangan akan suasana perjalanan touring yg menyenangkan seperti sebelumnya seketika berubah saat mendengar berita bahwa cuaca buruk sedang melanda kawasan selat Bali saat H-3 menjelang keberangkatan sehingga menyebabkan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk sempat ditutup sementara akibat ombak tinggi dan angin kencang. Belum juga berangkat namun perasaan galau udah mulai menghantui sya karena kondisi penyeberangan selat Bali yg masih labil ini akan mempengaruhi kelangsungan etape untuk pulangnya nanti karena sya harus puter balik paginya. Bagaimana kisah selengkapnya perjalanan menuju Pulau Dewata kali ini yg seru tapi penuh kegalauan ini? Mari kita simak bersama Check it out ....

HARI 1
WIB Style
05.40 : Meluncur menuju terminal Giwangan pagi-pagi buta naik grabbike setelah sekian lama tak pernah mengawali perjalanan dari terminal yg jauh banget dati kosan sya ini. Kala itu alhamdulillah dapat promo 1 rupiah aja naik grabbike sehingga lumayan bisa ngirit bensin dan parkir hihihi...
06.10 : Tiba di terminal Giwangan, sya langsung menuju shelter Surabaya ekonomi. SS 7021, SR 7225 dan Mira 7316 nampak sedang berjejer rapi di shelter sesuai urutan jam keberangkatannya sehingga sya memilih naik SS 7021 aja karena niatan buat mengejar jam keberangkatan SR 7212 Semarangan. Baru aja merebahkan pantat di hotseat sebelah kanan sebentar, bus udah dimundurkan dari shelter oleh pak mandor dan hanya membawa 5 orang termasuk sya sehingga hanya sya sendirian saja yg menghuni bangku paling depan sebelah kanan ini hohoho...
Dimundurkan dari Shelter
06.13 : Bus berbody Legacy Hino AK8 ini akhirnya diberangkatkan menuju Solo dengan driver yg tak muda lagi namun humoris banget. Lucunya, sang driver ini masih bertahan dg sarung yg melekat di tubuhnya saat mulai mengemudikan armadanya bahkan AC bus ini pun sementara dimatikan dengan alasan hawanya masih dingin (emang bener sih dimatiin AC nya aja masih terasa dingin). Lepas Giwangan hanya dipacu kalem-kalem saja dan cenderung nyantai menyusuri ringroad Jogja yg mulai ramai ini.
Berangkat dari Terminal Giwangan
06.25 : Melintas pertigaan Maguwo, mulai menunjukkan kenaikan volume kendaraan yg terasa hingga pertigaan bandara.
Melintas Pertigaan Maguwo
06.36 : Melintas Prambanan, masih dipacu santai karena sengaja agar okupansi penumpang dari terminal Klaten bisa terkumpul lebih banyak sehingga tinggal meraup aja nantinya.
Melintas Prambanan
06.55 : Memasuki bypass Klaten.
Memasuki Bypass Klaten
06.57 : Memasuki terminal Klaten tak sekedar absen jumlah penumpang saja pada pak Dishub tetapi juga menaikkan penumpang yg udah nungguin bus ini di terminal namun ternyata tak sesuai harapan karena hanya seorang saja yg naik. Lepas terminal Klaten baru menunjukkan aksinya yg sebenarnya saat sarung mulai ditanggalkan dari tubuhnya. Aksi mosak-masik dengan menggoyang kanan  barisan para truk yg membanjiri jalanan bypass Klaten pagi itu menjadi suguhan menarik di awal perjalanan ini. Ternyata driver ini suoss banget aslinya.
Memasuki Terminal Klaten
07.15 : Melintas Delanggu masih terus berlari kencang sambil terus selip kanan dan kiri.
Melintas Delanggu
07.30 : Melintas Kartosuro, lalu lintas masih lancar karena udah lewat jam berangkat sekolah maupun kantor/pabrik yg biasa bikin jalanan macet.
Melintas Kartosuro
07.40 : Melintas perempatan Fajar Indah. Lepas bangjo, SS 7021 berhasil mengasapi SR Patas 7151 yg mulai ditempel sejak Kleco tadi.
Melintas Perempatan Fajar Indah
07.50 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Tirtonadi dan langsung diparkirkan bersandingan dengan Mira 7321 di jalur tunggu. SR 7212 dengan body new discovery ini juga telah standby di jalur tunggu menanti jam parkirnya yg tinggal sebentar lagi. Usai ke toilet sebentar, hotseat bagian kiri yg masih tersisa 1 ini langsung sya amankan.
Tiba di Terminal Tirtonadi
SR 7212
08.04 : Saatnya SR 7212 parkir di shelter pasca Mira 7321 diberangkatkan. Satu per satu penumpang mulai memenuhi seat yg tersedia di dalam bus ini hanya dalam waktu singkat.
SR 7212 Parkir Shelter
08.11 : Hanya sekitar 7 menit saja bus ini parkir shelter kemudian langsung tancap gas meninggalkan terminal Tirtonadi dengan kendali Pak Prayit, padahal berharap saat itu masih jatahnya Pak Muhtadi. Sepanjang lepas terminal hingga Palur masih disibukkan dengan menyeser penumpang hingga nampak full moyong-moyong.
Berangkat dari Terminal Tirtonadi
08.27 : Melintas Palur, cukup banyak menaikkan penumpang sehingga menambah jumlah pasukan upacara pagi itu. 
Melintas Palur
08.40 : Melintas Masaran, kondisi jalanan yg lumayan padat memaksa bus ini untuk tetap bertahan di jalurnya, hanya sesekali bisa goyang kanan kemudian harus balik ke jalurnya lagi. Selepas Masaran, barulah aksi mosak-masik menggoyang kanan kendaraan lain menjadi suguhan menarik pada pagi hari ini.
Melintas Masaran
08.50 : Melintas pungkruk Sragen lanjut menyusuri ringroad. Hino AK8 ini diajak meraung-raung sepanjang ringroad sambil goyang kanan terus menghalau barisan kendaraan memenuhi jalanan termasuk Rosin NL 322 sebagai salah satu korbannya.
Melintas Pungkruk
MengOT Rosin NL 322
09.02 : Melintas Pilangsari langsung belok kiri arah Surabaya  dan ga masuk terminal. Lepas Pilangsari, tak perlu berlama-lama langsung beraksi lagi menggoyang kawasan Paldaplang hingga Tunjungan.
Melintas Pilangsari
09.10 : Melintas Tunjungan. Lepas Tunjungan, gelagat berbeda mulai terlihat dari SR 7212 ini yg tiba-tiba menurunkan kecepatannya menjadi sangat lamban dan cenderung santai. Hal ini tentu kontras dengan perangai SR Semarangan yg notabene selalu mengejar waktu. Nah yg sya khawatirkan sejak awal akhirnya terjadi juga karena pengalaman masa lalu pernah naik SR 7009 dengan driver Pak Prayit juga ga beda jauh kya gini mulai Sragen hingga Ngawi.
Melintas Tunjungan
09.18 : Memasuki Mantingan, Eka 7508 yg lepas landas duluan dari Terminal Tirtonadi tadi udah mulai terlihat hilalnya sedang bermacet-macetan akibat perbaikan jalan. Sya kira bakalan terjadi aksi yg lebih seru setelah ini namun nyatanya SR 7212 masih bertahan berjalan dengan santainya di kisaran 60 kpj saja.
Melintas Mantingan
09.30 : Melintas Gendingan. Saat memasuki alas Mantingan hingga berganti menjadi alas Banjarejo, tak ada suguhan menarik yg bisa dinikmati selain perasaan engap akibat tak sesuai harapan. 
Melintas Gendingan
09.50 : Melintas Sidowayah mulai sedikit beraksi kembali walaupun sekedarnya saja saat ada truk muatan di depannya.
Melintas Sidowayah
09.58 : Memasuki terminal Kertonegoro Ngawi yg udah disambut para penumpang setianya yg lumayan banyak tinggal meraupnya. Lanjut tancap gas lagi meninggalkan terminal karena udah digandeng SS 7569 di belakangnya. Nah lho, bus belakangnya aja udah sampe berhasil gandeng gara2 ga mau lari.
Lepas Terminal Kertonegoro
10.08 : Melintas Ngawi lama lanjut lurus menuju arah Karangjati. Barulah selepas Ngawi lama, SR 7212 kembali menemukan nyawanya lagi dan mulai beraksi layaknya SR Semarangan.
Melintas Ngawi Lama
10.30 : Melintas Karangjati. Sepanjang jalur Ngawi-Caruban ini, tak henti-hentinya SR 7212 melakukan adegan mendebarkan seperti goyang kanan tipis-tipis dan mapak-mapak style yg cukup mengobati kekecewaan sepanjang Sragen-Ngawi tadi.
Melintas Karangjati
10.45 : Memasuki Caruban via jalur pinggir yg tembus sebelum terminal Caruban.
Melintas Caruban
10.50 : Memasuki terminal Caruban. Terlihat Jaya Kuning 7146 baru saja lepas terminal namun beruntungnya poin yg ada di pintu keluar terminal ini tak dihabiskan oleh Jaya Kuning 7146 dan menyisakan penumpang yg setia menanti kedatangan SR. Lanjut mengejar Jaya Kuning 7146 yg udah lari terbirit-birit menjauhi SR 7212.
Memasuki Terminal Caruban
Mengejar Jaya Kuning 7146
10.55 : Melintas Saradan, Jaya Kuning 7146 berhasil ditempel ketat namun terus melakukan perlawanan hingga SR 7212 pun harus rela kehilangan jejaknya akibat berhenti menaikkan penumpang di halte Saradan yg diblong begitu saja oleh pemain dari bumi reog tsb.
Melintas Saradan
11.05 : Melintas Wilangan, jejak Jaya Kuning 7146 belum terlihat kembali. Perebutan poin Nganjuk emang menjadi pemicu utama aksi kejar-kejaran antara kedua armada yg sama2 bertujuan Surabaya ini.
Melintas Wilangan
11.10 : Kemacetan panjang menyambut kedatangan SR 7212 saat akan melintasi palang KA Wilangan. Posisi Jaya Kuning 7146 yg nampak udah berada di barisan terdepan antrian kendaraan ini, membuat SR 7212 kesusahan mencari celah jalan hingga akhirnya jurus nekat mlipir kiri pelan-pelan plus ndusel-ndusel antrian pun diterapkan sampai berhasil lolos dari kemacetan.
Macet di Palang KA Wilangan
11.13 : Kondisi macet panjang yg serupa juga terjadi saat melintas palang KA Bagor. Jurus mlipir kiri tipis-tipis kembali dilakukan SR 7212 namun syangnya tak seberuntung Jaya Kuning 7146 yg lolos dari sergapan palang KA yg tertutup akibat adanya KA yg akan melintas. Dan akhirnya SR 7212 harus merelakan Jaya Kuning 7146 meraup poin Nganjuk lebih dulu.
Macet di Palang KA Bagor
11.27 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Nganjuk tak berselang lama dari Jaya Kuning 7146. Lanjut beli nasi bungkus ndog gandum khas Nganjuk dulu buat majan siang kemudian menuju SPBU Nganjuk sambil menunggu adzan Dhuhur.
Tiba di Terminal Nganjuk
11.40 : Shalat Dhuhur di mushola SPBU Nganjuk.
11.50 : Usai shalat lanjut kembali lagi menuju terminal Nganjuk. Saat akan menyeberang jalan, terlihat Jaya Kuning AE 7558 US berbody proteus sedang memasuki terminal Nganjuk. Kedatangan Jaya Kuning ex Aneka Jaya parwis ini membuat sya tergoda untuk mencobanya dan langsung berlari ke dalam terminal. Sya kira udah ga ada lagi armada Jaya Kuning yg mengarah ke Surabaya ternyata masih menyisakan bus ini sebagai bus Jaya Kuning terakhir dari Ponorogo.
Suasana Terminal Nganjuk
11.53 : Harapan untuk bisa naik bus Jaya Kuning ini hampir saja sirna karena belum juga nyampe shelter, Jaya Kuning 7558 ini udah beranjak angkat jangkar dari terminal karena shelter Surabaya masih dihuni si 'Beruang' dan niatan mau labas aja mendahului 'Beruang' tsb. Untung aja masih keburu dihentikan oleh mandorannya hoho...Dan alhamdulillah masih bisa duduk di hotseat walaupun harus nyempil di pinggir. Lepas terminal Nganjuk, bus bermesin Hino RK8 ini langsung dipacu kencang dalam rangka mencari selah dg bus di depan dan belakangnya karena udah dapat toweran klo SR 7009 juga baru saja lepas landas dari terminal. Cukup nyaman juga naik bus ini karena interior yg terawat, bersih, bisa selonjor mnia dan alus bawaannya walaupun bunyi kriyet2 ga mngkin bisa ilang dari chasis Hino RK8 ini. Ini adalah kedua kalinya sya naik armada ini namun sekarang udah berganti jam tayang.
Melintas Ringroad Nganjuk
12.00 : Melintas Sukomoro. Lepas Sukomoro, rpm mulai dinaikkan kembali dan terus melaju kencang di kisaran 80-100 kpj. Aksi goyang kanan kiri pun mulai ditunjukkan saat mendahului kendaraan di depannya dan berhasil membuat sya merem melek dibuatnya saat siang bolong kya gini.
Melintas Sukomoro
Mosak-Masik Lepas Sukomoro
12.07 : Penampakan Cendana, Restu Panda 7816 Magetan dan SR 7183 yg terlihat lagi kejar-kejaran di depan langsung memicu driver Jaya Kuning 7558 ini untuk ikutan mengejarnya dalam rangka memperebutkan poin Braan. Cendana yg terus ditempel ketat kemudian digoyang kanan oleh Jaya Kuning 7558 ini nampak tak berdaya. Disusul Restu Panda 7816 pun tak luput dari goyangan maut Jaya Kuning 7558.
Mengejar Cendana
MengOT Cendana
12.10 : Lanjut mosak-masik lagi sambil mapak-mapak style untuk mengejar SR 7183. SR 7183 yg melihat kedatangan Jaya Kuning 7558 ini nampak langsung kocar kacir dan tancap gas. Namun Jaya Kuning 7558 tak tinggal diam dan langsung mengejarnya. Alhasil sepanjang trek Sukomoro hingga Baron ini menjadi ajang sprint antara kedua bus ini hingga SR 7183 pun menyerah dan memberikan jalannya pada Jaya Kuning 7558.
Mosak-Masik Mengejar SR 7183
Mengejar SR 7183
Mengejar SR 7183
12.20 : Setelah berhasil mengasapi tiga pemain ATB Jatim berturut-turut tadi, kini saatnya Jaya Kuning 7558 ngetem dulu di Kertosono lama untuk mencari tambahan penumpang sehingga SR 7183 dan Restu Panda 7816 kmbali ngacir duluan.
Ngetem di Kertosono Lama
12.26 : Melintas Braan hanya lewat saja ga ngetem lagi dan lanjut berlari mengejar SR 7183 yg belum jauh selangnya ini.
Melintas Braan
12.31 : Saat penampakan SR 7183 semakin terlihat, Jaya Kuning 7558 kembali beraksi dengan buka jalur di pertigaan jalan akses  menuju GT. Bandar sehingga SR 7183 berhasil ditempel kembali. Namun SR 7183 dengan legowo justru langsung memberikan jalannya pada Jaya Kuning 7558 tanpa perlawanan. Dan Restu Panda 7816 pun berhasil terkejar dan digoyang kanan saat padat-padatnya kendaraan. Hmmm joss tenan bikin sedikit senam jantung.
Buka Jalur di Pertigaan Tol Bandar
MengOT SR 7183
Video aksi mosak-masik nan mendebarkan dari Jaya Kuning 7558 sepanjang jalur Nganjuk-Jombang ini bisa dilihat DI SINI.

12.43 : Memasuki Jombang harus tersendat akibat perbaikan jalan. Namun, Jaya Kuning 7558 yg ngeyelan ini tetap nekat goyang kanan kemudian ndusel-ndusel antrian hingga bisa gandeng dengan Harjay Patas yg jauh di depannya tadi. Kedua armada beda kelas ini pun tak lepas dari aksi kejar-kejaran selepas kena macet ini.
Macet Perbaikan Jalan
12.50 : Melintas pertigaan Pasar Jombang bertemu dengan Harjay ATB 7903 yg baru beranjak sehingga ketiga armada ini yg dipimpin Harjay Patas kembali kejar-kejaran yg lumayan bikin kezel pengendara di sekitarnya sampai mengeluarkan kata-kata mutiara.
Melintas Pertigaan Pasar Jombang
Kejar-Kejaran dengan Harapan Jaya ATB dan Patas
12.56 : Melintas depan terminal Jombang langsing labas mengejar Harjay 7903.
Melintas Depan Terminal Jombang
12.58 : Melintas Peterongan. Lepas Peterongan, bus masih terlibat aksi kejar-kejaran dengan Harjay 7903 yg sama2 dipacu kenceng dan mosak-masik larinya. Jarum spedometernya pun sempat beberapa kali menyentuh angka 110 kpj di lintasan lurus Peterongan-Mojoagung yg ramai. 
Mengejar Harapan Jaya
13.05 : Memasuki Mojoagung, SS 7045 kembali menjadi korban duel maut Jaya Kuning 7558 dan Harjay 7903 ini. Dan saat akan melintas terminal Mojoagung, nampak SS 7026 yg baru saja beranjak meninggalkan terminal disusul Harjay 7903 yg mengejarnya. Akhirnya Jaya Kuning 7558 pun mengalah untuk ngetem di terminal Mojoagung dulu sebentar demi mengatur selah yg makin rapet aja.
MengOT SS 7045
Melintas Mojoagung
13.23 : Memasuki bypass Mojokerto. Saat akan memasuki terminal Mojokerto, sang driver sempat galau mau labas ga masuk terminal apa masuk karena udah gandeng lagi sama Harjay patas yg berpotensi mengambil penumpang yg berada di pintu keluar diikuti SS 7045 di belakangnya. Namun akhirnya tetep masuk juga gandeng dengan SS 7045.
Memasuki Bypass Mojokerto
13.30 : Memasuki terminal Mojokerto, SS 7045 langsung ngacir meninggalkan terminal sedangkan Jaya Kuning 7558 ngetem dulu di sini sampai disodok bus belakangnya.
Ngetem di Terminal Mojokerto
13.40 : Menaikkan penumpang cukup banyak di perempatan Mertex lanjut masuk tol.
13.44 : Memasuki tol Sumo. Inilah kelebihan dari armada Jaya Kuning yg satu ini karena selalu via tol untuk mengejar jam parkir di terminal Bungurasih dan agar kru bisa istirahat sejenak sebelum kembali berangkat sehingga cocok banget buat penumpang yg memburu waktu juga.
Memasuki GT. Penompo
Melintas Tol Sumo
13.52 : Sepanjang tol Sumo ini tak segan-segan bus dipacu dg kecepatan tinggi di atas 100 kpj bahkan beberapa kali sempat menyentuh angka 140 kpj alias mentok gan. Alhasil semua kendaraan yg dijumpai di tol ini dapat dilibas oleh Jaya Kuning 7558 ini. Mantap kali emang armada bumel yg satu ini selain suoss di jalan biasa juga berani mementokkan spedo di jalan tol. Recomended pokok e...
Spedometer Mentok di Tol Sumo
14.00 : Memasuki GT. Waru Gunung untuk mengakhiri perjalanan melintasi tol Sumo ini kemudian memutar balik di dekat bundaran Waru untuk kembali menuju arah Medaeng-Bungurasih.
Memasuki GT. Waru Gunung
14.14 : Alhamdulillah tiba di terminal Bungurasih dengan selamat jauh lebih cepat daripada yg sya bayangkan. Puas banget pokoknya naik armada Jaya Kuning yg satu ini, larinya suoss ditambah bonus via tol lagi sehingga ga sampai 2,5 jam udah masuk terminal Bungurasih. Alhasil, waktu tunggu untuk etape keberangkatan selanjutnya yg masih sekitar jam 16.30 ini menjadi semakin lama.
Tiba di Terminal Bungurasih
Tiba di Terminal Bungurasih
14.20 : Menuju ruang tunggu terminal Bungurasih. Sembari menanti keberangkatan etape berikutnya yg masih cukup lama, sya manfaatkan waktu ini untuk beristirahat, ngeces hp, mandi serta shalat Ashar dulu.
16.00 : Menuju ke parkiran belakang terminal Bungurasih untuk menunggu kedatangan bus Gunung Harta tronton yg start awalnya dari kantor GH di kawasan Makam Peneleh. Beberapa pemain Surabaya-Denpasar lain juga mulai nampak memadati parkiran belakang seperti Setiawan, Wisata Komodo, Restu Mulya, Tiara Mas, Bali Perdana, Santoso, dll.
Suasana Terminal Bungurasih
Suasana Terminal Bungurasih
16.24 : Gunung Harta Tronton 002 dengan dominasi warna merah berjulukan "Little Princess" ini begitu gagahnya langsung bergabung bersama pemain Denpasar yg lain di area parkiran bus bagian belakang. Jatah armada hari ini emang sesuai dengan prediksi sya dan kebetulan drivernya juga sama seperti saat sya naik GH 26 dulu yaitu bli Gusti Ari. Oh ya jangan lupa absen dulu sama pengurus GH yg standby di depan armada ini sebelum naik ke dalam bus biar ga dicariin nanti.
Gunung Harta Tronton 002 "Little Princess"
16.30 : Dari segi eksterior, bus berkelas executive ini memang tampak mewah dengan balutan body New Setra Jetbus 3 SHD di atas chasis Mercedez Benz OC 500 RF 2542 ini yg merupakan satu-satunya armada berchasis premium di jalur Surabaya-Denpasar dan juga beda dari armada GH kebanyakan yg dominan dengan warna hijau. Oleh karena itu banyak yg menyebutnya tronton cabe merahnya GH. Bus dengan total 34 seats (+ 2 seats di smooking area) ini telah dilengkapi dengan bantal dan selimut di setiap seatnya serta ada fasilitas toilet dan smooking area di belakang. Fasilitas dispenser yg letaknya di depan hotseat deretan kanan menurut sya belum terlalu bermanfaat bagi sya. Dan ada satu lagi fasilitas yg sya rasa baru ditemui pada armada tronton ini yaitu usb charger yg lebih simpel letaknya jadi satu dengan lower AC tepat di atas masing-masing seat penumpang yg tentunya sangat dibutuhkan oleh penumpang jaman now. Fasilitas wifi pun sebenarnya tersedia dalam armada ini namun lagi-lagi ga bisa connect akibat habis kuotanya hmmm masalah klasik yg selalu terjadi pada armada bus malam. Kesan pertama naik bus ini cukup nyaman karena mengusung seat Rimba Kencana terbaru yg sangat nyaman dilengkapi dengan legrest dan legroom yg lega sehingga bisa digunakan buat selonjor mania
Interior GH Tronton 002
Seat Rimba Kencana yang Nyaman
Seat Rimba Kencana yang Nyaman
Fasilitas USB Charger
Fasilitas Dispenser
Video selengkapnya tentang interior armada, fasilitas dan sedikit perjalanan bersama GH Tronton 002 ini dapat dilihat DI SINI.

16.35 : Waktu keberangkatan yg masih sekitar setengah jam lagi ini sya gunakan buat foto-foto dulu sambil menikmati hiruk pikuk suasana terminal yg makin ramai aja makin sore hoho...
Foto Bersama Armada GH Tronton 002
16.57 : Bus mulai angkat jangkar dari terminal Bungurasih dengan kendali bli Gusti Ari sebagai single driver setelah manifest penumpang sudah lengkap. Tumben banget manifest penumpang kali ini ga bisa fullseat seperti biasanya. Kesan pertama saat bus telah berjalan meninggalkan terminal Bungurasih yaitu nyaman sekali rasanya dengan dukungan air suspension yg empuk dan cara bawa busnya yg alus namun lagi-lagi harus terganggu dengan adanya 'topi' yg melekat ini. Teriring juga doa yg selalu terpanjatkan dari hati yg paling dalam agar perjalanan kali ini diberi kelancaran dan ga ada acara penutupan pelabuhan akibat kondisi cuaca buruk.
Berangkat dari Terminal Bungurasih
17.00 : Lepas tamparan Bungurasih udah disambut kemelut kemacetan sejak bunderan Waru hingga menjelang memasuki tol.
Macet di Bunderan Waru
17.05 : Memasuki tol Surabaya-Gempol. Kru GH Tronton 002 langsung membagikan snack yg berisi 2 buah roti isi coklat dan air mineral gelas kepada penumpangnya. Lumayanlah untuk sekedar menahan rasa lapar hingga RM yg masih sangat jauh.
Melintas Tol Surabaya-Gempol
Snack GH Tronton 002
Snack GH Ttonton 002
17.10 : Sepanjang tol Surabaya-Gempol ini, bus dipacu kenceng terus terlihat dari jarum spedonya yang tak beranjak dari angka 90-100 kpj namun tetap nyaman dan smooth. Meskipun hanya mentok di angka 100 kpj, namun rasanya udah kenceng banget larinya apalagi cukup lincah dalam mencari celah jalan. Kedua kalinya berkesempatan naik tronton dengan chasis MB OC 500 RF 2542 ini emang sangat nyaman dan minim guncangan (klo naik tronton scania gimana rasanya ya?).
Melintas Tol Surabaya-Gempol
17.26 : Memasuki arteri Porong. Kepadatan kendaraan sejak menjelang exit tol tadi masih berlanjut hingga menyusuri arteri Porong.
Memasuki Arteri Porong
17.29 : Menepi sebentar di depan Indomaret arteri Porong untuk menaikkan penumpang sebelum kembali masuk tol panjang.
Menaikkan Penumpang di Arteri Porong
17.32 : Memasuki tol Kejapanan-Gempol via GT. Kejapanan 1 yg berlanjut hingga tol Gempol-Pasuruan. 
Memasuki GT. Kejapanan 1
Melintas Tol Kejapanan-Gempol
17.38 : Memasuki tol Gempol-Pasuruan, gas kembali dibejek hingga jarum spedometer mentok dan stabil di angka 100 kpj (yak emang mungkin masih dilimit). Sepanjang tol Gempol-Rembang ini masih nampak sepi peminat dengan suasana jalan yg mirip tol Cipali sehingga cocok buat gass pol terus. 
Melintas Tol Gempol-Pasuruan
17.46 : Melintas simpang exit tol Rembang, bus masih terus dipacu kencang menuju arah Pasuruan. Sya kira ruas tol Gempol-Pasuruan ini masih mentok di exit tol Rembang ternyata udah berlanjut hingga Pasuruan beneran.
Melintas Simpang Exit Tol Rembang
17.51 : Exit tol Gempol-Pasuruan melalui GT. Pasuruan yg selanjutnya menyusuri jalan lingkar selatan Pasuruan menuju arah Probolinggo.
Exit Tol di GT. Pasuruan
17.54 : Melintas perempatan Pohjentrek. Di sini kendaraan yg baru saja lepas exit tol Pasuruan akan bertemu dengan arus kendaraan dari arah Malang yg menuju arah Probolinggo via lingkar selatan Pasuruan sehingga membuat lalu lintas semakin padat.
Melintas Lingkar Selatan Pasuruan
18.05 : Melintas penghujung lingkar Selatan Pasuruan yg berakhir di pertigaan terminal Pasuruan untuk kembali menuju jalan utama pantura Surabaya-Probolinggo. Suara sein cetok-cetok khas mercy ini tak henti-hentinya terdengar menghiasi perjalanan saat melakukan aksi selip kanan selip kiri lihainya walaupun kondisi jalanan cukup padat. Ladju bumelan menjadi salah satu korban goyangan pedas si tronton cabe merah ini setelah cukup lama mengekor di belakangnya karena sana-sama mosak-masiknya.
Melintas Jalan Raya Surabaya-Probolinggo
Melintas Jalan Raya Surabaya-Probolinggo
18.15 : Melintas Ngopak. 
Melintas Ngopak
18.25 : Melintas Sedarum, kembali terlibat aksi kejar-kejaran dengan Jawa Indah Transindo by Bismillah Group ex Budiman yg larinya lumayan soss juga. Kelincahan bus bumel tsb dalam meliuk-liuk di keramaian membuat GH Tronton 002 sedikit kewalahan dibuatnya walaupun akhirnya sukses juga digoyang kanan saat dia gagal mengambil lajur kiri untuk mendahului truk di depannya.
Mengejar Jawa Indah Transindo
18.30 : Melintas Tongas. Kondisi jalan selepas Pasuruan hingga memasuki Probolinggo saat petang seperti ini memang tak seperti saat melintasinya di waktu tengah malam yg udah relatif sepi. GH Tronton 002 harus terus berjibaku memiyak jalanan karena ramainya intensitas kendaraan yg melintas dengan goyangan kanan maupun kiri tipis-tipisnya.
Melintas Tongas
18.44 : Melintas pertigaan Ketapang, Probolinggo lanjut lurus menuju arah kota Probolinggo. Namun syangnya, bus belum diizinkan lewat kota dan harus menyusuri jalan lingkar utara Probolinggo sehingga perjalanan terasa semakin lama.
Melintas Pertigaan Ketapang
18.48 : Melintas Jalan Lingkar Utara Probolinggo masih terus mosak-masik larinya.
Melintas Jalan Limgkar Utara Probolinggo
19.03 : Kembali menuju jalan utama pantura Probolinggo-Situbondo kawasan Mayangan selepas menyusuri jalan lingkar utara Probolinggo dan sempat berhenti sebentar untuk menaikkan penumpang kembali.
Melintas Mayangan
19.18 : Melintas Dringu hingga Gending, kondisi kendaraan yg padat merayap ditambah arus kendaraan arah Probolinggo yg ramai, memaksa GH Tronton 002 lebih banyak bertahan di jalurnya karena cukup sulit untuk mencari kesempatan dalam kesempitan jalan ini namun saat ada celah sedikit saja langsung dimanfaatkan dengan baik untuk berada selangkah lebih maju. 
Melintas Gending
19.40 : Melintas Pajarakan.
Melintas Pajarakan
19.46 : Melintas Kraksaan yg merupakan ibukota Kabupaten Probolinggo. Hingga sampai sini belum satu pun pemain Denpasar lain yg ditemui di perjalanan. Resiko naik GH arah Denpasar emang gini, jarang banget bisa barengan dengan pemain Denpasar lain karena berangkatnya yg selalu duluan daripada yg lain sehingga lebih banyak berlari sendirian.
Melintas Kraksaan
20.00 : Lepas Kraksaan ini, bunyi sein cetok-cetok tak henti-hentinya berdetak saat  bus kembali diajak bergoyang terus mengasapi kendaraan yg menghalangi lajunya. Body besar nan bongsor ini tak mengurangi kelincahan sang driver untuk memacu armadanya dengan stabil.
Mosak-Masik Lepas Kraksaan
20.22 : Melintas Paiton dengan pemandangan kelap kelip lampu ala PLTU Paiton yg legend. Lanjut memasuki Kabupaten Situbondo, GH Tronton 002 kembali mosak-masik di lintasan meliuk-liuk yg didominasi turunan tajam yg dapat dilibas dengan mudah.
Melintas PLTU Paiton
Memasuki Kabupaten Situbondo
20.40 : Melintas Besuki. Penampakan Surya Bali, Madu Kismo, Bejeu dan GH "Kresna Dhana" yg melintas dengan jarak masing2 yg tak terlalu jauh menuju arah Probolinggo jam segini ini sedikit membuat perasaan sya agak lega karena menandakan lalu lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk masih normal.
Melintas Besuki
20.45 : Melintas pertigaan Buduan yg memisahkan jalur menuju Situbondo jika lurus dan Bondowoso via Arak-Arak jika belok kanan. Saat melintas RM. Bali 2, terlihat penampakan Tami Jaya dan Sedya Mulya yg lagi dinner bareng di sini disusul Wisata Komodo Scorking yg melintas di depannya.
Melintas Pertigaan Buduan
20.55 : Melintas kawasan Pasir Putih terlihat Restu Mulya kuler yg lagi melakukan servis makan di RM. D. Ayu Lestari sedangkan tempat servis makan GH masih cukup jauh di saat perut ini sudah kelaparan huhuhu... Akas IV Scorking sesama pemain Denpasar yg terlihat lagi bergeal-geol di depan mata menjadi penyemangat sesaat perjalanan ini walaupun ga perlu waktu lama untuk mampu terasapi.
Melintas Pasir Putih
21.22 : Berhenti sebentar saat memasuki Panarukan untuk menaikkan paketan sehingga Akas IV pun kembali melesat duluan.
Berhenti Sebelum Panarukan
Melintas Panarukan
21.30 : Melintas monumen 1000 km Anyer-Panarukan yg kebetulan bisa dinikmati karena udah jarang banget sya bisa melek saat melewati kawasan ini hoho...
Melintas Monumen 1000 KM Anyer-Panarukan
21.35 : Memasuki kota Situbondo. Jalan yg mulai relatif sepi membuat GH Tronton 002 kembali bisa memaksimalkan performanya selepas Situbondo ini ditandai dengan suara sein cetok-cetok yg kembali berdetak tak henti-hentinya dan jarum spedometer yg mulai berangsur naik.
Memasuki Kota Situbondo
Melintas Kota Situbondo
22.15 : Melintas Asembagus.
Melintas Asembagus
22.25 : Akhirnya tiba juga saatnya mengisi perut yg udah keroncongan bahkan dangdutan ini saat memasuki RM. Sumber Harta Baru Banyuputih yg merupakan RM milik Gunung Harta. RM ini digunakan sebagai tempat servis makan seluruh armada yg berangkat dari Denpasar ditambah beberapa armada dari timur. Saat itu kebetulan suasana RM lagi ramai-ramainya dipenuhi armada GH team Jawa Timur (Tronton 001 Surabaya, Scania Malang, Kediri, dan Tulungagung) yg berangkat dari Denpasar serta GH tujuan Denpasar asal Kediri sampai-sampai ga kebagian parkir GH Tronton 002 ini. Sebelum memasuki ruang servis makan, kru GH Tronton 002 terlebih dahulu membagikan kupon makan pada seluruh penumpangnya untuk ditukar dengan servis makan prasmanan. 
Suasana RM. SHB
Suasana RM. SHB
Kupon Servis Makan GH
22.30 : Menu prasmanan yg disediakan emang selalu istimewa di RM ini. Sya memilih mengambil seporsi makanan yg terdiri dari nasi, sop, telur dadar, ayam balado, sambal dan teh hangat. Semua hidangan prasmanan kali ini disajikan secara corrr alias kita bisa ambil sepuasnya tanpa dijagain oleh petugas RM ditambah dapat buah semangka kuning sebagai pencuci mulutnya hohoho...
Menu Servis Makan di RM. SHB
22.50 : Shalat jamak Magrib dan Isya dulu sebelum bus kembali diberangkatkan. Usai shalat, suasana RM. SHB seketika berubah menjadi sepi pasca semua armada GH telah berangkat menuju tujuannya masing2 dan hanya menyisakan GH Tronton 002 saja.
GH Tronton 002 di RM. SHB
23.00 : Bus diberangkatkan kembali meninggalkan RM. Sumber Harta Baru masih dengan kendali bli Gusti Ari.
Berangkat dari RM. SHB
23.02 : Memasuki kawasan alas Baluran diawali dengan tanjakan berliku yg dapat dilibas dengan mudah oleh GH Tronton 002 tanpa terengah-engah dengan tenaga berlimpah dari mercy terbaru ini bahkan terus goyang kanan mengasapi para truk muatan yg berjalan pelan seakan2 tak mampu lagi mendaki. 
Memasuki Alas Baluran
23.22 : Keadaan jalan yg gelap gulita di tengah hutan belantara kawasan alas Baluran ini tak membuat sang driver menurunkan intensitas pijakan gasnya dan tetap stabil memacu armadanya dengan kencang sambil menunjukkan goyangan tipis-tipisnya. Hanya beberapa bus parwis lah yg menjadi teman beradu skill kali ini, itu pun cukup mudah ditaklukkan, padahal berharap banget bisa barengan dengan pemain Denpasar saat melewati opera van Baluran ini.
Melintas Alas Baluran
Melintas Alas Baluran
23.30 : Memasuki Kabupaten Banyuwangi setelah mengakhiri opera van Baluran. 
Memasuki Kabupaten Banyuwangi
23.32 : Melintas Bajul Mati. Selepas Bajul Mati, sya pun tak kuasa lagi untuk bertahan menikmati sisa-sisa perjalanan di tanah Jawa ini akibat terlelap seketika zzzzzz...
Melintas Bajul Mati

HARI 2
00.06 : Bangun-bangun tepat saat memasuki loket Pelabuhan Ketapang. Beruntung banget saat itu GH Tronton 002 ini langsung bisa memasuki kapal di dermaga 1 menyusul para rombongan bus parwis dan Akas IV tadi yg lebih dulu berada di dalamnya tanpa harus menunggu lagi. Biasanya GH selalu menyeberang via dermaga LCM namun khusus tronton ini tidak demikian, mungkin agar tidak nggasruk kali ya...
Memasuki Loket Pelabuhan Ketapang
Masuk Kapal di Dermaga 1
GH Tronton 002 di Dalam Kapal
00.10 : Tak perlu lama menunggu, suara klakson kapal terdengar sebagai tanda bahwa kapal mulai bergerak meninggalkan dermaga pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pasca GH Tronton 002 ini duduk manis di dalam kapal. Armada GH scania dari Malang yg biasanya selalu menyeberang barengan dengan armada GH dari Surabaya kala itu belum nampak memasuki pelabuhan Ketapang sepertinya.
Meninggalkan Pelabuhan Ketapang
00.15 : Alhamdulillah, kekhawatiran sya akan kondisi pelabuhan Ketapang yg rawan ditutup akibat cuaca buruk ternyata tidak terjadi. Namun, saat itu emang kondisi ombak selat Bali lagi kurang bersahabat ditambah angin cukup kencang dan hujan gerimis yg mengiringi penyeberangan ini. Sya memilih duduk di dalam ruang VIP kapal yg disediakan dengan fasilitas tempat duduk yg nyaman dan full hiburan musik dangdut tanpa ada biaya tambahan. 
Ruang VIP Kapal

WITA Style
02.10 : Pemandangan kelap-kelip lampu pelabuhan Gilimanuk yg semakin nampak dari selat Bali ini menandakan tak lama lagi kapal akan segera tiba di pulau Dewata. Sebelum kapal bener2 bersandar di dermaga pelabuhan Gilimanuk, seluruh penumpang udah mulai kembali menuju ke dalam bus. Namun, kondisi ombak yg kurang bersahabat sepanjang penyeberangan ini membuat kapal ini agak kesusahan untuk merapat di dermaga pelabuhan Gilimanuk sehingga cukup lama kelayung-layung di sekitaran dermaga.
Pemandangan Lampu Pelabuhan Gilimanuk
Persiapan Keluar Kapal
02.24 : Pasca 1 jam lebih mengarungi horornya selat Bali dan penuh perjuangan untuk bersandar di dermaga, akhirnya kapal pun berhasil merapat ke dermaga 2 pelabuhan Gilimanuk. Satu per satu kendaraan mulai keluar dari dalam kapal masih disambut dengan hujan gerimis yg makin lama makin lebat. Akas IV memimpin duluan untuk keluar kapal namun harus berhenti melewati fase pengecekan KTP sedangkan GH Tronton 002 langsung labas tanpa direpotkan dengan pemeriksaan KTP bagi para penumpangnya hoho...
Keluar Kapal
Melintas Tempat Pengecekan KTP
02.32 : Memasuki SPBU Gilimanuk milik Gunung Harta sendiri untuk mengisi solar sekaligus sarana transit bagi penumpang yg akan melanjutkan perjalanan menuju Singaraja dengan fasilitas shuttle yg disediakan pihak GH. Saat itu udah ada GH ATB keberangkatan terakhir yg telah selesai mengisi solar kmudian melanjutkan perjalanannya menuju Jember.
Mengisi Solar di SPBU Gilimanuk
02.44 : GH Tronton 002 kembali melanjutkan perjalanannya menuju Denpasar. Penuh pengharapan bahwa snack kedua bakalan dibagikan pasca angkat jangkar dari SPBU, namun nyatanya kesempatan itu tak kunjung tiba, entahlah apakah faktor lupa atau emang tak ada lagi fasilitas 2x snack ini (masih ?), yg jelas agak kecewa juga sih. Akhirnya pemandangan jalan yg gelap gulita akibat minim penerangan ditambah hujan yg makin deras saat memasuki kawasan Taman Nasional Bali Barat ini membuat sya memilih untuk tidur saja karena fix kacanya jadi burem zzzzz....
Melintas TNBB
03.20 : Bangun-bangun ternyata pas banget memasuki kota Negara yg merupakan ibukota Kabupaten Jembrana. Beberapa penumpang mulai silih berganti turun di sekitar kota Negara ini. Lanjut zzzz lagi.
Melintas Negara
03.54 : Melintas Pekutatan masih berlari sendirian di jalan yg relatif sepi diiringi gerimis manjah ini. Lanjut zzzz lagi karena belum ada hal menarik yg bisa membuat mata ini melek hoho...
Melintas Pekutatan
04.20 : Memasuki Selemadeg, GH Tronton 002 berhasil mengejar Setiawan Avante yg tadi melesat duluan saat GH Tronton 002 masih mengisi solar di SPBU Gilimanuk. Setiawan Avante yg cukup kerad mempertahankan posisinya agar tidak diasapi GH Tronton 002 membuat kedua armada ini terus berjalan beriringan alias konvoi mosak-masik menyusuri jalan Gilimanuk-Denpasar yg udah relatif sepi ini. Tak hanya itu, Akas IV tadi pun juga mulai terlihat kembali di depan dan terus memimpin perhelatan di akhir perjalanan ini. Aksi ketiga pemain Denpasar ini yg saling membuka jalan akhirnya membuat sya terjaga kembali untuk menikmati suguhan yg diberikan.
Melintas Selemadeg
Konvoi Bareng Akas IV dan Setiawan Avante
04.34 : Melintas Bajera sempat tersendat di tanjakan Bajera akibat truk-truk yg pada ngos-ngosan menanjak. Akas IV dan Setiawan Avante yg selangkah demi selangkah mencoba membuka jalan ini terus diikuti oleh GH Tronton 002 hingga ketiga armada ini berhasil terlepas dari kemelut dan berjalan beriringan bak sepur-sepuran kembali selepas Bajera.
Melintas Bajera
04.42 : Melintas Meliling hingga Kerambitan disambut kondisi padat merayap yg tak hanya dijumpai saat pagi sampai sore saja namun pagi buta kya gini udah harus menikmatinya. Hal ini membuat ketiga armada ini saling menunjukkan aksi selap-selip cantiknya walaupun sangat sulit dan banyak adegan 'memaksa' dengan medan jalan yg sempit seperti ini. Kondisi ini bertahan hingga memasuki Tabanan dan akhirnya terpisah dengan Akas IV dan Setiawan Avante karena GH Tronton 002 mampir dulu di terminal Pesiapan.
Melintas Meliling
04.58 : Menurunkan penumpang dan paketan di terminal Pesiapan Tabanan sehingga memakan waktu cukup lama untuk berhenti di sini.
Mampir Terminal Pesiapan
05.10 : Memasuki bypass Kediri, Tabanan. Satu per satu penumpang kemudian mulai turun di sekitar kawasan Tabanan ini. 
Melintas Bypass Kediri
05.15 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Mengwi barengan dengan Setiawan Madura dengan diiringi rintikan gerimis yg masih membasahi sekitar terminal. Suasana terminal Mengwi saat itu masih gelap gulita dan cukup sepi sehingga penumpang yg ingin melanjutkan perjalanan menuju Ubung menggunakan jasa bus Trans Sarbagita harus bersabar menunggu cukup lama karena baru akan dilayani mulai pukul 06.00 wita, itupun harus menunggu lagi sampai penumpang agak banyakan. Overall naik bus GH Tronton 002 ini sangat nyaman, suoss, servis makannya juara, krunya ramah2 namun syangnya fasilitas wifinya ga bisa digunakan karena kuota habis serta jatah snack kedua yg masih sya pertanyakan kemana rimbanya huhuhu...
Tiba di Terminal Mengwi
Tiba di Terminal Mengwi
05.20 : Shalat Subuh berjamaah dulu di mushola terminal Mengwi sebelum melanjutkan etape berikutnya yg akan sya bahas pada edisi Part 2 DI SINI...Semoga perjalanan ini dapat menjadi referensi bagi teman-teman semua yg berencana naik armada Gunung Harta Tronton cabe merah ini dan tetap tungguin kelanjutan ceritanya ya...


Tarif :
Jogja-Solo : 10k (Po. Sumber Selamat ATB)
Solo-Nganjuk : 25k (Po. Sugeng Rahayu ATB)
Nganjuk-Surabaya : 15k (Po. Jaya 1 Kuning ATB)
Surabaya-Denpasar : Free of Charge (Po. Gunung Harta Executive Class)

7 comments:

  1. Kenapa gak naik beruang dari Nganjuk ke Surabaya Mas ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kapan2 coba naik beruang mas. Sensasi nya beda.

      Delete
    2. Kapan2 coba naik beruang mas. Sensasi nya beda.

      Delete
  2. Kenapa gak naik beruang dari Nganjuk ke Surabaya Mas ?

    ReplyDelete
  3. Gara" masnya Upload servis makan di Rm SHB. Saya kepincut buat naik GH. Dan Rasa makanannya emang juara banget,sampe" lauk potongan ayam yg ada di piring saya jatuh"an.kru RM nya juga baik. Memang bus GH masih jadi recommen di jalur Dps.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sementara yg pling enak emang di SHB kok mas slma naik bus mlam

      Delete