Thursday 18 October 2018

Touring Jakarta-Jogja via Jalur Antimainstream Subang-Bandung

     Perjalanan touring kali ini merupakan lanjutan dari suksesnya merasakan perjalanan menuju Jakarta naik armada Nusantara HS 247 MB berchasis langka O500R 1830 kemaren tanggal 15 September 2018 (Silakan mampir DI SINI dulu klo belum sempat membacanya). Bosan dengan rute KPS yg ita-itu aja, akhirnya memicu sya untuk mulai bereksperimen lagi dalam mencari rute antimainstream lainnya yg belum pernah sya lewati. Entah kenapa kota Subang kembali terbayang dalam lamunan sya dan mengajak sya untuk memikirkan bagaimana kota Subang bisa sya lewati untuk rute kembali menuju Jogja ini. Emang sih dulu pernah juga terpikirkan untuk menuju Bandung via Subang namun keinginan tsb pun sirna karena transportasi dari Subang menuju Bandung hanya dilayani oleh colt/elf yg ga jelas jam keberangkatannya. 
    Kabar gembira mengenai trayek baru Damri yg membuka jalur Subang-Bandung ternyata mendarat juga di beranda facebook sya dan membawa angin segar untuk merealisasikan keinginan sya menuju Bandung via Subang yg sempat tertunda tsb. Syangnya jalur lintasan bus Patas Damri trayek Subang-Bandung ini tidak melewati jalur extrem Lembang-Ciater melainkan langsung via tol Cipali-Cipularang dan exit tol di Pasteur untuk menuju terminal Cicaheum sehingga kurang greget rasanya walaupun waktu perjalanannya hanya sekitar 2 jam saja.
     Rencananya, untuk menuju Subang dari terminal Kampung Rambutan, sya ingin naik Kramat Djati saja yg jika bejo bisa dapat armada MAN atau Scanianya yg tak tahu bagaimana jadwal kedua armada termewah di jalurnya tsb karena rollingan jarenya. Kemudian diteruskan naik bus Patas Damri menuju Bandung dan diakhiri naik armada PK Bandung-Jogja lagi. Big promo dari Traveloka kemaren yg memberikan diskon 50% untuk pemesanan tiket bus tentunya ga akan sya lewatkan momen tsb begitu saja. Lagi-lagi PK menjadi tambatan hati untuk memanfaatkan promo ini karena selaras dengan KPS yg sya buat dan keberangkatannya yg paling sore dari Bandung walaupun udah males aslinya karena beberapa kali dikecewakan oleh armada di jalur ini. Lumayanlah hanya membayar sebesar 66rb saja dari harga tiket asli sebesar 140rb, hotseat 1B udah bisa sya amankan untuk tanggal 16 September 2018 tanpa membuang-buang poin redbus sya yg bisa digunakan buat ngetrip yg lainnya hehehe...

Bagaimanakah keseruan cerita perjalanan sya menuju Jogja kembali via Subang-Bandung dan dilanjutkan jalur selatan Jawa Barat-Jawa Tengah? Mari kita simak bersama ... Check it out... 

HARI 2
05.00 : Usai shalat Subuh di Masjid Terminal Kampung Rambutan kemudian sya beranjak untuk mandi dulu kemudian tak ketinggalan buat sarapan nasi uduk langganan yg dijual di depan pelataran masjid. Lumayan buat ngisi perut pagi ini hanya 8rb saja dengan lauk gorengan.
06.00 : Menuju shelter keberangkatan bus, barisan pelari pagi jalur panturaan Tegal-Pemalang-Pekalongan seperti Sinar Jaya, Dewi Sri, Dedy Jaya, Setia Negara, Luragung Jaya dll telah memenuhi area parkirab utara terminal KPR ini termasuk bus yg rencananya akan sya naiki yaitu Kramat Djati tujuan Subang juga sudah nampak hilalnya berada di barisan paling pojok kiri bersandingan dengan Marita tujuan Cianjur. Namun syang sekali saat itu yg terparkir bukan armada MAN atau scania incaran sya sehingga lebih baik menunggu jam berikutnya saja sambil menikmati hiruk pikuk terminal di pagi hari.
Suasana Terminal Kampung Rambutan
Suasana Terminal Kampung Rambutan
GHTS 61 Tiba di Terminal KPR
06.15 : Bus Kramat Djati dengan body Jetbus non HD berchasis kuler yg mengisi shelter tujuan Subang milik KD ini mulai diberangkatkan perlahan meninggalkan terminal dan digantikan dengan armada yg lagi-lagi bukan incaran sya. Kali ini ini yg mengisi shelter adalah body Royal Travego MP ex pemain Palembang. FYI, bus yg melayani tujuan KPR-Subang ini hanya ada dua saja yaitu KD dan Warga Baru. Kedua bis ini memiliki shelter masing2 saat parkir di terminal KPR namun jadwal keberangkatannya selalu urut dan selang seling biasanya sehingga tiap armada bisa parkir hingga 1 jam di sini. Shelter KD berada di pojok kiri sedangkan shelter Warga Baru berada di pojok kanan.
Shelter Kramat Djati Tujuan Subang
07.00 : Penampakan armada KD berbody old travego yg akan mengisi shelter Subang telah memasuki area terminal KPR untuk menunggu gilirannya parkir. Karena kondisi armada yg tak jauh lebih baik daripada sebelumnya, akhirnya sya memutuskan naik KD ex pemain Palembang tsb aja daripada menunggu sesuatu yg tak pasti dan malah bikin jam mepet nantinya. Sepertinya bus ini tak asing lagi buat sya saat melihat nopol B 7065 WV yg melekat di tubuhnya. Yak, bus ini pernah mengantarkan sya mengarungi lintas timur Sumatera saat perjalanan Palembang-Jakarta dulu. Reunian lagi nih ceritanya dengan rute barunya. Untungnya hotseat sebelah kiri masih tersisa satu buat sya. Bus yg telah turun kasta ini termasuk kategori bus Ekonomi dengan bonus fasilitas AC (Klo di Jatim = ATB) sehingga memiliki seat berkonfigurasi 2-3 yg masih dilengkapi toilet di belakang. Lumayan sempit sih saat mencoba duduk di hotseat sebelah kiri namun masih cukup nyamanlah
KD B 7065 WV Tujuan Subang
Legroom yang Sempit
07.15 : Bus mulai bergerak perlahan meninggalkan shelter dan digantikan oleh KD old setra tadi. Namun jangan senang dulu dan berharap bus akan segera ngacir keluar terminal karena bus ini ternyata masih ngetem cukup lama di pinggiran jalan akses keluar terminal KPR hingga pintu keluar terminal KPR sampai jumlah penumpangnya lumayan terisi.
Berangkat dari Terminal Kampung Rambutan
07.35 : Bus mulai dipacu perlahan lagi menyusuri jalan menuju Pasar Rebo sambil terus menyeser penumpang dan kembali berhenti di dekat SPBU Pasar Rebo untuk kembali ngetem huffttt...
Ngetem di Dekat Pasar Rebo
07.55 : Melintas puteran Pasar Rebo kembali dipacu perlahan hingga penumpang benar2 fullseat karena selepas Pasar Rebo ini bus gak akan ngetem2 lagi dan langsung joss tol.
Melintas Puteran Pasar Rebo
Melintas Puteran Pasar Rebo
08.05 : Setelah penumpang benar2 fullseat sampai ada beberapa yg upacara akhirnya bus berdapu pacu MB OH 1521 ini diberangkatkan kembali dan langsung memasuki tol JORR menuju arah Cikunir. Suspensi empuk khas kuler dari armada ini masih cukup nyaman wakauoun masih terdengan bunyi kriyet-kriyetnya. Untuk perjalanan KPR-Subang yg kurang lebih selama 3 jam ini tarif yg harus dibayarkan adalah 30 ribu tanpa adanya karcis. 
Memasuki Tol JORR
Melintas Tol JORR
08.20 : Memasuki tol Jakarta-Cikampek. Selama melaju di tol, KD ini cukup konstan dipacu kenceng sejak menyusuri tol JORR hingga berlanjut di tol Jakarta-Cikampek yg cukup lengang di hari Minggu pagi ini. Kondisi monoton ini membuat sya memilih memanfaatkan waktu buat bobomania saja biar selepas tol nanti bisa kuat melek hehe...
Memasuki Tol Jakarta-Cikampek
08.58 : Bangun-bangun udah nyampe kawasan Karawang Timur aja nih dan bus masih terus berlari mengasapi kendaraan2 di depannya.
Melintas Karawang Timur
09.05 : Memasuki kawasan tol Purbaleunyi yg biasa dikenal dengan tol Cipularang langsung disambut dengan kontur jalanan yg menurun cukup tajam.
Memasuki Tol Cipularang
Melintas Tol Cipularang
09.13 : Hanya sebentar saja bus ini menyusuri tol Cipularang karena akan segera exit tol di GT. Sadang untuk menuju arah Subang.
Exit Tol Sadang
09.16 : Melintas Sadang, mulai ada beberapa penumpang yg turun maupun naik dari sini. Terlihat juga sosok Warga Baru yg sedang ngetem di sini sebelum masuk tol menuju Jakarta. Perempatan Sadang ini termasuk kawasan yg ramai dan padat kendaraan karena merupakan titik pertemuan kendaraan yg keluar dari tol Cipularang menuju arah Cikampek (belok kiri), Subang (lurus) atau Purwakarta (belok kanan) dan sebaliknya. Angkot juga banyak yg ngetem di kawasan ini.
Melintas Sadang
Melintas Sadang
09.23 : Melintas Ciwangi. Jalur yg sempit namun mulus dan cukup ramai sepanjang jalan raya Sadang-Subang ini membuat driver tak terlalu kencang dalam membawa armadanya dan tergolong nyantai saja tapi tetap anti nyeser-nyeser apalagi ngetem. Jalur ini juga mengingatkan sya dulu saat pertama kali naik HR 106 "La Samba" yg mencari jalur alternatif via Pamanukan-Subang-Sadang akibat jalur utama Pantura dari Pamanukan hingga Jatisari yg macet parah. Karena kondisinya mlam hari dan gelap jadi ga terlalu ngeh dengan kondisi jalan yg dilalui saat itu. (tuh kan jadi baper keinget kenangan pantura lama hihihi).
Melintas Ciwangi
09.35 : Melintas Campaka sempat kres dengan saudaranya yg lagi berlari menuju arah Jakarta.
Melintas Campaka
09.40 : Melintas gapura perbatasan Kabupaten Purwakarta dan Subang sehingga udah mulai menyusuri kawasan Subang menuju kotanya yg masih cukup jauh.
Melintas Perbatasan Kab. Purwakarta dan Subang
09.42 : Melintas Cipendeuy.
Melintas Cipendeuy
09.57 : Melintas Lengkong mulai disuguhkan jalur yg lebih ”hijau” oleh kerindangan pepohonan di kanan kiri jalan. Jalur ini juga membelah hutan karet milik PT. Perkebunan Nusantara VIII yg masih berlanjut dapat ditemui lagi di daerah Wantilan, Marengmang dan Dawuan. Sempat kres juga dengan Warga Baru yg berlari menuju arah Jakarta.
Melintas Hutan Karet Lengkong
Melintas Hutan Karet Lengkong
10.00 : Melintas Kalijati. Pertigaan Kalijati ini memisahkan jalur akses menuju tol Cipali via GT. Kalijati jika belok kiri dan menuju kota Subang jika belok kanan. Semenjak Kalijati ini juga mulai diramaikan dengan banyaknya bus-bus medium bertrayek jauh seperti Widia, Berkah Jaya, Bintang Sanepa dll yg berseliweran.
Melintas Kalijati
Melintas Kalijati
10.11 : Melintas Dawuan kres lagi dengan Kramat Djati yg menuju Jakarta.
Melintas Dawuan
Melintas Dawuan
10.20 : Melintas Dangdeur kemudian berhenti di pertigaan bundaran Dangdeur untuk menurunkan penumpang yg kebanyakan memilih turun di sini. Lanjut menyusuri jalan menuju kota Subang yg tinggal selangkah lagi.
Melintas Dangdeur
Menurunkan Penumpang di Bundaran Dangdeur
10.27 : Melintas perempatan Tegal Kalapa juga banyak penumpang yg turun di sini. Lanjut belok kiri di perempatan gedung GOW untuk menuju arah terminal Subang. Di sini juga sebagai tempat bus tujuan Jakarta ngetem lagi selepas terminal.
Melintas Perempatan Tegal Kalapa
Melintas Perempatan Gedung GOW
10.33 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Subang yg nampaknya baru saja dan masih dalam proses direnovasi ini. Perjalanan KPR-Subang yg sya kira bisa menghabiskan waktu lebih dari 3 jam ternyata hanya ditempuh sekitar 2,5 jam saja setelah lolos dari Pasar Rebo, sungguh perjalanan yg mengesankan dan beruntung karena bebas dari kemacetan.
Memasuki Terminal Subang
Tiba di Terminal Subang
Video selengkapnya tentang sedikit suasana perjalanan Kampung Rambutan-Subang bersama Kramat Djati B 7065 WV ini dapat dilihat DI SINI.

10.45 : Etape selanjutnya masih sekitar jam 1 nanti dan penampakan bus Damri yg akan mengantarkan sya ke Bandung pun belum nampak terlihat di terminal ini sehingga harus bersabar menunggu cukup lama sekitar 2 jam ke depan. Hunting menjadi salah satu kegiatan yg bisa dilakukan di terminal Subang yg kebanyakan berisi bus Kramat Djati dan Warga Baru yg sedang menunggu jam keberangkatan. Suasana terminal Subang ini tak terlalu ramai walaupun udah berstatus terminal tipe A. Di terminal ini hanya memiliki 6 shelter utama yaitu tujuan Jakarta (KPR), Jakarta (Priok), Bekasi, Cikarang, Merak dan Bandung tetapi hanya tujuan Jakarta (KPR) saja yg shelternya terisi bus dan untuk tujuan Bandung hanya tersedia elf/colt saja yg parkir di shelter khusus angkot. Syangnya, bus medium trayek jauh tujuan Majalengka, Pamanukan, Indramayu dll tak hentinya berlalu-lalang lewat di depan terminal ini tanpa masuk ke dalam terminal.
Terminal Subang
Suasana Terminal Subang
Suasana Terminal Subang
Suasana Terminal Subang
Suasana Terminal Subang
Suasana Terminal Subang
Suasana Terminal Subang
11.10 : Bus Damri berbody Ultima dengan nomor lambung 6033 ini akhirnya datang juga dari Bandung dan mulai memasuki pelataran terminal Subang. Namun, masih sekitar 2 jam lagi bus ini akan diberangkatkan lagi menuju Bandung dan sya pun harus kembali menunggu selama itu. Oklah setidaknya busnya udah available.
Damri 6033 Memasuki Terminal Subang
11.30 : Jalan-jalan di sekitar terminal yg kebetulan lagi ada semacam sunmor yg hampir bubar karena udah siang dan cuacanya bikin kipas-kipas mulu rasanya. Lumayan bisa cuci mata sambil nyari mie ayam dulu buat ngganjel perut.
12.00 : Shalat Dhuhur dulu lanjut melihat acara seru-seruan yg diselenggarakan dishub setempat di dalam terminal dalam rangka hari Perhubungan Nasional yg dimeriahkan dengan permainan-permainan menarik oleh para anggota dishub sendiri.
Acara Dalam Rangka Hari Perhubungan Nasional
12.30 : Damri 6033 mulai dinyalakan kembali mesinnya sebagai pertanda bahwa armada ini telah siap melayani penumpang tujuan Bandung kembali. Saatnya sya mengamankan hotseat dulu di dalam bus ini. Syangnya bus yg digunakan untuk melayani trayek Subang-Bandung ini adalah armada bus kotanya yg mirip seperti trans Jakarta walaupun sudah diganti model seat dengan konfigurasi seat 2-2. Seat yg diusung di dalam armada patas ini kurang nyaman bagi sya karena cukup keras dan sempit jarak antar seatnya.
Damri 6033
Interior Damri 6033
Jadwal Damri Subang-Bandung
Video selengkapnya tentang armada, fasilitas dan sedikit suasana perjalanan Subang-Bandung bersama bus Patas Damri 6033 ini dapat dilihat DI SINI.

13.00 : Tepat pukul 1 siang, bus berdapur pacu Hino RK8 ini langsung diberangkatkan menuju Bandung dengan membawa sekitar 20an penumpang. Bus ini akan melewati tol Cipali-tol Jakarta-Cikampek-tol Cipularang-tol Pasteur dan berakhir di terminal Cicaheum. Aksi mosak-masik langsung dipersembahkan bus ini saat melaju menuju arah tol Cipali via GT. Subang. Syangnya pemandangan jalanan yg berharap akan sya nikmati justru terhalang oleh tubuh gempal sang kondektur yg berdiri tepat di depan posisi sya duduk hmmm...
Berangkat dari Terminal Subang
13.05 : Memasuki GT. Subang untuk menuju tol Cipali.
Memasuki GT. Subang
Memasuki GT. Subang
13.07 : Sepanjang melintas di tol Cipali ini tak segan-segan bus digeber dengan kecepatan tinggi layaknya bus malam yg sedang mengejar matahari terbit sampai di Jakarta. Beberapa bus Sinar Jaya, Dewi Sri dan Dedy Jaya yg ditemui Damri 6033 ini berhasil diasapi dengan mudah tanpa perlawanan.
Melintas Tol Cipali
Melintas Tol Cipali
13.11 : Melintas tol Cipali Km. 102 yg udah tak asing lagi menjadi posisi berdirinya RM. Taman Sari yg legend itu hehe...
Melintas Tol Cipali Km. 102
13.16 : Exit tol via GT. Kalijati untuk mengambil penumpang di agen Damri Kalijati. Penumpang yg akan menuju atau dari Bandung memang hanya terbatas bisa naik/turun sepanjang terminal Subang hingga sebelum masuk GT. Subang dan agen Kalijati ini saja karena bus akan joss tol terus sepanjang perjalanan.
Exit Tol via GT. Kalijati
Mengambil Penumpang di Agen Damri Kalijati
13.20 : Memasuki GT. Kalijati kembali untuk meneruskan menyusuri tol Cipali yg masih tersisa. Kondektur baru mulai menarik karcis kepada setiap penumpangnya. Tarif Subang-Bandung naik bus Patas Damri ini adalah flat 45rb. Emang sih cukup mahal untuk perjalanan yg kira-kira hanya sekitar 2 jam ini, mungkin yg membuat mahal adalah 80% perjalanan ini ditempuh via tol semua.
Memasuki GT. Kalijati
Karcis Damri Subang-Bandung
13.30 : Melintas tol Cipali dengan kecepatan yg masih bertengger di atas 100 kpj terus dengan kecepatan maksimal yg terlihat di speedometernya mencapai 130 kpj. Pantaslah label bus Patas disematkan pada armada Damri ini dengan tarif yg lumayan menguras kantong ini. Pemandangan bus-bus malam wonogirian seperti Agra Mas, Pumas, SSM, HR dan Sedya Mulya mulai terlihat berlomba-lomba menuju arah timur siang itu.
Melintas Tol Cipali
Melintas Tol Cipali
Melintas Tol Cipali
13.35 : Melintas penghujung tol Cipali yg kemudian memasuki kawasan tol Jakarta-Cikampek.
Memasuki Tol Jakarta-Cikampek
13.40 : Hanya sesaat saja melintas tol Jakarta-Cikampek lanjut memasuki tol Cipularang lagi yg langsung disambut dengan kontur jalanan yg menurun cukup tajam. Sepanjang tol Cipularang sya putuskan untuk memejamkan mata ini sejenak biar kuat menghadapi etape selanjutnya nnti zzzzzz....
Memasuki Tol Cipularang
14.20 : Bangun-bangun ternyata udah memasuki tol Cipularang kawasan Bandung Barat kemudian lanjut menuju arah tol Pasteur.
Melintas Bandung Barat
14.33 : Exit tol via GT. Pasteur langsung disambut kemacetan yg mengular cukup panjang di bangjo Pasteur dan berlanjut merayap memasuki kota Bandung.
Exit Tol via GT. Pasteur
Macet di Pasteur
14.45 : Menyusuri macetnya kota Bandung. Karena ternyata bus ini tidak melewati Jalan A. Yani jadinya terpaksa ngikut ke terminal Cicaheum dulu baru ganti naik bus kota Damri untuk menuju kantor PK di jalan Riau.
Melintas Kota Bandung
15.08 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Cicaheum dengan selamat. 2 jam lebih dikit waktu perjalanan dari Subang menuju Bandung ini karena banyak terhambat kemacetan saat memasuki kota Bandung. Overall recomended banget armada Damri ini dan sangat cocok bagi yg membutuhkan moda transportasi dari Subang menuju Bandung yg aman, nyaman dan cepat tentunya.
Memasuki Terminal Cicaheum
Tiba di Terminal Cicaheum
15.10 : Hunting bentar suasana terminal Cicaheum sore itu lanjut nyari Damri tujuan Cibereum dengan tarif 3rb saja karena tujuan sya selanjutnya adalah menuju kantor Pahala Kencana yg berada di jalan Riau sehingga bisa turun di perempatan jalan Riau yg searah dg trayek yg dilewati bus ini. Naik yg tujuan Leuwi Panjang pun bisa tapi tarifnya 5rb hehe...
Suasana Terminal Cicaheum Sore Hari
SR 7336
Damri Cicaheum-Cibereum
15.20 : Bus dengan body Ultima berkonfigurasi seat 2-2 mirip Damri Subang-Bandung tadi ini mulai diberangkatkan menuju Cibereum. Lepas Cicaheum berjalan santai sambil mencari penumpang. Lumayan kan hanya dengan 3rb saja sudah bisa keliling kota Bandung walaupun kali ini tujuannya cukup dekat aja untuk menuju kawasan jalan Riau.
Berangkat dari Terminal Cicaheum
15.35 : Turun di perempatan jalan Riau lanjut jalan kaki ke arah utara menyusuri jalan Riau (Kalo sekarang sih namanya jalan R.E. Martadinata).
Turun di Perempatan Jalan Riau
15.42 : Ga nyampe 5 menit berjalan udah sampe di kantor PK jalan Riau. Saat itu sudah standby bus PK bertujuan Blitar yg terparkir di depan kantor PK ini. Sebenarnya pengen banget bisa ikut armada PK Blitar dari Bandung ini biar bisa nyampe Jogja sebelum Subuh tapi takutnya ga nuntut e jam e mengingat baru pertama kali menjalankan KPS ini. Syang sekali ya pemirsah padahal unitnya Jetbus 2 HD rombakan ex Jogja-Denpasar saat itu.
Kantor PK di Jalan Riau Bandung
15.45 : Ini merupakan kali ketiga sya berkunjung ke kantor sekaligus tempat keberangkatan PK di kota Bandung ini. Langsung saja sya mengkonfirmasi keberangkatan dan didapatlah selembar tiket model print-printan yg ada barcodenya buat discan saat sebelum servis makan. Pelayanan tiketing di sini menurut sya sangat ramah, ruang tunggu lumayan nyaman, berAC dan lengkap ada toilet serta musholanya untuk shalat Ashar sekalian.
16.10 : Menyempatkan buat servis makan dulu di warung makan samping kantor PK ini yg kebetulan menjual nasi rames. Lumayanlah nasi telor cukup 10rb saja untuk mengganjal perut ini hingga tibanya waktu servis makan PK yg kira-kira berlangsung tengah malam nanti.
17.00 : Armada Evonext Hino RG mulai memasuki parkiran kantor PK Jalan Riau ini. Wah Hino RG nya malah jadi jatah Solo, kyaknya jatah Jogja kali ini MB OH 1525 kyak biasanya. Untuk jalur Bandung-Jogja, keinginan sya emang ga muluk-muluk cukup bisa mendapatkan armada Hino RG aja udah bahagia.
17.20 : Sesosok PK berbody Jetbus non HD rombakan dari new marcopolo dengan nomor lambung HT 842 nampak memasuki parkiran dan bersandingan dengan PK jatah Solo sekaligus mematahkan harapan sya untuk bisa mendapatkan armada Hino RG. Yak...lagi-lagi dapat armada transformernya MB OH 1525. Seluruh penumpang bus PK tujuan Jogja mulai diminta untuk masuk ke dalam bus. Kesan pertama masuk ke dalam bus adalah mengecewakan. Tak ada perubahan sama sekali pada armada MB OH 1525 dari PK divisi Bandung ini sejak sya mencobanya 2 tahun yang lalu padahal ini kelas executive. Bus yg berisikan 32 seat Aldilla super keras ini telah dilengkapi legrest yg udah tak berfungsi lagi, toilet dan selimut tanpa bantal. Hmmm hanya berharap armada jalur Bandung-Jogja ini bisa diremajakan agar tak semakin ditinggalkan oleh para pelanggannya karena cuma PK yg masih memberikan servis makan gratis di jalur ini.
PK HT 842
Interior PK HT 842
Seat PK HT 842 
Legroom PK HT 842
17.50 : Adzan magrib telah berkumandang. Masih ada waktu 10 menit untuk menunaikan shalat Magrib sebelum bus diberangkatkan. Eh kebetulan neng geulis yg duduk di seat no. 3 ternyata juga lagi mau sholat magrib dan kami pun akhirnya shalat berjamaah (biar pahalanya 27 derajat lho bukan niat yg lain hehe...).
18.00 : Bus diberangkatkan menuju terminal Cicaheum dengan santai menyusuri jalan A. Yani yg cukup padat. Harapan untuk mendapatkan snack seperti edisi sebelumnya harus  sya kubur dalam-dalam karena tak ada tanda2 adanya kardus snack di dalam bus ini maupun kru yg akan membagikan snack padahal sebelum diberangkatkan, bus jatah Solo, Lasem, Denpasar dan Blitar tadi pada dikasih snack lho penumpangnya hmmm mengecewakan lagi...
Berangkat Menuju Terminal Cicaheum
18.14 : Memasuki terminal Cicaheum yg mulai diramaikan dengan bus-bus malam menuju kota-kota di Jawa Tengah/DIY. Bus-bus muriaan seperti Nusantara NS 91, New Shantika Seri 10 dan Bejeu B32 mulai diberangkatkan satu per satu meninggalkan terminal. Penampakan bus lain juga masih menghiasi pelataran terminal Cicaheum ini seperti Kramat Djati tujuan Wonosari/Wonogiri/Solo (exe), Hiba Putra exe tujuan Lasem, Sinar Jaya tujuan Wonosobo, Bandung Express tujuan Lasem/Jogja, Rajawali dll.
Memasuki Terminal Cicaheum
Parkir di Terminal Cicaheum
Suasana Terminal Cicaheum
18.27 : Bus mulai dipacu keluar meninggalkan terminal hanya membawa 10 penumpang saja setelah proses checker selesai. Lepas terminal bus hanya dipacu santai bersama KD tujuan Solo karena jalanan lumayan padat merayap saat itu.
Berangkat dari Terminal Cicaheum
Kondisi Padat Merayap Selepas Cicaheum
19.00 : Melintas Ujung Berung masih berjibaku dengan kepadatan lalu lintas yg menyebabkan PK HT 842 hanya bisa merayap saja.
Melintas Ujung Berung
19.43 : Mengambil 4 penumpang terakhir bus ini di agen Jatinangor yg harus memutar dulu di dekat UNPAD dan membuat PK HT 842 ini harus terkena macet parah selepas Jatinangor arah Cileunyi.
Mengambil Penumpang di Agen PK Jatinangor
19.50 : Melintas Cileunyi setelah berjibaku dengan kemacetan panjang kendaraan yg menuju arah GT. Cileunyi. Suspensi bus ini rasanya cukup keras ditambah terasa mumbul-mumbul saat diajak lari walaupun tak terlalu parah suara kriyet-kriyetnya.
Melintas Cileunyi
20.00 : Melintas Rancaekek sempat disambut kemacetan lagi. Pasca lolos dari kemacetan, tiba-tiba dikejutkan dengan penampakan SR 7265 yg menggoyang PK HT 842 ini. Keadaan ini hanya berlangsung sebentar saja karena SR 7265 banyak berhentinya kemudian untuk mengambil penumpang sehingga PK HT 842 kembali ngacir duluan.
Macet di Rancaekek
Melintas Rancaekek
20.14 : Melintas tanjakan Cicalengka menuju arah Nagreg.
Melintas Tanjakan Cicalengka
20.22 : Perjalanan harus terhenti sejenak sebelum turunan Nagreg akibat terhadang oleh palang KA di yg sedang memberikan kesempatan bagi KA untuk lewat lebih dulu. 
Melintas Nagreg
20.30 : Melintas turunan Nagreg. Di sini sya melihat aksi driver yg kurang cekatan dalam memainkan kemudinya, tak seperti driver lainnya yg biasanya pada lincah larinya saat melintas turunan Nagreg ini.
Melintas Turunan Nagreg
20.40 : Melintas Limbangan. Lalu lintas yg menuju arah Cileunyi di malam Senin ini hampir tak ada selanya alias padat merayap bahkan sempat macet di beberapa titik, untungnya lalu lintas yg mengarah menuju Tasik masih lancar jaya.
Melintas Limbangan
Kemacetan untuk Lalu Lintas Arah Cileunyi
20.53 : Melintas Bandrek.
Melintas Bandrek
21.20 : Melintas Malangbong harus dihadapkan dengan kemacetan lagi yg paling horor dah dari macet yg udah-udah. Cukup lama PK HT 842 bersama kendaraan lain terhenti di jalanan menanjak nyaris tak bisa bergerak gara2 macet ini. Saat lihat maps ternyata macetnya sampe Gentong gaess...merah semua jalannya, bisa-bisa besok siang baru nyamp e klo beneran ga gerak terus nih. Daripada bete mending tak buat tidur aja siapa tahu bangun-bangun udah saatnya servis makan hehe...
Macet di Malangbong
22.38 : Alhamdulillah setelah terbangun ternyata udah lepas dari kemacetan horor tadi dan udah nyampe di Cihaurbeuti.
Melintas Cihaurbeuti
23.00 : Melintas Cikoneng.
Melintas Cikoneng
23.08 : Memasuki kota Ciamis harus menerima kenyataan diasapi bertubi-tubi oleh SR 7265 dengan kap belakangnya yg terbuka, Rajawali dan bus parwis Panorama yg pada kenceng2 larinya. PK HT 842 cukup menjadi pemain belakang aja mengikuti aksi mosak-masik mereka bertiga.
DiOT SR 7265
DiOT Rajawali
DiOT Bus Parwis Panorama
23.15 : Melintas Pamalayan tiba-tiba SR 7265 mulai memperlambat lajunya karena mau belok menuju RM. Datuk Frima sebagai tempat servis makan terbarunya sehingga Rajawali, Panorama dan PK HT 842 pun mengasapinya secara berturut-turut. Setelah itu, kedua bus tadi langsung menghilang bak ditelan bumi saking kencengnya berlari sedangkan PK HT 842 masih tergopoh-gopoh bertahan dg style kalemnya.
Melintas Pamalayan
23.20 : Melintas Bojong. 
Melintas Bojong
23.25 : Memasuki RM. MR (ex RM. Datuk Frima) di kawasan Cijeungjing, Ciamis. Servis makan yg udah kelewat malam bahkan nyaris ganti hari ini namanya. Kupon makan model scan barcode yg tertera di tiket pun langsung sya tukarkan dengan menu prasmanan ala ala Sunda yg minimalis ini yaitu nasi yg dibungkus daun pisang, tumis bihun, telur balado dan teh tawar hangat. Menu yg disajikan memang sangatlah sederhana dan semakin menurun kualitasnya dari yg episode sebelumnya tapi rasanya lumayan enak lho dan cocok di lidah sya. 
Servis Makan di RM. MR
Menu Servis Makan di RM. MR
23.40 : Shalat Isya dulu di mushola RM.
23.50 : Bus diberangkatkan lagi masih bersama driver yg sama alias engkel bawanya. Hanya berharap bisa mengejar shalat Subuh nanti saat tiba di Jogja. Goyangan kanan dari Bandung Express non AC yg tiba-tida datang menghujam PK HT 842 menjadi awal perjalanan yg bikin nyesek di dada.
Berangkat dari RM. MR

HARI 3
00.05 : Melintas kota Banjar Patroman. Selepas Banjar ini performa yg sesungguhnya dari PK HT 842 ini mulai sedikit nampak. Sang driver mulai menggeber armadanya lebih kencang apalagi posisi jalanan yg mulai sepi. Berbagai tikungan, tanjakan dan turunan berhasil dilibas dengan mudah oleh PK HT 842 ini.
Melintas Banjar
00.20 : Melintas Dayeuhluhur selepas melewati tanjakan yg memisahkan Provinsi Jabar dan Jateng ini. Dan sya pun mulai tumbang tak bisa bertahan lagi menikmati perjalanan ini karena udah ngantuk berat zzzz...
Melintas Dayeuhluhur
02.00 : Bangun-bangun ternyata udah sampai di Rawalo.
Melintas Rawalo
02.05 : Melintas pertigaan Sampang lanjut belok kiri menuju arah Jogja. Tiba-tiba sosok Bandung Express muncul dan menggoyang PK HT 842 ini dari sisi kanan tanpa perlawanan sama sekali.
Melintas Sampang
02.10 : Perjalanan harus terhenti sejenak akibat terhadang oleh palang KA yg sedang memberikan kesempatan bagi KA untuk melaju duluan. PK HT 842 langsung ambil jalur kanan mengikuti Bandung Express tadi. Eh ternyata ada SR 7265 yg berada di baris terdepan antrian, entah kapan armada ini tadi mengOT PK HT 842 lagi.
Berhenti di Palang KA Sampang
02.13 : Berhenti sebentar di RM. Taman Sari Rasa Sampang untuk kontrolan sehingga Bandung Express dan SR 7265 pun ngacir duluan akhirnya. PK dan Rosin emang terpantau baru saja bermigrasi dari RM. Lestari menuju RM. Taman Sari Rasa sebagai tempat servis makan dan kontrolannya. RM ini dulu lebih dikenal sbg RM nya Budiman jalur selatan yg sekarang udah pindah ke Rest Area Lumbir miliknya sendiri. Lepas RM. Taman Sari Rasa, kali ini pemegang kendali PK HT 842 diambil alih oleh driver PK lain yg kebetulan ngikut armada ini buat pulkam. Kesan pertama begitu menggoda dan joss larinya.
Kontrolan di RM. Taman Sari Rasa
02.20 : Melintas Buntu. Kejadian bus limbung dan hampir mau guling sukses bikin pengajian penumpang satu bus saat bus dipacu kencang melewati jalanan bergelombang di Wijahan (depan rumahe Bayu hehe). Hal ini sempat membuat drivernya sendiri panik karena belum tahu gimana karakteristik bus yg dibawa, untungnya masih bisa dikendalikan.
Melintas Buntu
02.30 : Melintas Jalinsum alias jalan lingkar Sumpiuh. Pasca kejadian limbung dan hampir guling tadi, driver yg awalnya suoss bawanya ini sekarang justru memilih nyantai sehingga penonton kecewa (namanya juga bukan bus batangannya).
Melintas Sumpiuh
02.50 : Melintas Gombong.
Melintas Gombong
03.00 : Melintas Karanganyar selepas RM. Lestari.
Melintas Karanganyar
03.08 : Saat melintas simpang 5 Kebumen, PK HT 842 memilih untuk melintas lingkar Kebumen daripada lurus via kota.
Melintas Lingkar Kebumen
03.17 : Memasuki terminal Kebumen hanya sekedar muterin aja.
Memasuki Terminal Kebumen
03.30 : Melintas Kutowinangun. 
Melintas Kutowinangun
03.50 : Melintas Kutoarjo tiba-tiba digoyang kanan oleh Putra Bangsa yg terus ngacir diikuti hingga Purworejo.
Melintas Kutoarjo
04.00 : Melintas terminal Purworejo tanpa masuk ke dalamnya. Dan kini saatnya mengucapkan kata perpisahan pada Putra Bangsa yg melanjutkan perjalanannya menuju Jogja via Wates dengan belok kanan menuju arah Don Bosco sedangkan PK HT 842 masih memilih lurus melintas kota Purworejo untuk menuju Jogja yg memutar via Magelang dulu.
Melintas Depan Terminal Purworejo
Melintas Kota Purworejo
04.10 : Meninggalkan kota Purworejo menuju arah Magelang.
Meninggalkan Kota Purworejo
04.20 : Melintas pertigaan Maron yg memisahkan jalur menuju Wonosobo jika belok kiri dan menuju Magelang jika lurus.
Melintas Maron
04.30 : Melintas tanjakan kalijambe dengan jalur berliku dan cukup ekstrem. Kondisi tanjakan yg curam serta diwarnai kelokannya yg tajam membuat PK HT 842 ini cukup terengah-engah saat melewatinya.
Melintas Tanjakan Kalijambe
04.40 : Melintas Salaman. Kali ini tak ada penumpang satu pun yg turun sepanjang jalur Purworejo-Magelang ini 
Melintas Salaman
04.50 : Melintas Mertoyudan. Nah sampai sini kendali PK HT 842 kembali diambil alih oleh pawang aslinya karena driver ini udah sampai di kampung halamannya. 
Melintas Mertoyudan
05.00 : Melintas Artos Magelang lanjut belok kanan menuju arah Jogja langsung sehingga bus ini tidak mampir ke terminal Magelang dulu.
Melintas Artos Magelang
05.17 : Melintas Muntilan.
Melintas Muntilan
05.27 : Melintas perbatasan Jateng-DIY.
Melintas Perbatasan Jateng-DIY
05.38 : Melintas alun-alun Denggung. Karena waktu udah injury time banget buat shalat Subuh, akhirnya sya memutuskan ga jadi turun terminal Jombor dan memilih untuk turun di depan SPBU Mlati sebelum terminal Jombor aja biar bisa subuhan di mushola SPBU tsb.
Melintas Alun-Alun Denggung
05.42 : Alhamdulillah sampai juga di depan SPBU Mlati dengan selamat. Tak lupa mengucapkan terima kasih pada kru yg bertugas. Efek terjebak macet saat keluar Bandung ditambah macet parah di Limbangan dan driver yg kurang joss membuat perjalanan Bandung-Jogja bersama PK yg kedua kalinya ini berakhir kesiangan lagi. Padahal pengennya bisa ngikut bus ini dan turun di depan RS. JIH yg lebih dekat dengan kosan karena bus ini ga lewat Giwangan dan langsung ke pool PK Janti tetapi karena jam yg udah mepet buat shalat Subuh jadinya terpaksa memilih turun di depan SPBU Mlati aja. Lanjut menuju mushola SPBU Mlati untuk shalat Subuh yg udah telat ini.
Tiba di Depan SPBU Mlati
06.00 : Order grab bike untuk mengantarkan sya kembali ke kos tercinta. 
06.20 : Alhamdulillah sampai di kos kembali dengan selamat dan saatnya melanjutkan hibernasi sepanjang hari hehe...Alhamdulillah tuntas juga rangkaian perjalanan touring kali ini yg berjalan dg lancar walaupun ada aja yg meleset dari KPS yg udah disusun dan mendapatkan jatah armada yg tak sesuai harapan sehingga kurang puas sebenarnya. Walaupun begitu, rasa penasaran sya buat melewati jalur Jakarta-Subang-Bandung yg udah lama jadi angan2 di otak ini akhirnya terealisasi juga dan semoga bisa menjadi inspirasi teman-teman semua.

Akhir kata ...

Tungguin kisah-kisah perjalanan sya selanjutnya ya gan dan jangan bosen-bosen untuk tetap menjadi pembaca setia caper sya, syukur2 dapat saran dan kritik yg membangun. Terima kasih...^ ^.

Tarif :
Kampung-Rambutan-Subang : 30k (Po. Kramat Djati AC Ekonomi)
Subang-Bandung : 45k (Perum Damri Patas AC)
Bandung-Jogja : 66k (Po. Pahala Kencana Executive Class)

Berikut koleksi tiket yg diperoleh selama touring kali ini :


8 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pernah naik kramat djati kpr subang dapetnya jetbus non hd Rk8 air suspension plus toilet.

      Delete
  2. Mantap trip report nya

    ReplyDelete
  3. tetap setia nungguin caper selanjutnya bos arief....🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  4. Ditunggu caper selanjutnya gan

    ReplyDelete
  5. Untuk cpr selanjutnya gini aja
    1. Ambil jadwal armada PT SSS(Sumber Group) roster 2 ke Surabaya(mboh„ pilihen sing patas utowo ATB)
    2. Sugeng Rahayu rute SB-SM(kya' point atas = mboh„ patas utowo ATB)
    3. Putera Mulya rute SM-TNG
    Perjalanan pulang :
    1. Ramayana patas toilet TNG-MGL(nyampe' Semarang aja)
    2. Sugeng Rahayu ATB rute SM-SLO

    ReplyDelete
  6. Legenda :
    MGL : Magelang
    SB : Surabaya
    SLO : Solo
    SM : Semarang
    TNG : Tanggerang

    ReplyDelete
  7. Best Casinos in St. Louis, MO - Mapyro
    Explore the 동해 출장샵 top casinos in St. Louis near St. 태백 출장마사지 Louis, MO. If you are looking 부산광역 출장안마 for the best St. Louis casinos in St. 청주 출장안마 Louis 밀양 출장안마 near you,

    ReplyDelete