Saturday, 23 December 2017

Touring Mengulang Asa Kembali Naik Damri Perintis Tulung Agung-Ponorogo

     Perjalanan kali ini dilakukan tanggal 5-7 Desember 2017 dengan tujuan ingin menikmati sensasi perjalanan melintasi jalur pegunungan yg terjal naik Damri Perintis Tulung Agung-Ponorogo yg belum kesampaian juga sejak dulu padahal sempat terlaksana KPS nya dulu namun harus gagal akibat jam mepet. Kalo dulu sya memilih berangkat dari Ponorogo dulu baru menuju Tulung Agung namun sekarang dibalik dari Tulung Agung dulu baru menuju Ponorogo dengan pertimbangan armada bus dari Braan menuju Tulung Agung lebih bisa diandalkan jam keberangkatannya tanpa harus diPHP kaya bus ponorogoan. Satu lagi yg pengen sekalian sya coba trayeknya dalam touring kali ini adalah rute Nganjuk-Bojonegoro yg hanya dilayani oleh bus medium Sang Engon dan itupun ga bisa diprediksi jam keberangkatannya. Jadi untuk yg satu ini sifatnya opsional saja ya nanti tergantung keadaan lapangan.
    Rasa penasaran untuk mencoba servis makan prasmanan di RM. Charis Indah juga membuat sya sekalian mengagendakan pula untuk naik bus patas Sugeng Rahayu karena kebetulan juga sekarang Sugeng Rahayu Patas udah bisa dipesan via aplikasi Redbus sehingga bisa meminimalisir biaya perjalanan karena GRATIS hehe... SR 7122 tujuan akhir Semarang ini menjadi pilihan sya karena disesuaikan dengan rencana KPS yg diperkirakan sampai terminal bungurasih lagi sekitar pukul 8 malam.  Kalo teman2 pengen seperti sya juga bisa naik bus yg diinginkan secara GRATIS dapat dimulai dengan cara instal aplikasi Redbus di HP teman2 dengan menggunakan kode referensi RED0X1C17D7 saat login nantinya (Promosi=berbagi ilmu itu indah hehe), langsung deh nanti dapat bonus 80rb buat modal awal biar nanti bisa mencapai poin sesuai yg ditargetkan teman2 sendiri.
Jadi secara singkat KPS untuk touring kali ini yaitu Jogja-Solo-Braan-Tulung Agung-Ponorogo-Nganjuk-Surabaya-Solo-Jogja. Bagaimana cerita lengkapnya mari kita simak berikut ini... Check it out...


HARI 1
21.20 : Menuju Janti diantar sama abang Grab untuk menunggu bus tujuan Solo. Rencana sih pengen naik Mira 7213, semoga aja pas jatah mas Supri yg bawa hoho...
21.35 : Sesaat setelah sampai di Janti, datanglah SS 7205 namun sya hanya membiarkannya lewat di depan sya dan berlalu begitu saja.
21.43 : Alhamdulillah datang juga Mira 7213 body Inspiro ini dan sya pun langsung naik dan kebetulan penumpangnya lagi sepi sehingga masih terdapat banyak hotseat yg tersisa. Namun syang sekali bukan mas Supri ternyata driver yg bawa Mira 7213 saat itu. Lanjut Mira 7213 ngetem dulu beberapa menit di halte Janti ini.
Ngetem di Janti
21.46 : Saat akan diberangkatkan, tiba-tiba mas Supri naik ke dalam bus dan mengambil alih kemudi. Wow...beruntung sekali ternyata masih jatahnya mas Supri saat itu dan driver yg tadi ternyata adalah kernetnya yg membawa bus dari terminal Giwangan ke Janti ini saja hehe... Style mosak-masik pun diperlihatkan sepanjang jalan jogja-solo yg kala itu lumayan padat dengan kendaraan. Suara mesin Hino Ak8 bus ini alusss pisan dan terasa enteng ditambah cara bawa mas Supri juga alusss dan josss tentunya. Seperti biasa yg ga nyaman itu adalah seat bawaan karoseri tentrem yg super sempit n tegak.
Driver Mira 7213, Mas Supri
21.50 : Lepas Maguwo udah kejar-kejaran sama Eka 7816 untuk berebut nyari penumpang karena klo malam gini entah ATB maupun Patas sama2 suka nyeser penumpang hingga lepas Prambanan. Eka 7816 tak dapat berkutik saat Mira 7213 mengejarnya dan dapat dengan mudah digoyang kanan oleh saudaranya ini.
Mengejar Eka 7816
22.00 : Lepas Prambanan, bus langsung dipacu kenceng dan mosak-masik. Tarikan bus yg terasa ringan membuat Mira 7213 ini cukup mudah meliuk-liuk di tengah keramaian kendaraan.
Melintas Prambanan
22.12 : Memasuki bypass Klaten langsung goyang kanan mendahului kendaraan2 yg berjalan pelan di jalurnya.
Memasuki Bypas Klaten
22.15 : Memasuki terminal Klaten untuk sekedar absen jumlah penumpang sama Pak Dishub kemudian digeber lagi keluar terminal.
Memasuki Terminal Klaten
22.17 : Lepas terminal Klaten langsung menggoyang kendaraan yg lagi antri di bangjo karena kebetulan saat Mira 7213 melintas, lampu merah sudah berganti warna menjadi hijau. Tak berhenti sampai di sini, aksi goyang kanan Mira 7213 masih berlanjut hingga palang KA sebelum Polres Klaten yg tentunya sukses membuat dag dig dug jantung para penumpangnya.
Goyang Kanan Lepas Terminal Klaten
Goyang Kanan Lepas Terminal Klaten
22.20 : RPM mesin berangsur naik tatkala melihat Rosin NL 354 yg lagi bergeal-geol selepas palang KA dekat Polres Klaten. Upaya pengejaran Rosin tsb pun dilakukan dari mencoba menyeset kiri di bangjo hingga akhirnya berhasil digoyang kanan sebelum pertigaan Masjid Besar Klaten. 
Mengejar Rosin NL 354
Menggoyang Kanan Rosin NL 354
22.35 : Melintas Delanggu.
Melintas Delanggu
22.44 : Melintas Kartosuro. RPM mesin terasa tak kunjung mereda malah semakin menjadi-jadi hingga memasuki terminal Tirtonadi dengan terus meliuk-liuk di keramaian jalanan malam itu.
Melintas Kartosuro
23.00 : Alhamdulillah sampai di Terminal Tirtonadi langsung diparkirkan di belakang shelter yg masih ditempati SS 7205. Walaupun udah berganti batangan dan jam Solo Timurnya ga mluntir lagi, ternyata sensasi suossnya mas Supri masih tetap terasa. Terpycu sebenarnya lanjut naik Mira 7213 untuk etape berikutnya menuju Braan tetapi karena udah rencana naik Mira 7215 nya mas Agus jadi keinginan tsb ditunda dulu untuk saat ini. Lanjut menuju toilet dulu sembari menunggu kedatangan Mira 7215.
Mira 7213 di Terminal Tirtonadi
23.10 : Saat kembali ke shelter keberangkatan, terlihat SR 9796 dengan body discovery ini udah terparkir rapi di belakang shelter kemudian disusul oleh SR 9799 yg baru datang dan langsung menuju shelter keberangkatan menggantikan posisi Mira 7213. Nah loh, kagak biasanya SR 9796 secepat ini larinya hingga bisa lebih dulu datang daripada SR 9799, padahal harusnya ada Mira 7215 dulu di belakang SR 9799 tetapi kok malah langsung SR 9796. Tanda tanya besar di kepala saya siapakah artis dibalik SR 9796 ini yg sekaligus meruntuhkan harapan sya untuk naik Mira 7215 karena ternyata busnya perpal. Setelah ditelusuri, ternyata Pak Ridwan lah dalang dibalik suosssnya SR 9796 ini. Tanpa pikir panjang, SR 9796 menjadi pilihan hati sya untuk melanjutkan perjalanan menuju Braan.
SR 9796 di Terminal Tirtonadi
23.23 : SR 9796 mulai diparkirkan menuju shelter setelah SR 9799 diberangkatkan.
SR 9796 Parkir Shelter
23.35 : Setelah sekitar 10 menit lebih parkir di shelter, SR 9796 pun akhirnya diberangkatkan. Sejak lepas dari Tirtonadi ini, pak Ridwan udah berambisi untuk mengejar SR 9799 dan SS 7205. Deru suara mesin Hino AK 8 dari SR 9796 yg terasa sangat halus dan enteng ditambah pembawaan dari pak Ridwan yg suosss nampaknya hal tsb bukan hal yg mustahil dilakukan jika tak ada kendala macet.
Berangkat dari Terminal Tirtonadi
23.48 : Melintas Kebak Kramat berhasil menyeset kiri SR Patas 7117 dan seketika langsung melesat dengan kencang di jalanan yg cukup sepi malam itu. SR 7117 tak hanya pasrah begitu saja namun terus mengekor SR 9796 dari belakang.
Menyeset Kiri SR 7117


HARI 2
00.00 : Melintas Masaran.
Melintas Masaran
00.05 : Melintas Pungkruk lanjut belok kiri melewati ringroad Sragen. 
Melintas Pungkruk
00.14 : Melintas Pilangsari, kembali menunjukkan aksi mosak-masiknya bergoyang kanan hingga Paldaplang. SR 7117 masih terlihat terus membuntuti SR 9796 yg lagi bergoyang kanan namun tak lupa secara sportif SR 9796 selalu mencarikan jalan bagi SR 7117 di belakangnya saat goyang kanan.
Melintas Pilangsari
00.20 : Melintas Sambung Macan bertemu dengan Harapan Jaya SDD yg lumayan juga ternyata larinya dan baru bisa diseset kiri sebelum memasuki perbatasan Jateng-Jatim.
Mengejar Harapan Jaya SDD
00.26 : Memasuki Mantingan, usaha SR 9796 buat mengejar SR 9799 nampaknya membuahkan hasil saat mendapati SR 9799 yg baru saja beranjak dari sini. Tak butuh waktu lama, SR 9799 pun langsung digoyang kanan dengan sadis oleh SR 9796 ini yg diteruskan oleh SR 7117 di belakangnya kemudian lari ngacir dengan kencangnya. 
Mengejar SR 9799
MengOT SR 9799
00.30 : Memasuki kawasan alas Mantingan, kembali aksi goyang kanan mulai ditunjukkan di lintasan meliuk-liuk sepanjang alas Mantingan ini. SR 7117 tak nampak lagi menempel di belakang SR 9796 karena sempat terjebak sistem buka tutup perbaikan jalan di dekat Gontor Putri tadi sedangkan SR 9796 berhasil lolos akibat kengeyelannya hehe...
Memasuki Alas Mantingan
00.34 : Melintas Gendingan langsung ngejoss lagi karena ga berhenti buat menaik-turunkan penumpang.
Melintas Gendingan
00.37 : Melintas alas Banjarejo, bus masih terus digeber mosak-masik hingga memasuki Ngawi. Beberapa bus parwis dan kendaraan kecil digoyang kanan semuanya sepanjang alas Banjarejo ini.
Memasuki Alas Banjarejo
01.00 : Memasuki dan muterin terminal Kertonegoro Ngawi dulu yg sepi ini walaupun udah malem kaya gini. Lepas terminal memutuskan belok kanan via kota Ngawi yg bakalan tetap tembus di Ngawi Lama.
Memasuki Terminal Ngawi
Lepas Terminal Ngawi
01.07 : Melintas Ngawi Lama langsung ngejoss menuju arah Maospati.
Melintas Ngawi Lama
01.11 : Sepanjang jalur Ngawi-Maospati ini bus dipacu kenceng terus dengan harapan bisa mengejar SS 7205. Jalan yg lurus dan sepi membuat bus ini mampu digeber tak pernah kurang dari 100 kpj jika dipantau di aplikasi Ulysse Speedometer dengan kecepatan maksimum 117 kpj padahal klo lihat di speedometernya asli cuma 100 kpj lebih dikit kwkwkw...
Melintas jalur Ngawi-Maospati
01.16 : Melintas Glodok, usaha pak Ridwan menggeber SR 9796 ini ternyata membuahkan hasil kembali saat SS 7205 udah nampak hilalnya lagi melaju kalem2 saja. Uniknya, SR 9796 ini sempat mematikan lampu depannya saat mendekati SS 7205 dan menyalakannya lagi tepat saat menggoyang kanan SS 7205 
MengOT SS 7205
01.20 : Melintas Maospati hanya menaik-turunkan penumpang di depan terminal sebentar lanjut digeber lagi menuju Madiun.
Melintas Maospati
01.26 : Memasuki Ringroad Madiun.
Memasuki Ringroad Madiun
01.32 : Sesaat sebelum memasuki terminal Madiun terlihat Mira 7213 baru beranjak meninggalkan Madiun menuju Surabaya. SR 9796 hanya menurunkan penumpang saja kemudian langsung keluar lagi dan menyundul SR 7802 yg lagi asyik camping di luar terminal ini. Melihat kedatangan SR 9796 ini, SR 7802 pun segera bergegas berangkat kembali menuju Surabaya.
Memasuki Terminal Madiun
01.35 : Saatnya SR 9796 yg gantian camping di sini sekitar hampir 15 menit. Para krunya pada beristirahat, ngopi-ngopi sekalian ngetem menunggu para calon penumpangnya. Tak lama kemudian SS 7205 nampak melintas bablas aja melintas menuju Surabaya tanpa mampir camping di tempat ini juga.
Istirahat di Depan Terminal Madiun
01.47 : Bus kembali diberangkatkan meninggalkan Madiun dan masih dibawa kalem-kalem saja hingga Balerejo. Barulah lepas Balerejo kembali digeber buat mengejar poin Nganjuk saat mendapat info jika Mira 7829 udah hampir memasuki Madiun dan berhasil mengasapi SS 7016 dan SR 9799.
Meninggalkan Madiun
02.03 : Melintas  Caruban.
Melintas Caruban
02.11 : Mulai meliuk-liuk di kawasan alas Saradan. Selain di alas Mantingan dan Banjarejo, alas Saradan juga tak kalah menguji skill driver buat mosak masik di lintasan yg meliuk2 naik turun.
Memasuki Saradan
02.25 : Melintas kawasan Wilangan hingga Guyangan terpantau lalu lintas arah Surabaya cukup padat hingga sempat macet yg memaksa SR 9796 nekat melakukan aksi goyang kanan di jalur yg cukup sempit ini. SR 7157 yg ikut dalam antrian kemacetan pun tak luput dari goyangan SR 9796. Sya yg berada di dalam bus ini hanya bisa merem melek melihat aksi mendebarkan ini sambil terus berdoa aja deh semoga selamat sampai tujuan hehe...
Goyang Kanan di Wilangan
Goyang Kanan di Guyangan
02.42 : Memasuki Terminal Nganjuk ngetem sebentar di sini padahal awalnya mau bablas aja ga masuk terminal, eh malah masuk juga gara2 ga ada bus yg ngetem di dalam terminal.
Memasuki Terminal Nganjuk
03.00 : Sepanjang jalur Nganjuk-Braan ini, SR 9796 kembali menunjukkan aksi mosak-masiknya. SS 7205 sempat tercyduck lagi ngetem di dekat pasar Baron saat SR 9796 melaju dengan kencangnya.
Melintas Jalur Nganjuk-Braan
03.18 : Alhamdulillah tiba juga di Braan, Kertosono walaupun sedikit mundur dari perkiraan sya yaitu sekitar jam 3 kurang. Saat itu tak biasanya belum ada hilalnya bus Harapan Jaya ataupun Pelita Indah yg terparkir di depan halte Braan. Hal ini tentunya membuat kepanikan tersendiri buat sya yg harus mengejar jam keberangkatan Damri Ponorogo dari Tulung Agung sekitar jam 7 pagi.
Tiba di Braan, Kertosono
03.40 : Setelah menunggu harapan palsu akhirnya datang juga Harapan Jaya 7850 dengan body New Proteus. Para penumpang yg udah lama nungguin bus ini pun langsung pada berebut masuk ke dalam bus, termasuk sya karena inilah sensasinya naik bus bumel arah Tulung Agung di pagi hari kaya gini pasti penumpangnya selalu moyong2 hingga upacara. Untung aja masih dapat seat walaupun ga hotseat.
Onboard Harapan Jaya 7850
04.05 : Akhirnya bus diberangkatkan dg kondisi penumpang full menyusuri jalanan menuju kediri dg santai (Biasalah kalo jam2 subuh kaya gini bus arah Tulung Agung ga ada yg cepet). Niat hati pengen langsung turun Tulung Agung namun karena harus Shalat Subuh dulu jadinya sya memutuskan turun di Kediri saja.
04.20 : Melintas Papar, barulah bus mulai dipacu lebih kenceng namun harus bersabar lagi karena mendapati kenyataan dapat bonus tetesan air AC yg bocor padahal pengen memanfaatkan waktu ini buat tidur dulu biar bisa melek entar saat naik Damri huuufffttt jadi basah semua jadinya bagian belakang jaket sya.
04.40 : Melintas Semampir yg menandakan sebentar lagi udah hampi tiba di kota Kediri.
05.00 : Alhamdulillah sampai di perempatan alun-alun Kediri. Sya pun bergegas menuju mushola SPBU dekat halte alun-alun ini untuk Shalat Subuh dulu. Berharap bus Harapan jaya yg sya naiki ini ngetem lama di sini agar setelah Subuhan bisa lanjut naik bus ini lagi namun syangnya bus ini hanya menaik-turunkan penumpang sebentar dan langsung tancap gas menuju Tulung Agung.
Tiba di Perempatan Alun-Alun Kediri
05.15 : Kembali menunggu bus arah Tulung Agung di halte alun-alun. Deg-degan campur panik itu pasti karena sya harus mendapatkan bus sebelum jam 6 pagi agar bisa sampai di Tulung Agung sebelum jam 7 pagi sedangkan yg sya andalkan untuk menuju Tulung Agung kali ini adalah bus Pelita Indah odong-odong yg biasanya lewat sini sekitar pukul setengah 6. Kalo busnya perpal ya wassalam lagi deh KPS nya.
Menunggu Bus di Halte Alun-Alun
05.48 : Akhirnya datang juga bus Pelita Indah odong2 berbody comfort lawas ini sebagai bus penyelamat KPS sya saat ini walaupun ga dapat hotseat lagi. Bus langsung diberangkatkan tanpa ngetem lagi karena bus ini ternyata memang menjadi andalan bagi para warga kediri yg mau berangkat kerja ke sekitaran Tulung Agung.
Onboard Pelita Indah Odong-Odong
06.00 : Lepas Ngadiluwih, bus makin dipacu mosak-masik dengan ciri khas suara worrr worrr dari Hino Ak3HR yg diusungnya. Ora banter ora silir klo naik bus non AC kya gini.
06.10 : Melintas Keras.
06.20 : Memasuki kota Tulung Agung mulai ramai dengan hiruk pikuk anak-anak sekolah maupun karyawan yg berangkat kerja, tetapi sya malah berangkat touring muehehehe...
Memasuki Kota Tulung Agung
06.38 : Alhamdulillah sampai terminal gayatri, Tulung Agung dan diturunkan di tempat penurunan penumpang karena bus bakalan langsung menuju Trenggalek. Sya pun langsung turun dan berlari menuju shelter terminal.
Tiba di Terminal Gayatri, Tulung Agung
Tiba di Terminal Gayatri, Tulung Agung
06.40 : Alhamdulillah lega rasanya saat melihat penampakan Damri Perintis tujuan Tulung Agung-Ponorogo dengan body neptune dan nomor lambung 6232 ini masih terparkir rapi di shelter keberangkatan ujung sendiri. Bus ini udah dilengkapi AC dan memiliki konfigurasi seat 2-1 dengan jumlah seat sebanyak 19 seats. Sayangnya, hotseat sebelah kiri dengan single seat udah ditempati oleh penumpang yg lain sehingga terpaksa harus menempati hotseat sebelah kanan yg untungnya masih tersisa buat sya seorang. Karena jam keberangkatan masih lumayan lama, sya manfaatkan buat sarapan dulu dengan membeli nasi bungkus khas terminal Tulung Agung ini yg murah meriah cuma 5rb an (dulu malah 4rb an).
Damri Perintis Tulung Agung-Ponorogo
Damri Perintis Tulung Agung-Ponorogo
Video interior bus Damri Perintis serta perjalanan awal dari Tulung Agung menuju Ponorogo ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

06.55 : Bus medium dengan mesin mitsubishi canter ini mulai diberangkatkan dari terminal Gayatri Tulung Agung, lebih cepat 5 menit dari jadwal yg seharusnya pukul 7 pagi dengan hanya membawa 4 penumpang saja. Sebelumnya, sang driver yg juga berperan ganda sebagai kondektur ini sudah mengkarcisi terlebih dahulu pada penumpang yg sudah naik di dalam bus. Hanya 15rb saja tarif yg dibebankan pada penumpang untuk perjalanan dari Tulung Agung menuju Ponorogo via Pager Wojo ini yg tentunya jauh lebih murah jika dibandingkan melewati rute biasa via kota Trenggalek. Seat dan legroomnya juga ga menyiksa para badan besar karena cukup luas dan nyaman.
Legroom Damri Perintis
Berangkat dari Tulung Agung
07.07 : Melintas pasar Ngemplak Tulung Agung. Sepanjang jalan yg dilewati bus Damri ini udah lumayan banyak calon penumpang yg bersiap menunggu kedatangan bus ini walaupun mayoritas meteran saja karena jadwal keberangkatan bus yg masih terbatas hanya dua kali setiap harinya yaitu pukul 07.00 dan 12.30 baik dari Tulung Agung maupun Ponorogo.
Melintas Pasar Ngemplak
07.12 : Melintas perempatan Kalangbret mengambil arah lurus menuju  arah Pager Wojo sedangkan klo belok kiri menuju arah kota Trenggalek via Durenan. Suasana akrab antara penumpang dan driver memang sangat terasa saat naik bus ini karena mayoritas penumpang yg naik Damri ini adalah penumpang langganan dari daerah pedesaan yg dilalui trayek Damri ini.
Melintas Perempatan Kalangbret
07.17 : Melintasi jalanan yg mulai menanjak dan menyempit dengan pemandangan hijau yg bisa kita nikmati di samping kanan kirinya. 
Melintas Jalanan yang Mulai Menanjak
07.26 : Memasuki wilayah Pager Wojo tepatnya pertigaan waduk Wonorejo. Bagi yg ingin menuju Waduk Wonorejo bisa turun di pertigaan ini dan mengambil arah kiri karena bus akan berbelok ke kanan melanjutkan perjalanan.
Melintas Pager Wojo
07.40 : Masih melintasi wilayah Pager Wojo dengan kondisi jalan yg semakin meliuk-liuk menanjak dan cukup sempit untuk berpapasan dengan kendaraan lain. Bagi yg ga biasa naik bus apalagi melewati jalan yg berliku-liku mungkin bisa saja mabok darat akibat manufer-manufer yg dilakukan driver Damri ini muehehehe...
Melintas Pager Wojo
Pemandangan Jalan Pager Wojo
07.53 : Melintasi kawasan hutan Pinus masih di wilayah Pager Wojo.
Melintasi Kawasan Hutan Pinus Pager Wojo
08.10 : Memasuki Kabupaten Trenggalek tepatnya wilayah Bendungan. Terasa banget perbedaan kondisi jalan saat memasuki Kabupaten Trenggalek yg harus diawali dengan melintasi jalanan yg rusak walaupun ada juga yg udah mulai diilakukan perbaikan jalan.
Memasuki Wilayah Bendungan, Trenggalek
Memasuki Wilayah Bendungan, Trenggalek
Memasuki Wilayah Bendungan, Trenggalek
08.20 : Melintas Dompyong, kembali ada penumpang yg naik dari sini. Ada juga yg naik dari pasar Dompyong yg kala itu lagi ramai pasaran sampe-sampe agak kesulitan bus Damri ini saat akan melintas.
Melintas Dompyong
Melintas Pasar Dompyong
08.24 : Lepas pasar Dompyong lanjut melintasi jalanan menanjak yg baru aja diaspal dan masih nampak kinyis-kinyis, bagaikan nemu air di padang gurun rasanya hehe... Kata driver Damri ini memang nanti bakalan ada rencana berkala buat proyek perbaikan jalan sepanjang jalur Ponorogo-Tulung Agung yg telah dilewati Damri perintis ini.
Melintas Jalan yang Mulus Wilayah Dompyong
Melintas Jalan yang Mulus Wilayah Dompyong
08.30 : Kress dengan Damri Perintis dari arah Ponorogo dan kedua bus ini berhenti sebentar dengan posisi saling berhadapan. Driver dari kedua bus ini pun pada keluar sebentar dari bus dan saling menyapa kemudian melanjutkan perjalanan kembali.
Kres dengan Damri Perintis dari Arah Ponorogo
08.34 : Memasuki perbatasan Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo yg bisa dibedakan dari jalan yg dilalui. Saat memasuki Kabupaten Ponorogo, jalan yg dilalui ini langsung berubah 180 derajat dengan kondisi jalan yg lebih rusak dan lebih sempit dari jalan yg telah dilalui sebelumnya sehingga untuk dua kendaraan besar yg akan saling berpapasan haruslah mengalah salah satunya. Oleh karena itu, Damri Perintis dari Tulung Agung ini harus diusahakan bertemu dengan Damri Perintis dari Ponorogo sebelum memasuki jalan ini.
Memasuki Kabupaten Ponorogo
08.38 : Melintas turunan Jurug yg cukup curam dan terjal sebagai awal memasuki wilayah Sooko, Ponorogo ini. Pemandangan hutan pinus dan sungai jernih yg mengalir di  samping jalan menjadi pesona tersendiri saat melewati wilayah ini. Salut banget sama driver damri perintis ini yg berani mengabdikan dirinya buat mengantarkan penumpang melewati jalur yg extrem dan penuh resiko seperti ini. Penumpang yg berasal dari wilayah ini pun cukup antusias dengan adanya Damri perintis ini terbukti dengan adanya beberapa penumpang yg naik dan turun di sekitar sini.
Melintas Turunan Jurug
08.50 : Melintas Sooko. Mulai nampak aktivitas keramaian di wilayah ini dan angkutan L300 tujuan Ponorogo-Sooko juga mulai mudah ditemui di sekitar sini. Namun, penumpang cenderung lebih memilih naik Damri perintis ini karena faktor tarif yg lebih murah.
Melintas Sooko
09.10 : Melintas Pulung mulai ada lagi beberapa penumpang lagi yg naik dari sini.
Melintas Pulung
09.20 : Melintas Sugihan.
Melintas Sugihan
09.28 : Melintas Paringan akan mulai menjumpai jalanan yg lagi dalam proses pembetonan sebagai upaya perbaikan jalan yg tergolong udah rusak dimana-mana.
Melintas Paringan
09.44 : Melintas pertigaan Jenangan mengambil arah kiri menuju arah terminal Ponorogo. Sepanjang jalan ini, bus mulai dipacu lebih kencang karena kondisi jalan yg mulus dan lurus.
Melintas Jenangan
09.50 : Melintas pertigaan Sewelut lanjut belok kanan terus belok kiri menuju arah terminal Ponorogo. Cukup banyak penumpang yg turun di sini karena jalur ini merupakan jalur yg biasa dilewati oleh bus tujuan Pacitan/Trenggalek selepas dari terminal Ponorogo sehingga penumpang yg ingin melanjutkan perjalanan ke arah Pacitanbisa turun di sini untuk menunggu bus dari terminal.
Melintas Pertigaan Sewelut
09.55 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Seloaji Ponorogo yang baru. Tepat 3 jam waktu yg dibutuhkan untuk perjalanan  dari Tulung Agung menuju Ponorogo via Pager Wojo ini, menyusuri trek perjalanan yg terjal, menantang dan penuh kejutan di setiap jalur yg dilalui. Trayek ini menurut sya terbukti jauh lebih cepat serta menghemat waktu dan biaya jika dibandingkan harus melewati kota Trenggalek.
Tiba di Terminal Seloaji Ponorogo
Video perjalanan akhir dari Damri Perintis tujuan Tulung Agung-Ponorogo ini selengkapnya dapat dilihat DI SINI.

10.00 : Ini adalah pertama kalinya sya mendarat di terminal Seloaji Ponorogo yg baru ini setelah sebelumnya pernah juga mampir terminal ini saat masih belum direlokasi seperti saat ini. Bangunan terminal yg lama pun masih nampak berdiri persis di samping terminal baru ini dan masih dipakai sebagai tempat parkir bus malam seperti Agra Mas dan Sudiro Tungga Jaya. Kebetulan saat itu memang bertepatan dengan waktu keberangkatan bus-bus malam Jakarta sehingga momen ini pun sya manfaatkan untuk hunting sebentar sebelum melanjutkan etape berikutnya.
Suasana Terminal Seloaji Ponorogo
Suasana Terminal Seloaji Ponorogo
Suasana Terminal Seloaji Ponorogo
Suasana Terminal Seloaji Ponorogo
Suasana Terminal Seloaji Ponorogo
Video formasi lengkap dari armada Kramat Djati team Ponorogo ini dapat dilihat DI SINI.

10.05 : Menuju shelter Surabaya ekonomi ternyata saat itu tak ada penampakan bus Jaya maupun Restu Panda yg biasa mengisi shelter sehingga udah nampak banyak penumpang yg pada duduk termenung menunggu kehadiran bus tsb. Padahal jam segini biasanya jamnya Restu Panda "Jaran Goyang" dan "New Tornado". Hal yg berbeda justru terlihat pada shelter Surabaya patas yg saat itu diisi oleh si beruang kutub Cendana dan selanjutnya Jaya Putih.
Penampakan Shelter Surabaya Ekonomi
10.56 : Restu Panda "Idola" dengan body Jetbus HD ini nampak mulai bersiap mengisi shelter keberangkatan Surabaya yg udah lama kosong mlompong akibat banyaknya bus Restu Panda yg perpal. Para penumpang yg udah lama menunggu pun mulai beranjak dari tempat duduknya untuk bersiap rebutan masuk ke dalam bus ini, termasuk sya yg pastinya ga mau melewatkan perebutan kursi hotseat ini. Untung aja saat bus diparkirkan masih kebagian hotseat sebelah kiri karena seketika seluruh seat yg tersedia langsung habis tak tersisa walaupun kondisi bus ini kurang terawat interiornya.
Restu Panda "Idola"
Onboard Restu Panda "Idola"
11.05 : Bus bermesin Hino AK8 ini mulai diberangkatkan secara perlahan meninggalkan shelter terminal Seloaji Ponorogo dengan kondisi penumpang yg fullseat. Lepas Ponorogo, bus hanya dipacu kalem-kalem saja oleh drivernya tanpa ada inisiatif buat membejek gas lebih dalam padahal penumpang jg udah full.
Berangkat dari Terminal Ponorogo
11.15 : Melintas Mlilir dan mulai memasuki perbatasan Kabupaten Ponorogo dan Madiun. Penumpang yg menunggu di sepanjang jalan Ponorogo-Madiun menambah daftar manifest penumpang upacara dalam bus ini.
Melintas Mlilir
11.20 : Melintas Dolopo.
Melintas Dolopo
11.30 : Melintas Uteran.
Melintas Uteran
11.40 : Melintas Te'an lanjut melewati pinggiran kota Madiun menuju arah ringroad Madiun. Inilah yg membedakan jalur Ponorogo-Surabaya yg terasa lebih jauh dan lebih lama dari jalur Surabaya-Ponorogo karena harus memutar dulu via ringroad Madiun.
Melintas Te'an
11.52 : Memasuki ringroad Madiun dan langsung belok kiri di akhir ringroad menuju arah Surabaya karena mayoritas bus Ponorogo-Surabaya jarang banget yg masuk ke terminal Madiun dulu kalo ga kepaksa nyeser penumpang. Lepas madiun ini barulah bus mulai dipacu sedikit lebih kencang.
Memasuki Ringroad Madiun
12.18 : Memasuki Caruban dan harus memutar melewati jalur bus.
Melintas Caruban
12.36 : Melintas Saradan mulai menunjukkan aksi Restu Panda yg sebenarnya. Lintasan sempit dan meliuk-liuk dengan mudah ditaklukkan oleh bus ini dan tak segan-segan goyangan demi goyangan juga disuguhkan. Saat melewati palang KA Saradan yg sedang ditutup dan berakibat panjangnya antrian kendaraan, bus ini memutuskan mlipir kiri pol agar bisa mencapai posisi terdepan sehingga bisa langsung ngacir saat palang KA dibuka.
Melintas Saradan
Melintas Saradan
12.46 : Melintas Wilangan masih terus mosak-masik.
Melintas Wilangan
12.58 : Sebelum memasuki Nganjuk harus dihadapkan dulu dengan kemacetan yg cukup panjang di kawasan Guyangan gara-gara adanya bangjo saja. Terlihat SR 7742 yg mulai tak sabar mengantri di jalan yg benar mulai risau untuk goyang kanan dengan PD nya di sela-sela kemacetan. Restu Panda "Idola" ini pun tak mencoba untuk ikutan goyang kana dan tetap stay di jalan yg benar hingga lepas bangjo.
Macet di Guyangan
13.10 : Alhamdulillah sampai juga di terminal Nganjuk lagi walaupun hanya diturunkan di luar terminal karena bus ga masuk terminal dan langsung belok kiri melewati ringroad Nganjuk. Lanjut menuju mushola di pom depan terminal nganjuk untuk shalat Dhuhur biar adem pikirannya.
13.30 : Kembali ke terminal ternyata belum juga ada bus Sang Engon berikutnya di shelter tujuan Bojonegoro. Gini amat ya rasanya kalo mau naik bus yg udah termasuk langka di trayeknya padahal kalo lagi ga pengen naik pasti ada aja busnya. Mungkin klo Restu Panda angkatan jam 10an tadi diisi bakalan bisa ngejar bus Sang Engon yg baru aja beranjak meninggalkan terminal hmmm.
Menunggu di Terminal Nganjuk
14.00 : Waktu udah menunjukkan pukul 2 dan belum juga terlihat hilalnya bus tujuan Bojonegoro tsb, berarti fix ga jadi via Bojonegoro dan langsung Surabaya saja. Namun sebelum lanjut ke the next trip, sya sekalianmenunggu ashar terlebih dahulu sambil melepas penat dengan melihat bus yg berlalu lalang memasuki terminal (karena jam e dowo bos soale hihihi). 
15.00 : Shalat Ashar dulu di mushola terminal Nganjuk.
15.20 : Kembali menunggu bus di shelter tujuan Surabaya yg saat itu belum ada penampakan bus yg mengisi. Sekalinya datang pasti udah moyong-moyong penumpangnya. Tiba-tiba datanglah sesosok pemain Ponorogo-Surabaya yg mulai jarang menghiasi jalanan Ponorogo yaitu Akas Green 7395. Entah kenapa saat itu sya yg awalnya antusias buat naik tetapi malah ga jadi naik akibat hotseatnya udah kelihatan penuh sehingga sya melewatkannya begitu saja.
Akas Green 7395
16.05 : Datanglah si Beruang Kutub Cendana memasuki terminal Nganjuk setelah mengabaikan SR 7211, Mira 7229 dan Mira 7325 yg udah full moyong2. Sempet terpycu buat naik bus ini karena melihat papan bertuliskan "Tarip Biasa" di kaca depannya namun setelah dinego sama kondekturnya ternyata ngotot minta 20rb yaudah cuekin ajah daripada ribet entar. Jadi nyesel rasanya ga ikut Akas Green tadi dan akhirnya harus nungguin bus belakangnya lagi.
Cendana "Beruang Kutub"
16.10 : SR 9794 dengan driver pak Koicin memasuki area terminal Nganjuk yg langsung diserbu penumpang dan full seketika sehingga lagi-lagi membuat sya ga jadi naik.
16.15 : Karena sudah pasrah saat mendapati bahwa tak ada satu pun bus yg tidak full penumpang dan jam yg semakin mepet, akhirnya pilihan terakhir jatuh kepada SR 7581 yg baru saja memasuki terminal Nganjuk. Alhamdulillah masih tersisa hotseat sebelah kanan walaupun harus ndusel2 di tengah penumpang lain hehe...Bus berbody Nucleus 3 berselendang setra rombakan garasi SG ini langsung digass keluar terminal dan dipacu kencang menyusuri ringroad Nganjuk. Walaupun termasuk armada lawas, namun ga kalah kece sama armada yg baru2 dan lumayan minim gemblodak saat melintasi jalanan yg ga rata seperti ringroad Nganjuk ini.
Onboard SR 7581
16.24 : Lepas Sukomoro, RPM mesin Hino AK8 ini semakin dinaikkan dan aksi goyang kanan kiri pun mulai ditunjukkan saat mendahului kendaraan di depannya. Ga nyesel deh dapetnya driver muda yg josss.
Goyang Kanan Lepas Sukomoro
Goyang Kanan Lepas Sukomoro
16.35 : Melintas Baron udah mulai terlihat si Beruang Kutub Cendana tadi. Saat tersadar akan kedatangan SR 7581, Cendana langsung nampak kocar-kacir dan berusaha lari menjauh. Cendana yg biasanya cenderung kalem larinya langsung berubah menjadi agresif di jalan. Kedua bus ini terlibat aksi kejar-kejaran untuk berlomba merebut poin Braan.
Melintas Baron
Mengejar Cendana
16.40 : Aksi kejar-kejaran ini pun harus berakhir saat Cendana harus berhenti untuk menurunkan penumpangnya di depan RSUD Kertosono sehingga bisa dipastikan poin Braan saat itu bisa diraup semua oleh SR 7581.
Cendana lagi Menurunkan Penumpangnya
16.43 : Melintas Kertosono Lama, penampakan SR 9794 yg ternyata baru nyampe sini dari tadi membuat driver SR 7581 agak kecewa karena hanya menyisakan beberapa penumpang saja buat SR 7581.
Melintas Kertosono Lama
16.46 : SR 9794 akhirnya dikejar namun harus berjibaku dengan kemacetan dulu di jembatan Kertosono hingga Braan. Selepas Braan, barulah SR 7581 berhasil mendahului dan langsung ngacir meninggalkan SR 9794.
Mengejar SR 9794
17.02 : Melintas Perak terus mosak-masik di jalanan yg padat kendaraan ini.
Melintas Perak
17.12 : Memasuki Jombang.
Memasuki Jombang
17.20 : Melintas depan terminal Jombang tanpa masuk ke dalam terminalnya. Lepas Jombang, bus langsung dipacu kenceng dan mosak-masik mencari celah jalan yg kosong karena melihat Harapan Jaya yg mulai mendekat di belakangnya. Aksi bus yg kejar-kejaran kya gini menjadi pemandangan biasa di jalur Jombang-Surabaya demi mendapatkan poin di halte berikutnya.
Melintas Terminal Jombang
17.35 : Melintas Mojoagung, akhirnya Harapan Jaya tsb berhasil duluan saat SR 7581 lagi mengambil penumpang di terminal Mojoagung. SR 7581 pun kembali mengejar Harapan Jaya tsb namun udah keburu jauh larinya ditambah padatnya kendaraan yg membuat sulitnya mengambil alih posisi terdepan lagi.
Melintasi Mojoagung
17.53 : Terjebak macet cukup panjang di perempatan terminal Mojokerto dengan posisi Harapan Jaya masih unggul di depan SR 7581 selang sekitar 3 mobil saja.
Macet di Perempatan Terminal Mojokerto
17.55 : Saat kendaraan mulai bergerak lancar, tiba-tiba dari sisi kiri muncul kembali SR 9794 yg langsung ngacir mendahului SR 7581. Akhirnya kedua bus ini bersamaan memasuki terminal Mojokerto.
Memasuki Terminal Mojokerto Bareng SR 9794
18.12 : Lepas terminal Mojokerto, SR 9794 langsung on fire dan berhasil mengejar Harapan Jaya tadi di depan walaupun kondisinya lagi hujan cukup deras sedangkan driver SR 7581 nampaknya mulai tak bersemangat lagi memacu armadanya dan hanya nempel Harapan Jaya hingga memasuki bypass Krian.
Nempel Harapan Jaya
18.40 : Memasuki bypass Krian.
Memasuki Bypass Krian
18.48 : Memasuki garasi Sumber Group untuk ganti driver langsiran karena sepertinya jamnya udah mepet buat istirahat bagi driver SR 7581 ini. Gak kalah joss juga kok driver langsirannya yg membawa bus dari garasi menuju terminal Bungurasih.
Memasuki Garasi Sumber Group
19.00 : Hujan deras masih menemani perjalanan SR 7581 sejak keluar garasi hingga Surabaya sampai-sampai pandangan jalan menjadi agak terganggu akibat derasnya hujan.
Lepas Garasi Sumber Group
19.10 : Sempat terjebak macet di Sepanjang ditambah hujan yg semakin deras membuat bus hanya dipacu santai menuju Terminal Bungurasih.
Macet di Sepanjang
19.15 : Alhamdulillah sampai juga di depan RM. Koki Kita dengan kondisi hujan deres banget sehingga sya numpang berteduh dulu di warung tukang sate depan RM. Koki Kita yg baik hati.
SR 7581
19.30 : Udah 15 menitah neduh di tenda tukang sate ini, ternyata hujan tak kunjung berhenti dan malah makin menjadi deresnya. Akhirnya sya pun nekad menuju ke dalam RM. Koki Kita bagian reservasi tiket bus Patas SR buat mengkonfirmasi keberangkatan sya. Ini adalah kali pertama sya menginjakkan kaki di RM. Koki Kita jadi masih agak bingung awalnya dimana letak bagian reservasinya. 
RM. Koki Kita
Bagian Reservasi Tiket SR Patas
19.40 : Setelah konfirmasi tiket keberangkatan pada mbak petugasnya, sya pun memanfaatkan waktu buat numpang bersih diri dan sholat di RM. Koki Kita ini kemudian kembali menunggu kedatangan bus di dalam ruang reservasi tiket ini.
20.10 :  Sya diminta menunggu bus di pos satpam saja oleh mbak petugasnya karena ternyata udah jam 8 lebih yg artinya saatnya bagian reservasi tiket ini tutup hmmm...
20.35 : Menunggu kedatangan bus di depan pos satpam. Udah jam segini SR 7122 belum nampak melintas depan RM. Koki Kita padahal kata pak Satpam biasanya jam setengah 9 nan udah lewat. Mendadak panik mode on pastinya...
20.45 : Akhirnya pak Satpam menyarankan sya buat ke terminal Bungurasih aja buat mengejar keberangkatan SR 7122 yg seharusnya jam segini udah mulai persiapan di shelter, siapa tahu tadi udah lewat saat masih hujan deres. Dan alhamdulillah pak Satpam yg baik hati meminta rekannya untuk mengantarkan sya naik motor menuju terminal sehingga sya ga usah capek2 jalan kaki, terima kasih ya pak.
20.55 : Tiba di belakang shelter keberangkatan Patas Jogja/Semarang tetapi saat itu yg masih terparkir di shelter adalah Eka dan tak nampak bus selanjutnya yg bakal mengisi shelter adalah SR 7122. Nah loh jadi bingung plus galau dibuatnya, kemanakah SR 7122? Perpalkah?
Suasana Terminal Bungurasih
21.10 : Udah pukul 9 malam lebih tak juga muncul hilalnya SR 7122 sehingga sya pun menjadi panik dan memutuskan mencari mandor SR Patas biar dibantu mencari solusinya. Dan sya pun dipertemukan dengan mandoran SR Patas oleh mandoran SR/SS bumel. Mandoran SR Patas menjelaskan bahwa SR 7122 memang lagi perpal karena ga ada kondekturnya sehingga sya diikutkan armada SR 7116 yg berangkat sekitar jam 23.36 nanti setelah dikonfirmasi ke kantor. Harusnya bisa ikut SR 7115 yg lebih dulu parkir tapi karena SR 7115 pun jg perpal jadi terpaksa deh harus nungguin lama keberangkatan SR 7116, huffft...Gini amat ya nasibnya pertama kali mau naik bus patas gratisan.
23.10 : Setelah menunggu sekitar 2 jam dengan kondisi terkantuk-kantuk di emperan warung, akhirnya SR 7116 udah nampak memasuki area terminal Bungurasih. Pak mandor SR Patas pun langsung mengajak sya masuk ke dalam bus karena tahu betapa telernya sya terkatung2 nungguin bus selama itu. Hotseat sebelah kiri pun langsung sya amankan walaupun di tiket tertulis seat 12a, yg penting siapa cepat dia dapat hehe... SR 7116 ini merupakan salah satu bus patas SR generasi pertama yg memakai body All New Legacy SR1 sehingga belum dilengkapi dengan toilet dengan total seat sekitar 43 seats. Hotseat sebelah kiri dari SR 7116 ini memiliki keistimewaan yaitu legroomnya yg lebih luas dari sebelah kanan dan sepertinya paling luas di antara seluruh armada SR Patas sehingga sangat nyaman buat selonjoran mania.
SR 7116
Onboard SR 7116
Seat SR 7116 yang Lega
23.30 : SR 7116 mulai diparkirkan menuju shelter keberangkatan Patas Jogja setelah Eka (lupa nopolnya) diberangkatkan. Jadwal keberangkatan bus Patas Jogja/Magelang dini hari kaya gini cenderung lebih rapat daripada siang hari sehingga masing-masing bus hanya memiliki waktu 6-10 menit saja untuk ngetem.
SR 7116 Parkir Shelter
SR 7116 Parkir Shelter
23.36 : Hanya sekitar 6 menitan saja parkir di shelter kemudian bus dengan dapur pacu Hino RK8 ini diberangkatkan hanya membawa 7 penumpang saja sehingga serasa nyewa bus pribadi saja hehe... Seat jumbo khas sumber ini sangat nyaman untuk perjalanan jauh apalagi saat itu cuma sya aja yg menempati hotseat sebelah kiri ini hahay, namun perjalanan ini masih terganggu dengan suara kreket2 khas suspensi Hino RK8 ditambah kondisi kabin yg mulai agak gemblodak.
Berangkat dari Shelter Terminal Bungurasih
23.41 : Memasuki tamparan sempat berhenti sejenak berharap akan mendapatkan tambahan penumpang dari sini namun kenyataannya nihil dan langsung dipacu kencang meninggalkan terminal Bungurasih. Alhamdulillah perjalanan Surabaya-Solo ini dapat sya nikmati secara gratis berkat redbus (tarif aslinya 75 rb) walaupun untuk servis makannya nambah biaya sendiri sebesar 12rb.
Meninggalkan Terminal Bungurasih
23.52 : Melintas Trosobo, bus lumayan dipacu mosak-masik walaupun kalau udah terbiasa naik ATB bakalan menganggap bus ini hanya dipacu biasa2 saja padahal udah digeber 80-90 kpj. Cara mengemudi sang driver juga lumayan alus hanya saja sering bunyi tuh alarm RPM nya akibat seringnya melebihi batas ambang RPM yg disarankan sehingga jadi agak berisik sih.
Melintas Trosobo


HARI 3
00.02 : Melintas bypass Krian. Karena mulai terbuai dengan kenyamanan seat jumbo yg sya gunakan sendiri akhirnya sya pun tertidur zzzzz....
Melintas Bypass Krian
00.50 : Bangun-bangun ternyata udah memasuki wilayah Mojoagung dan masih sedikit ditemani hujan rintik-rintik.
Melintas Mojoagung
01.05 : Melintas Peterongan, tak terlalu banyak aksi yg disuguhkan dan cenderung santai. Bagi yg terbiasa naik bus ATB mungkin akan merasa kurang joss jika naik bus Patas ini karena memang berbeda orientasinya. Bus SR Patas ini lebih mengutamakan kenyamanan dan memang terbukti selama perjalanan ini sya lebih banyak dibuat bobomania oleh SR 7116 ini.
Melintas Peterongan
01.13 : Melintas depan Stasiun Jombang.
Melintas Depan Stasiun Jombang
01.35 : Melintas Braan, Kertosono berhenti sebentar di halte Braan untuk ngetem dulu nyari penumpang. Lepas Braan fix sya ga bisa melek lagi karena bener2 terbuai sama kenyamanan seat jumbo ini.
Ngetem Sebentar di Braan
02.25 : Bangun-bangun tenyata lagi antri di palang KA Bagor.
Melintas Bagor
02,30 : Melintas kawasan Wilangan hingga Saradan terpantau lalu lintas arah Madiun cukup padat yg memaksa SR 7116 terus melakukan aksi goyang kanan di jalur sempit nan meliuk2 ini.
Melintas Wilangan
Melintas Wilangan
02.57 : Melintas Caruban.
Melintas Caruban
03.15 : Memasuki terminal Madiun hanya sekedar lewat saja karena tak ada penumpang yg naik maupun turun di sini. Lepas terminal Madiun dan memasuki ringroad Madiun, terlihat SS 7582 dengan kencangnya dari arah Surabaya memasuki terminal. Ealah ternyata baru SR 7182 saja berarti yg berhasil mengasapi SR 7116 ini selama sya tertidur tadi.
Memasuki Terminal Madiun
03.28 : Melintas Jiwan, SS 7582 udah berhasil menempel ketat SR 7116 dari belakang yg kemudian digoyang kanan dengan kencang. Namun tak lama berselang posisi SS 7582 direbut kembali oleh SR 7116 sebelum memasuki Maospati.
DiOT oleh SS 7582
03.33 : Melintas Maospati. Sepanjang jalan Maospati-Ngawi yg lempeng dan sepi, bus terus dibejek dengan kenceng hingga terpantau lebih dari 100 kpj tanpa mampu diasapi kembali oleh SS 7582.
03.47 : Memasuki Ngawi Lama hanya sekedar lewat saja tanpa ada aktivitas menaik-turunkan penumpang di sini. Sang kondektur kemudian mulai siaran untuk memberi info bahwa sebentar lagi kita akan memasuki RM. Charis Indah untuk servis makan dan istirahat.
Memasuki Ngawi Lama
03.50 : Tak lama kemudian tibalah sya di RM. Charis Indah yg berada di pinggir jalan ringroad Ngawi ini. Ini merupakan momen yg ditunggu2 pada perjalanan kali ini yaitu makan prasmanan yg lebih tepatnya sarapan pagi yg kepagian di tempat yg baru hehe...Syangnya saat itu menu servis makan yg seharusnya sudah tersedia malah belum pada disiapkan dan baru saja dikeluarin oleh para petugas RMnya hmmm.... sehingga sya manfaatkan waktu dulu buat ke toilet dan shalat Subuh.
Servis Makan di RM. Charis Indah
04.00 : Kembali ke tempat servis makan, ternyata tinggal sya seorang yg belum mengambil servis makan sehingga sya pun cepat2 menukar kupon servis makan dengan menu sederhana yg telah tersedia. Kita boleh kok ambil sepuasnya menu prasmanan yg disediakan tetapi ya disesuaikan dengan porsi kita agar ga mubazir tentunya. Nasi, capcay, oseng tempe, ayam kari, krupuk dan sambel serta teh anget menjadi hidangan makan pagi sya saat itu sehingga terlihat moyong2 sepertinya hihihi....sayangnya lauknya diambilin sih jadi kurang sosss rasanya.
Kupon Servis Makan di RM. Charis Indah
Menu Servis Makan di RM. Charis Indah
04.10 : Kru SR 7116 mempersilakan penumpang untuk naik ke dalam bus karena bus akan segera diberangkatkan kembali. Sempat ada miss komunikasi saat kondektur menghitung jumlah kupon servis makan yg dikembalikan oleh pihak RM, ternyata masih ada seorang penumpang yg belum menukar kupon servis makan padahal semua penumpang udah merasa mengambil servis makan saat ditanya. Akhirnya entah gimana kelanjutannya karena bus langsung diberangkatkan lagi.
Berangkat dari RM. Charis Indah
04.13 : Memasuki dan muterin terminal Kertonegoro Ngawi dulu yg masih nampak sepi pagi ini.
Memasuki Terminal Kertonegoro Ngawi
04.20 : Melintas depan RM. Duta mulai pemanasan dengan menggoyang kanan kendaraan di depannya.
Melintas Depan RM. Duta
04.26 : Memasuki kawasan alas Sidowayah, kembali aksi goyang kanan mulai ditunjukkan di lintasan meliuk-liuk sepanjang alas Sidowayah ini. Performa bus Patas yg sebenarnya sepertinya baru sya rasakan di sini dan ga kalah sama bus ATB kenekatannya.
Memasuki Alas Sidowayah
04.45 : Berlanjut memasuki alas mantingan masih disuguhkan aksi manufer-manufer yg joss sepanjang melintas jalur meliuk-liuk ini.
Memasuki Alas Mantingan
05.13 : Bangun-bangun ternyata udah sampai di Tunjungan dan pemandangan gelap mulai beranjak menjadi terang benderang berganti datangnya pagi.
Melintas Tunjungan
05.16 : Melintas paldaplang kembali disuguhkan aksi goyang kanan dalam mendahului kendaraan di depannya dan cukup membuat mata ini merem melek dibuatnya.
Goyang Kanan di Paldaplang
Goyang Kanan di Paldaplang
05.20 : Melintas Pilangsari, hanya ada pemandangan para penglaju yg lagi nungguin bus ATB di sekitar depan masjid Pilangsari.
Melintas Pilangsari
05.25 : Memasuki kota Sragen.
Memasuki Kota Sragen
06.00 : Melintas Jebres udah mulai ramai dengan kendaraan.
Melintas Jebres
06.07 : Alhamdulillah sampai juga di Solo dan sya memilih turun di Taman Tirtonadi saja agar lebih mudah untuk menunggu bus ATB tujuan Jogja di sini. 
Tiba di Taman Tirtonadi Solo
06.12 : Tak perlu menunggu lama, sesosok Mira 7827 dengan body new discovery datang menghampiri sya dan beberapa penumpang lain yg juga sudah menunggu lanjut memasuki terminal Tirtonadi. Ternyata Mira 7827 ini lagi nyadangi Mira 7166, pantesan aja kok tumben banget jam segini ada Mira New Discovery yg ngeline. Alhamdulillah masih kebagian hotseat untuk perjalanan Solo-Jogja sebagai etape terakhir kali ini.
Memasuki Terminal Tirtonadi
06.17 : Lepas Terminal Tirtonadi, Mira 7827 dengan mesin Hino AK8 ini hanya dipacu santai menyusuri jalanan Solo-Jogja yg udah mulai rame dan padat kendaraan.
Lepas Terminal Tirtonadi
06.37 : Melintas Kartosuro.
Melintas Kartosuro
06.52 : Melintas Delanggu.
Melintas Delanggu
07.18 : Memasuki terminal klaten untuk absen jumlah penumpang pada pak Dishub dulu. Lepas terminal Klaten, bus tak terlalu dipacu kenceng dan masih cenderung santai sehingga sya pun tertidur kembali hingga bangun2 udah nyampe Prambanan.
Lepas Terminal Klaten
07.38 : Melintas Prambanan ternyata SR 7003 udah berada di depan Mira 7827 ini. Efek ndledek berkepanjangan jadi ga tahu kapan SR 7003 tadi nyalip bus yg sya naiki ini hehe... Akhirnya konvoi sportif dari kedua bus ini pun berlangsung hingga sya turun di Janti.
Melintas Prambanan
08.00 : Alhamdulillah mendarat dengan selamat di Janti masih barengan sama SR 7003. Lanjut mlipir dulu ke arah barat di depan Honda Anugerah untuk order grab bike karena check point area Janti buat ojek online adalah di situ biar ga kress sama ojek lokal. 
Tiba di Janti
08.20 : Sampai di kos langsung bersih diri dan dilanjutkan dengan hibernasi fullday hehe... Walaupun touring kali ini masih ada ketidaksesuaian dengan KPS yg disusun tetapi alhamdulillah masih memberikan sensasi perjalanan yg berkesan karena di setiap perjalanan memiliki kisah dan cerita yg berbeda. 


Tarif :
Jogja-Solo : 10k (Po. Mira ATB)
Solo-Braan : 28k (Po. Sugeng Rahayu ATB)
Braan-Kediri : 6k (Po. Harapan Jaya ATB)
Kediri-Tulung Agung : 5k (Po. Pelita Indah Bumel)
Tulung Agung-Ponorogo : 15k (Po. Damri Perintis)
Ponorogo-Nganjuk : 11k (Po. Restu Panda ATB)
Nganjuk-Surabaya : 15k (Po. Sugeng Rahayu ATB)
Surabaya-Solo : Free of Charge (Po. Sugeng Rahayu Cepat)
Solo-Jogja : 10k (Po. Mira ATB)

Berikut ini keseluruhan karcis yg diperoleh dalam perjalanan kali ini...

9 comments:

  1. mantap bos....
    ditunggu touring sooouuus selanjutnya...

    ReplyDelete
  2. lha iki sing di tunggu"..caper jalur ndeso..nek ono award caper bus iso menang blogmu mas dab..tetep suuoossss mas dab

    ReplyDelete
  3. Mas klo dari banyuwangi ke nganjuk jam berapa berangkatnya ?
    Di terminal mn ? Aq di ketapang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa ke terminal karangente dulu mas nnti naik mila/akas asri dari situ, jdwal udah ada di blog sya ini

      Delete
  4. Kok numpak SR e ra di bablaske jogja sisan mas?

    ReplyDelete
  5. Mas, sebenarnya coba naik beruang. Biar tau sensasi nya

    ReplyDelete