Sunday, 10 December 2017

Touring Mencicipi Sensasi Jalur Selatan Jakarta-Jogja via Garut-Singaparna-Tasik

   Perjalanan touring kali ini merupakan lanjutan dari perjalanan touring yg gagal mengejar MB O500R 1830 kemaren tanggal 19-20 November 2017 (Silakan mampir DI SINI dulu klo belum sempat membacanya). Kali ini sya memilih jalur selatan saja untuk kembali pulang menuju Jogja dengan harapan sekalian bisa sekalian mencicipi rute terbaru PO. Sugeng Rahayu Patas Surabaya-Yogya-Tasik-Bandung dengan armada terbarunya Jetbus 2 SHD Hino RK8 built up air suspension by Adi Putro. Di sisi lain, sya juga pengen melewati jalur antimainstream yg belum pernah sya lewati sebelumnya yaitu via Garut-Singaparna naik bus Karunia Bakti. Ini merupakan KPS lama bersemi kembali juga karena udah lama banget disusun namun tak kunjung terealisasi. Awalnya sempat galau mau turun di Cileunyi saja lanjut naik SR dari Cicaheum atau bablas menuju Singaparna lanjut naik SR dari Tasik. Kalau naik SR dari Cicaheum pastinya hotseat bisa diamankan namun harus rela tak bisa menikmati sensasi jalur Garut-Singaparna tetapi kalau naik SR dari Tasik bakalan sulit mendapatkan hotseat namun bisa skalian menjalankan KPS lama via Garut-Singaparna. Sungguh pilihan yg sulit dan membuat dilema. Akhirnya sya pun memilih untuk menjalankan KPS lama saya dengan konsekuensi ga dapat hotseat saat naik SR nanti dengan pertimbangan kalau naik SR mah bisa diulangi kapan saja tapi kalau lewat jalur Garut-Singaparna belum tentu bisa diulang kembali.
Bagaimanakah keseruan cerita perjalanan sya menyusuri jalur selatan Jawa Barat via Garut-Singaparna-Tasik lanjut kembali menuju Jogja ? Mari kita simak bersama ... Check it out...



HARI 2
04.30 : Usai shalat Subuh di Masjid Terminal Kampung Rambutan kemudian sya beranjak untuk mandi dulu kemudian tak ketinggalan buat sarapan nasi uduk langganan yg dijual di depan pelataran masjid. Lumayan buat ngisi perut pagi ini hanya 8rb saja dengan lauk gorengan.
05.05 : Menuju shelter keberangkatan bus, barisan pelari pagi jalur selatan seperti Budiman, Gapuraning Rahayu, Harum Prima, CBU dan Primajasa sudah nampak berbaris rapi di shelternya masing-masing, termasuk bus yg rencananya akan sya naiki juga sudah nampak hilalnya diapit oleh bus CBU tujuan Sumedang dan Gapuraning Rahayu tujuan Pangandaran. Bus Karunia Bakti "Bahara" AC Ekonomi dengan nomor lambung M37 ini sudah terparkir rapi mengisi shelter keberangkatan tujuan Singaparna sebagai bus keberangkatan pagi pertama tujuan Garut-Singaparna via tol Cipularang.
Shelter Keberangkatan Bus Terminal Kampung Rambutan
05.25 : Sambil menanti keberangkatan bus yg dijadwalkan sekitar pukul 6 pagi ini maka kesempatan ini sya manfaatkan buat hunting ala kadarnya suasana terminal Kampung Rambutan. 
Suasana Terminal Kampung Rambutan Pagi
Suasana Terminal Kampung Rambutan Pagi
Suasana Terminal Kampung Rambutan Pagi
05.40 : Bus Karunia Bakti "Bahara" dengan body All New Legacy SR1 ini mulai dinyalakan mesinnya setelah penumpang mulai berdatangan. Demikian pula dg sya yg segera mengamankan hotseat sebelah kiri. Bus ini termasuk kategori bus Ekonomi dengan bonus fasilitas AC (Klo di Jatim = ATB) sehingga memiliki 59 seats berkonfigurasi 2-3 dengan smooking area di barisan seat belakang. Sungguh sempit sangat rasanya saat mencoba duduk di hotseat sebelah kiri, kontras dg tampilan luarnya yg nampak seperti bus patas. FYI, PO. Karunia Bakti merupakan satu-satunya bus yg bertujuan Jakarta-Singaparna setelah PO. Saluyu Prima Group udah mulai jarang penampakannya sehingga tak heran jika para penumpang setianya selalu menanti kehadiran bus ini.
Karunia Bakti "Bahara"
Karunia Bakti "Bahara"
Interior Karunia Bakti "Bahara"
Interior Karunia Bakti "Bahara"


Jarak Antarseat yang SuperSempit
06.10 : Bus mulai bergerak perlahan meninggalkan shelter dan digantikan oleh Karunia Bakti "Marongge". Namun jangan senang dulu dan berharap bus akan segera ngacir keluar terminal karena bus ini ternyata masih ngetem cukup lama di pinggiran jalan akses keluar terminal KPR ini hingga jumlah penumpangnya lumayan terisi.
Ngetem di Pinggir Jalan Akses Keluar Terminal KPR 
06.45 : Bus mulai dipacu perlahan lagi menyusuri jalan akses keluar terminal KPR hingga Pasar Rebo sambil terus menyeser penumpang.
06.55 : Memasuki puteran Pasar Rebo kembali ngetem hingga penumpang benar2 fullseat karena selepas Pasar Rebo ini bus gak akan ngetem2 lagi dan langsung joss tol Cipularang.
Ngetem di Pasar Rebo
07.12 : Setelah penumpang benar2 fullseat sampai ada beberapa yg upacara akhirnya bus berdapu pacu Hino RK8 ini diberangkatkan kembali dan langsung memasuki tol JORR menuju arah Cikunir. Untuk perjalanan KPR-Singaparna yg kurang lebih selama 6 jam ini tarif yg harus dibayarkan adalah 65 ribu. Cukup mahal memang tarif segitu untuk bus kelas ekonomi seperti ini, namun tarif yg cukup mahal ini terbayar dengan aksi yg disuguhkan Karunia Bakti "Bahara" sepanjang tol yg terus digass kenceng.
Memasuki Tol JORR
07.25 : Memasuki kawasan tol Jakarta-Cikampek terpantau lalu lintas masih lancar jaya dan gas masih konstan dibejek 90-110 kpj diiringi suara suspensi kriyet2 khas Hino RK8 serta suara knalpot suosss yg masih samar2 terdengar dari dalam kabin.
Memasuki Tol Jakarta-Cikampek
07.40 : Memasuki GT. Cikarang Utama.
Memasuki GT. Cikarang Utama
07.47 : Lepas GT. Cikarang Utama hingga Karawang Timur, lalu lintas masih terpantau lancar jaya sehingga Karunia Bakti "Bahara" ini masih konsisten dibejek di atas 100 kpj terus sambil sesekali mengasapi beberapa bus lain seperti Sinar Jaya, Warga Baru, Agra Mas Karawang, Kramat Djati Subang dll. Selain itu, masih sempet2nya terus nyeser penumpang yg ngawe di pinggir tol hmmm.
Lalu Lintas Tol Jakarta-Cikampek Lancar Jaya
08.12 : Memasuki kawasan tol Purbaleunyi yg biasa dikenal dengan tol Cipularang langsung disambut dengan kontur jalanan yg menurun cukup tajam.
Memasuki Tol Cipularang
08.30 : Memasuki Rest Area KM. 88 Tol Cipularang untuk mengisi solar di SPBUnya sekalian memberi kesempatan kepada penumpang untuk menuju kamar kecil dulu. Kesempatan ini tentunya tak kan sya lewatkan begitu saja dan hampir penumpang satu bus pada turun semua menuju WC. 
Mengsisi Solar di SPBU KM. 88 Tol Cipularang
08.44 : Setelah sekitar 10 menitan berhenti, akhirnya bus kembali diberangkatkan dan mengawalinya dengan melibas jalur menanjak yg mulai menghiasi tol Cipularang ini.
Lepas Rest Area KM. 88 Cipularang
08.47 : Melintas Jembatan Cisomang yg sempat diperbaiki beberapa bulan akibat ada pergeseran struktur jembatan.
Melintas Jembatan Cisomang
09.04 : Melintas kawasan Padalarang. Mulai ada beberapa penumpang yg turun di sini yg hanya diturunkan di pinggir tol saja. Lepas Padalarang menuju Cileunyi, Karunia Bakti "Bahara" ini berhasil menyeset kanan beberapa bus lain seperti PK Palembang, Laju Prima Merak, dan Arimbi Tangerang.
Melintas Padalarang
09.10 : Memasuki kawasan Pasir Koja. Bus-bus dari arah barat yg bertujuan akhir Bandung akan memilih belok kiri untuk exit tol Pasir Kota yg selanjutnya menuju Terminal Leuwi Panjang.
Melintas Pasir Koja
09.26 : Memasuki GT. Cileunyi. Bener2 josslah perjalanan Pasar Rebo-Cileunyi bisa ditempuh kurang dari 2,5 jam dengan kondisi lalu lintas yg lancar jaya.
Memasuki GT. Cileunyi
Video selengkapnya tentang aksi ngejoss Karunia Bakti "Bahara" selama di tol Jakarta-Cikampek-Cipularang dapat dilihat DI SINI.

09.28 : Lepas Cileunyi menuju arah Rancaekek sambil kembali nyeser penumpang tanpa ngetem2 lagi.
Lepas Cileunyi
09.35 : Melintas Dangdeur.
Melintas Dangdeur
09.42 : Memasuki kawasan Rancaekek mulai disambut kemacetan akibat adanya aktivitas sunmor yg berada tepat di pinggir jalan raya ini sehingga harus bermacet-macetan ria bersama Primajasa Exe Tasik-Jakarta yg saling bergantian mendahului di kawasan macet ini.
Macet di Rancaekek
09.52 : Memasuki tanjakan Cicalengka mulai lancar kembali lalu lintasnya sehingga bisa dipacu kenceng lagi sepanjang melewati tanjakan ini hingga Nagreg. Sempat kress juga dengan SR 7256 yg bakalan sya naiki nanti lagi meluncur ke arah Bandung.
Melintas Tanjakan Cicalengka
10.02 : Melintas depan RM. Genah Rasa Cicalengka.
Melintas Depan RM. Genah Rasa Cicalengka
10.05 : Mulai memasuki kawasan Nagreg dan inilah saatnya melihat aksi Karunia Bakti "Bahara" ini meliuk-liuk di turunan Nagreg yg cukup curam ini sambil terus mengasapi kendaraan yg ada di depannya.
Melintas Turunan Nagreg
10.10 : Melintas simpang Nagreg yg memisahkan antara jalur menuju Tasik jika ambil kiri dan jalur menuju Garut jika ambil kanan. 
Melintas Simpang Nagreg
10.15 : Selepas turunan Nagreg kemudian saatnya ngejoss melewati jalanan yg meliuk-liuk sebelum memasuki perbatasan Kabupaten Garut. Jalanan yg mayoritas berupa tanjakan ini dilibas dengan mudah oleh Karunia Bakti "Bahara" tanpa terengah2, tentunya dg sensasi suara knalpot suosssnya yg terus terdengar dari kabin dalam.
Ngejoss di Tanjakan Lepas Nagreg
10.20 : Setelah melewati perbatasan Kabupaten Garut, tak hanya tanjakan saja yg bakal kita lewati namun turunan yg cukup extrem dan menukik masih terus mewarnai perjalanan menuju Garut ini. 
Melewati Turunan Extrem
Video selengkapnya tentang aksi ngejoss Karunia Bakti "Bahara" saat melintas di jalur Nagreg-Garut dapat dilihat DI SINI.

10.18 : Melintas Kadungora sempat terhambat kemacetan akibat kepadatan kendaraan yg menuju arah Garut maupun sebaliknya.
Melintas Kadungora
Melintas Kadungora
10.32 : Melintas Sukaraja.
Melintas Sukaraja
10.38 : Memasuki wilayah kota Garut.
Memasuki Kota Garut
10.42 : Melintas alun-alun Tarogong kemudian menyusuri jalan menuju arah Terminal Garut yg cukup padat kendaraan. Terminal Garut ini tidak berada di pinggir jalan raya Garut-Singaparna melainkan harus masuk cukup jauh dan muter2 menurut sya.
Melintas Tarogong
Jalan Akses menuju Terminal Garut
10.50 : Memasuki terminal bus Garut yg dikenal dengan sebutan terminal Guntur. Uniknya, bus ini tidak sepenuhnya masuk ke dalam terminal dan hanya berhenti di  depan pintu masuk terminal saja untuk menurunkan penumpang kemudian dimundurkan lagi untuk keluar dari terminal dan langsung meninggalkan kawasan terminal Guntur ini. Jadi bisa dikatakan bus ini tidak masuk ke dalamnya terminal.
Memasuki Kawasan Terminal Bus Guntur
Measuki Terminal Guntur
10.56 : Kembali menuju jalan raya Garut-Singaparna yg berada di wilayah pinggir kota Garut setelah hanya menurunkan penumpang saja di terminal Garut.
Memasuki Jalan Raya Garut-Singaparna
11.08 : Menyusuri pinggiran kota Garut menuju arah Singaparna.
Menyusuri Pinggiran Kota Garut
11.14 : Mulai meninggalkan wilayah kota Garut dan mulai menjumpai kondisi jalan yg relatif sempit namun sensasi bus yg terus dipacu kenceng masih menjadi pemandangan yg cukup membuat jantung berdebar. Tak heran jika klakson bus ini terus-menerus terdengar seraya meminta kendaraan lain buat minggir saat bus ini lewat.
Meninggalkan Kota Garut
11.25 : Melintas Cilawu.
Melintas Cilawu
11.40 : Mampir istirahat di RM. Bu Imas di daerah Citeguh. RM nya berada di tepi sungai kecil yg jernih airnya sehingga gemercik suara aliran sungai menambah keasrian suasana RM ini yg kental dg nuansa pedesaan. Karena melihat menu makanan prasmanan yg disajikan di RM ini begitu menggoda, sya pun terpycu buat ikutan makan siang sekalian tapi ga gratis lho alias BDD (bayar dewe-dewe). Seporsi nasi, oseng bihun sayur jamur dan ayam bumbu rendang serta teh tawar dikenai harga 18rb. Cukup mahal memang tapi rasanya enak dan masih standar lah buat RM yg disinggahi oleh bus.
Istirahat di RM. Bu Imas 
Servis Makan BDD di RM. Bu Imas
11.50 : Usai santap siang yg istimewa ini lanjut shalat Dhuhur sekalian di sini selagi masih ada waktu jg.
12.00 : Bus kembali diberangkatkan. Sensasi suosss dan mosak-masik dari Karunia Bakti "Bahara" ini semakin ditunjukkan saat melewati jalur sempit yg meliuk-liuk dengan pemandangan hijau sungai di sebelah kiri dan sebelah kanan berupa tebing. Berasa kaya lewat lintas Barat Sumatera hehe...
Berangkat dari RM. Bu Imas
12.10 : Melintas Neglasari, Salawu.
Melintas Neglasari, Salawu
12.18 : Melintas pertigaan Warungpeuteuy dan menurunkan beberapa penumpang di sini. 
Melintas Warung Peuteuy
Video selengkapnya tentang aksi ngejoss Karunia Bakti "Bahara" saat melintas di jalur extrem Garut-Singaparna dapat dilihat DI SINI.

12.30 : Melintas Mangunreja artinya sebentar lagi akan memasuki wilayah Singaparna yg merupakan ibukota dari kabupaten Tasikmalaya.
Melintas Mangunreja
12.34 : Menuju terminal Singaparna via jalur alternatif bus yg tembus di belakang terminal Singaparna.
Menuju Terminal Singaparna
12.36 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Singaparna. Perjalanan KPR-Singaparna yg sya kira bisa menghabiskan waktu lebih dari 7 jam ternyata hanya ditempuh sekitar 5,5 jam saja termasuk berhenti makan tadi, sungguh perjalanan yg mengesankan.
Memasuki Terminal Singaparna
Tiba di Terminal Singaparna
Tiba di Terminal Singaparna
12.40 : Hunting sebentar di terminal Singaparna yg kebanyakan berisi bus Karunia Bakti yg sedang menunggu jam keberangkatan. Lanjut beristirahat dan camping di dekat pos dishub sambil menyaksikan hiruk pikuk suasana terminal sebelum melanjutkan etape berikutnya. Suasana terminal Singaparna ini cukup ramai walaupun dengan area yg tak terlalu besar. Di terminal ini hanya memiliki 4 shelter utama yaitu tujuan Sukabumi, Jakarta, Cikarang dan Bandung tetapi untuk tujuan Bandung hanya tersedia elf saja yg parkir di shelter tsb. Angkot dan elf berbagai tujuan sekitar Singaparna juga tak hentinya berlalu-lalang memasuki terminal maupun lewat di depan terminal ini.
Suasna Terminal Singaparna
Suasna Terminal Singaparna
Suasna Terminal Singaparna
Suasna Terminal Singaparna
Suasana Terminal Singaparna
13.10 : Jalan kaki keluar terminal menuju Masjid Besar Singaparna yg tak jauh dari terminal dan berada tepat di depan alun-alun Singaparna. Jadi, antara terminal, alun-alun dan masjid besar berada pada satu lingkungan yg berdekatan dan dilewati oleh angkot. Belum juga nyampe masjid malah disambut hujan deras yg membuat sya memilih menanti di emperan masjid hingga hujan agak reda untuk melanjutkan perjalanan menuju Tasik.
Alun-Alun Singaparna
Masjid Besar Singaparna
13.55 : Waktu yg udah hampir menunjukkan pukul 2 siang membuat sya harus bergegas meninggalkan Singaparna menuju Tasik walaupun masih hujan. Ada dua alternatif angkutan dari Singaparna menuju Tasik yaitu angkot dan elf. Sya memilih naik angkot warna putih saja yg dikenal dengan sebutan Gelebeg karena merupakan angkutan khas dari daerah Tasik ini. Armada yg digunakan pun bagus-bagus dan cenderung masih baru yg mayoritas mengusung Grand Max dan APV. Namun kali ini sya mengincar Gelebeg yg pakai armada APV karena seatnya menghadap ke depan semua dan lebih luas, berbeda dengan armada Grand Max yg seatnya menyamping.
Angkot Gelebeg
14.10 : Akhirnya dapat juga Gelebeg yg pake APV setelah cukup lama nungguin di depan masjid dan menghiraukan rayuan para elf dan gelebeg Grand Max yg datang silih berganti tiap 3 menitan ini. Lebih istimewanya lagi, sya merupakan satu-satunya penumpang gelebeg APV ini sehingga seat paling belakang sya kuasai sendirian hehehe...
Menuju Tasik Naik Gelebeg APV
14.20 : Selama perjalanan menuju Tasik ini hanya ada seorang embak2 saja yg naik selain sya namun itupun hanya meteran saja sehingga fix berasa nyewa mobil pribadi selebihnya. Faktor hujan yg tak kunjung reda dan jarak antar angkot gelebeg yg cukup rapat membuat penumpang yg naik gelebeg APV ini sangat sepi.
Perjalanan Menuju Tasik
14.50 : Alhamdulillah udah sampai di terminal Indihiang Tasik masih dengan suasana hujan yg cukup deras. Sekitar 40 menit waktu perjalanan dari Singaparna ke Tasik ini dengan kecepatan standar ala angkot. Suasana terminal Indihiang sore itu cukup sepi apalagi ditambah kondisi hujan seperti ini.
Suasana Terminal Indihiang
Suasana Terminal Indihiang
Suasana Terminal Indihiang
15.10 : Shalat Ashar berjamaah dulu di masjid terminal Indihiang ini.
15.30 : Menuju ke agen SR Tasik yg berada di bagian utara terminal jadi satu dengan deretan agen2 bus malam lainnya sehingga harus melewati lorong bawah terminal agar tidak kehujanan. Saat itu SR 7159 nampak lagi perpal di depan agen SR Tasik ini karena kampas rem yg bermasalah. Sya pun menghampiri mas Izay yg sebelumnya sudah sya WA untuk memesan tiket SR tujuan Jogja. Tiket SR Patas dari Tasik menuju Jogja ini dibanderol dengan tarif 100rb + 15rb buat servis makan di RM. Lestari nnti. Sebenarnya ditawari juga saat di WA kalau mau dapat hotseat dari terminal Tasik ini bisa saja tapi harus membayar tarif Bandung yaitu 130rb + 15rb buat servis makan sehingga sya memilih untung-untungan ajalah dapat hotseatnya daripada membayar lebih. Tiket sementara SR Patas ini ternyata keren juga dan layak buat dikoleksi namun syangnya nanti harus ditukar dengan karcis dari kondektur.
SR 7159 Perpal di Terminal Indihiang
Tiket Sementara SR Patas
16.36 : Setelah lebih dari 1 jam menunggu, akhirnya SR 7256 yg dinanti-nanti datang juga dan parkir sebentar di depan agen SR Tasik ini untuk menaikkan penumpang. SR 7256 dengan driver Papi Joko yg sudah tidak diragukan lagi kehandalannya ini mampu tiba di terminal Tasik 20 menit sebelum jam keberangkatnnya lagi. Sya pun buru2 masuk ke dalam bus berharap masih bisa mendapatkan hotseat, namun syangnya konsisi bus saat itu malah lumayan penuh penumpangnya yg mayoritas berisi Bonex yg langsung coret Surabaya dari Bandung sehingga terpaksa duduk di seat baris kedua yg masih ada kosongnya. Kesan pertama saat naik bus ini pada dasarnya sama seperti bus SR Patas lainnya namun terasa lebih eksklusif dengan konfigurasi seat 2-2 sejumlah 40 seats Aldilla dan dilengkapi selimut yg lebar di tiap seatnya serta toilet di belakang. Bedanya, SR Patas tujuan Bandung ini baik Jetbus 2 SHD maupun All New Legacy SR 2 HD Prime nya sama2 udah dilengkapi dg sekat yg menurut sya sangat mengganggu pandangan. Udah bertopi, dikasih sekat bonus sunscreen dan running text lagi lengkap sudah pemirsah.
SR 7256 Tiba di Terminal Indihiang
Onboard SR 7256
Jarak Antarseat SR 7256 yang Cukup Lega
16.40 : Sya kira bakalan langsung berangkat bus ini setelah mengambil penumpang di agen, ternyata masih ngetem dulu di shelter keberangkatan  hingga jam 17.00 sesuai jadwal.
Ngetem di Shelter Keberangkatan Terminal Indihiang
17.05 : Bus mulai diberangkatkan meninggalkan terminal Indihiang Tasik dengan kendali driver kedua  ex Budiman. Lepas terminal langsung terasa goyangan SR 7256 ini yg dikombinasikan dengan suspensi mentul-mentul yg sangat nyaman. Sya lebih memilih tarik selimut aja dan mencoba menikmati perjalanan ini walaupun ga bisa melihat suasana jalan dari hotseat.
Berangkat dari Terminal Indihiang
17.10 : Melintas Rancabango belok kiri menuju arah Ciamis via depan pool Budiman. Uniknya, SR 7256 ini sempat berhenti dan menaikkan beberapa penumpang tepat di depan pool Budiman ini kwkwkw. Lepas pool Budiman, kondektur mulai menarik karcis, membagikan air minum cleo dan membagikan kupon servis makan.
Melintas Rancabango
Kupon Servis Makan di RM. Lestari
17.30 : Melintas Cikoneng, tiba-tiba penumpang yg awalnya menempati seat yg sya tempati ini ternyata balik lagi dan menginginkan seatnya kembali. Dengan terpaksa sya pun harus pindah ke seat baris keempat yg terlihat masih kosong.
Melintas Cikoneng
17.45 : Melintas jalan raya Tasik-Ciamis terasa banget kalo bus ini lagi dipacu mosak-masik dengan kondisi jalan yg  tak terlalu lebar serta padatnya kendaraan. Goyangan demi goyangan saja yg dapat sya rasakan tanpa bisa melihat aksi dari SR 7256 ini sehingga membuat sya sempat tertidur dibuatnya zzzzzz...
Melintas Jalan Raya Tasik-Ciamis
18.26 : Memasuki terminal Banjar langsung menuju depan agen SR terminal Banjar. Cukup lama SR 7256 ini singgah di agen terminal Banjar karena selain menaikkan penumpang juga harus menaikkan paketan barang yg lumayan banyak. Akhirnya banyak penumpang yg turun dari bus dulu untuk sekedar melepas penat bahkan ada yg ngopi2 dulu sambil menunggu selesainya menaikkan paketan.
Suasana Terminal Banjar
Agen SR Terminal Banjar
18.54 : SR 7256 diberangkatkan kembali dan kali ini alhamdulillah udah diputerin musik dangdut yg setidaknya bisa menjadi hiburan bagi kaum yg gagal menikmati hotseat seperti sya ini. Kembali goyangan demi goyangan saja yg dapat sya rasakan saat meliuk-liuk di lintasan yg mulai berliku-liku lepas Banjar dan memasuki wilayah Jawa Tengah tanpa bisa melihat aksi dari SR 7256 ini sehingga membuat sesekali sya tertidur lagi dibuatnya zzzzzz...
Berangkat dari Terminal Banjar
19.20 : Melintas Wanareja.
19.40 : Melintas Majenang, penumpang mas-mas samping sya kemudian turun di sini dan digantikan oleh mbak-mbak yg naik dari daerah sekitar sini juga.
20.00 : Melintas Karang Pucung. Lepas Karang Pucung mulai ngejoss lagi meliuk-liuk di tanjakan, turunan dan tikungan yg extrem di wilayah Lumbir. Untung aja jalannya udah bagus dan lebar sekarang jadi tetap nyaman.
20.25 : Melintas Wangon.
21.00 : Melintas Sampang, alhamdulillah penumpang hotseat ternyata ada yg turun di sini dan sya pun tak mau melewatkan kesempatan buat berpindah ke seat 1B. Akhirnya bisa juga menikmati sisa-sisa perjalanan menuju Jogja yg tinggal separuhnya ini walaupun saat sya sudah bisa merasakan bangku hotseat malah turun hujan yg mengganggu pandangan ke depan.
Melintas Sampang
21.15 : Melintas Buntu mulai bertemu dengan pasukan bus malam Jakartanan via selatan seperti Maju Lancar, Murni Jaya, Rosalia Indah dan Sumber Alam.
Melintas Buntu
21.24 : Melintas Wijahan akhirnya Maju Lancar disco seri C berhasil digoyang kanan oleh SR 7256 setelah cukup lama ditempel terus sejak Buntu tadi.
Melintas Wijahan
21.30 : Melintas Sumpiuh via jalan utama dan berhasil mengasapi Murni Jaya dan Rosalia Indah.
MengOT Murni Jaya
MengOT Rosalia Indah
21.42 : Melintas Tambak.
Melintas Tambak
22.00 : Melintas Gombong.
Melintas Gombong
22.15 : Sesaat sebelum memasuki RM. Lestari harus terhadang oleh pintu perlintasan KA Karang Anyar karena ada KA yg mau permisi lewat.
Berhenti di Pintu Perlintasan KA Karang Anyar
22.20 : Memasuki RM. Lestari Karang Anyar untuk istirahat dan servis makan. Sudah ada beberapa bus malam yg telah memadati parkiran RM seperti PK Bandung-Blitar, Tunggal Daya Wonogiri-Sukabumi, Bandung Express, Rosalia Indah dll. Sya dan penumpang lain sempat bingung saat turun dari bus tentang dimana letak ruang servis makannya karena semua krunya udah pada duluan meninggalkan bus tanpa dikasih tahu dulu dan ditunjukkan letak ruang servis makannya. Apalagi ini adalah kali pertama sya buat servis makan di RM. Lestari iniSetelah bertanya pada petugas RM, barulah ketemu ruang servis makannya yg berada jadi satu dengan PK. Menu servis makan prasmanannya pun sama dengan PK yaitu nasi, sayur sop, mie goreng, sambal, ayam goreng, lalapan, krupuk dan teh hangat. Rasanya lumayan enak dan sepertinya servis makan SR ini menganut sistem corrr juga karena ga dijagain kok sama petugas RM nya dan ga ada tulisan "ambil satu potong saja" untuk ayamnya hihihihi. 
Servis Makan di RM. Lestari
Menu Servis Makan di RM. Lestari
22.30 : Usai makan malam yg cukup istimewa ini lanjut shalat jamak Magrib dan Isya dulu dilanjutkan hunting sebentar di sekitar RM. Lestari sambil menunggu bus diberangkatkan kembali. Ternyata ada beberapa penumpang yg akhirnya ga jadi ambil servis makan karena ga tahu letak ruang servis makannya, nah kan kejadian....
Menunggu Keberangkatan Bus
22.50 : Bus kembali diberangkatkan meninggalkan RM. Lestari dengan kendali papi Joko. Sensasi mosak-masik langsung disuguhkan oleh Papi Joko mengOT kendaraan di depannya satu per satu.
Berangkat dari RM. Lestari
23.00 : Melintas simpang lima Kebumen, SR 7256 ini memilih lurus via kota. Namun syangnya ga sepenuhnya via kota (alun-alun) melainkan masih via pinggiran kota yg menurut sya malah lebih lama daripada via lingkar Kebumen karena banyaknya bangjo.
Memasuki Kebumen
23.15 : Melintas pertigaan Kedung Bener Kebumen yg memisahkan antara jalur via lingkar Kebumen dan via kota Kebumen. Lepas Kebumen mulai terasa berat rasanya mata ini dan lebih banyak tidur di perjalanan.
Melintas Kedung Bener Kebumen
23.30 : Menurunkan penumpang di Prembun.
Menurunkan Penumpang di Prembun
23.55 : Memasuki lingkar selatan Purworejo.
Memasuki Lingkar Purworejo


HARI 3
00.43 : Bangun-bangun ga kerasa udah berhenti di SPBU Sedayu mengisi solar dulu. Baru pertama kali ini rasanya naik SR terus diajak nyolar juga, biasanya kan cuma mengisi solar di SPBU Krian milik sendiri saat pulang ke garasi.
Mengisi Solar di SPBU Sentolo
00.52 : Melintas Sedayu.
Melintas Sedayu
01.10 : Memasuki ringroad barat Jogja dan langsung dipacu dengan kencang sepanjang ringroad.
Memasuki Ringroad Barat Jogja
01.20 : Alhamdulillah tiba kembali di terminal Giwangan dengan catatan waktu yg cukup recomended dan masih bisa mengejar waktu buat parkir di shelter Patas Surabaya walaupun banyak berhentinya selama perjalanan tadi. Faktor ini menjadi salah satu yg dikeluhkan oleh penumpang yg menganggap bus ini terkesan lelet padahal kalo udah lari ya mungkin anggapan itu bisa langsung terbantahkan. Hal ini terjadi karena bus malam/patas dari Bandung tujuan Jawa pada umumnya jarang yg masuk Tasik dahulu (langsung via Cihaurbeuti) dan jarang pula yg harus masuk terminal Ciamis/Banjar. Selain itu, faktor tarif juga perlu dipertimbangkan karena rata-rata penumpang selalu membandingkan dengan operator bus lain dg trayek sejenis yg sudah ada. Beberapa analisa tsb sya simpulkan dari hasil ngobrol dengan beberapa penumpang yg baru pertama kali naik SR ini.
Tiba di Terminal Giwangan
01.30 : Ambil motor di parkiran lanjut meluncur balik ke kos.
01.50 : Alhamdulillah sampai di kos kembali dengan selamat dan saatnya melanjutkan mimpi indah yg tertunda hehe...Alhamdulillah juga rangkaian perjalanan touring kali ini berjalan dg lancar walaupun ada aja yg meleset dari KPS yg udah disusun sehingga kurang puas sebenarnya. Walaupun begitu, rasa penasaran sya buat melewati jalur Garut-Singaparna yg udah lama jadi angan2 di otak ini akhirnya terealisasi juga.

Akhir kata ...
Tungguin kisah-kisah perjalanan sya selanjutnya ya gan dan jangan bosen-bosen untuk tetap menjadi pembaca setia caper sya, syukur2 dapat saran dan kritik yg membangun. Terima kasih...^ ^.

Tarif :
Kampung Rambutan-Singaparna : 65k (Po. Karunia Bakti AC Ekonomi)
Singaparna-Tasik : 10k (Angkot Gelebeg)
Tasik-Jogja : 115k (Po. Sugeng Rahayu Cepat)

Berikut ini sisa-sisa tiket dan karcis bus dalam perjalanan ini...

9 comments:

  1. Pokoknya ditunggu touring yg lebih suuuooosss lagi bos....

    ReplyDelete
  2. Inilah yang menjadi kekurangan SR.kecepatan memang joss. Tapi Ngetem diterminalnya terlalu lama. Kalau bisa diperbaiki agar perjalanan tidak terkesan lama

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan ngetem mas, soalnya di KPS nya memang ada jamnya. Nek gak ada jamnya ya kasian crew, gak ada penumpang, premi sedikit. Beda dgn bis2 malam

      Delete
  3. tetep suosss lah..bolomu babon saiki kok ra tau tampil neh mas..lumayan lho dadi sponsor logistik...hehehe

    ReplyDelete
  4. Touring yg naik damri ponorogo tulungagung gk di angkat capernya?

    ReplyDelete
  5. cobain SSM yg "Sniper" bos arif,...

    denger2 juga lebih suuuoooosssss banget,..

    ReplyDelete
  6. Saya Naik dari Tasik Arah Bdg Dpt Hotseat 1c dan 1d

    ReplyDelete